20 sebanyak 80 L 1:4 sampai seluruh serat terendam, ditutup dan disimpan selama
2×24 jam terlindung dari cahaya dan kedap udara sambil sering diaduk, kemudian disaring hingga didapat maserat. Ampas serat dimaserasi kembali selama 2×24
jam sebanyak 2 kali menggunakan prosedur yang sama. Kemudian, seluruh hasil maserasi digabung, diserkai, dan dienap tuangkan. Dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu ±40°C hingga diperoleh ekstrak kental minyak. Ekstrak kental tersebut kemudian disentrifuge untuk mengendapkan asam lemak bebas
dan filtratnya diambil sebagai sampel untuk melakukan formulasi sediaan krim.
3.4 Karakterisasi Serat dan Ekstrak Serat Mesokarp Kelapa Sawit 3.4.1 Penetapan kadar air serat mesokarp kelapa sawit
Ditimbang serat di dalam cawan yang sudah dikeringkan sebanyak 10 g. Selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 110°C selama 3 jam.
Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang setiap 30 menit pada periode pengeringan sampai diperoleh berat konstan.
Rumus: Kadar air=
W 1 − W2
W 1
×
100 Keterangan: W1 = Berat serat sebelum dikeringkan
W2 = Berat serat setelah dikeringkan
3.4.2 Penetapan kadar air ekstrak serat mesokarp kelapa sawit
Sebanyak 10 gram ekstrak yang sudah dilelehkan tersebut ke dalam wadah kering. Keringkan di dalam oven pada suhu 130°±2°C selama 30 menit, kemudian
segera masukkan ke dalam desikator, dinginkan selama 15 menit, lalu timbang. Ulangi pengeringan dalam oven selama 30 menit, pendinginan dalam desikator
21 dan penimbangan beberapa kali, sampai selisih berat antara 2 penimbangan
berturut-turut tidak melebihi 0,02 dari berat sampel SNI 01-2901-2006. Rumus:
Kadar air=
W 1 − W2
W 1
×
100 Keterangan: W1 = Berat ekstrak sebelum dikeringkan
W2 = Berat ekstrak setelah dikeringkan
3.4.3 Penetapan asam lemak bebas ekstrak serat mesokarp kelapa sawit
Ekstrak dalam keadaan cair sebelumnya dipanaskan tidak boleh lebih dari 10°C diatas titik leleh. Ditimbang sampel dalam botol sampel atau erlenmeyer 250
ml sebanyak 1 g. Selanjutnya ditambahkan alkohol yang telah dinetralisasi sebanyak 50 ml kemudian ditambahkan 1 - 2 tetes indikator phenolphthalein PP.
Kemudian dititrasi dengan kalium hidroksida yang telah distandarisasi sampai terbentuk warna merah muda merah jambu yang stabil untuk minimal selama 30
detik SNI 01-2901-2006. Rumus:
ALB=
VT × N ×BM asam palmitat BS ×1000
× 100
Keterangan: N = Normalitas KOH BM asam palmitat = 256 gmol
BS = Berat sampel VT = Volum titrasi
3.4.4 Penetapan bilangan DOBI Deterioration of Bleachability Index ekstrak
serat mesokarp kelapa sawit
Ditimbang 0,1 g ekstrak dimasukkan ke dalam labu ukuran 10 ml. Kemudian ditambahkan n-heksan sampai garis tanda. Dibaca absorbansi di
spektrofotometer UV- Vis pada λ = 269 nm dan λ = 446 nm.
Rumus: DOBI =
Absorbansi λ=446 nm
Absorbansi λ=269 nm
22
3.4.5 Penetapan kadar karoten ekstrak serat mesokarp kelapa sawit
Dilelehkan ekstrak dibawah titik leleh. Kemudian ditimbang 0,0445 g sampel dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Lalu ditambahkan n-heksan
sampai garis tanda LIB dihomogenkan dan diambil 100 µl dari LIB kemudian diencerkan di labu tentukur 10 ml dengan n-heksan sampai garis tanda. Diukur
absorbansinya pada panjang gelombang λ = 446 nm PORIM, 1998.
Rumus: Total karotenoid ppm =
B BMKaroten
Abs V
× ×
Keterangan: V = Volume pengenceran
Abs = Absorbansi BM Karoten = 383 gmol
B = Berat sampel yang ditimbang
3.5 Pengujian Aktivitas Antioksidan 3.5.1 Prinsip metode peredaman radikal bebas DPPH