Analisis Regresi Goal Orientation Self-Efficacy Dengan Prestasi Analisis Tambahan

memiliki goal orientation seimbang dan antara santri yang memiliki mastery goal orientation dengan siswa yang memiliki goal orientation seimbang. Dari uji beda tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.11 Mean dan standar deviasi GO N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 2.00 48 74.5690 7.47426 1.07882 PB 3.00 14 73.4021 5.81310 1.55362 Pada kolom GO, angka 2.00 menunjukkan mastery goal orientation dan 3.00 menunjukkan goal orientation seimbang. mastery goal orientation memiliki mean 74.5690 dengan standar deviasi 7.47426 dari 48 responden. Sedangkan goal orientation seimbang memiliki mean 73.4021 dengan standar deviasi 5.81310 dari 14 responden. Tabel 4.12 Uji beda prestasi belajar mastery goal orientation dengan goal orientation seimbang Levenes Test for Equality of Variances F Sig. Equal variances assumed 2.737 .103 PB Equal variances not assumed 76 Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa taraf signifikansi yang tertera pada tabel adalah sebesar 0.103 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05; maka dapat diartikan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki varian prestasi belajar yang tidak berbeda. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara santri dengan mastery goal orientation dengan santri yang memiliki goal orientation seimbang. Tabel 4.13 Mean dan standar deviasi GO N Mean Std. Deviation Std. Error Mean 1.00 43 72.5979 5.32886 .81264 PB 3.00 14 73.4021 5.81310 1.55362 Pada kolom GO, angka 1.00 menunjukkan performance goal orientation dan 3.00 menunjukkan goal orientation seimbang. Performance goal orientation memiliki mean 72.5979 dengan standar deviasi 5.32886 dari 43 responden. Sedangkan goal orientation seimbang memiliki mean 73.4021 dengan standar deviasi 5.81310 dari 14 responden. Tabel 4.14 Uji beda prestasi belajar mastery goal orientation dengan goal orientation seimbang Levenes Test for Equality of Variances F Sig. 77 Equal variances assumed .066 .799 PB Equal variances not assumed Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa taraf signifikansi yang tertera pada tabel adalah sebesar 0.799 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05; maka dapat diartikan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki varian prestasi belajar yang tidak berbeda. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan prestasi belajar antara santri dengan performance goal orientation dengan santri yang memiliki goal orientation seimbang. Bila dilihat secara keseluruhan maka diketahui bahwa santri yang mencapai prestasi paling tinggi diantara sampel adalah santri yang memiliki mastery goal orientation. Sedangkan santri yang memiliki performance goal orientation memiliki prestasi belajar lebih rendah dari pada santri yang memiliki mastery goal orientation dan santri yang memiliki goal orientation seimbang. 78

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji analisis data yang diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a. Hampir sebagian 45,71 santri memiliki mastery goal orientation, dan hampir sebagian lainnya 40,95 santri memiliki performance goal orientation , hanya 13,33 santri yang memiliki orientasi seimbang antara mastery dan performance goal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak santri yang memiliki mastery goal orientation adalah yang paling banyak. b. Pada umumnya 81,9 santri memiliki self-efficacy sedang, hanya 11,42 santri yang memiliki self-efficacy yang tinggi, dan 6,6 santri yang memiliki self-efficacy rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut memiliki self- efficacy sedang. c. Sebagian besar 58,09 santri memiliki prestasi belajar sedang, hanya 20,09 santri memiliki prestasi belajar tinggi, dan juga hanya 20,09 santri yang memiliki prestasi belajar rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut memiliki prestasi belajar rendah. 79 d. Ada perbedaan prestasi belajar antara santri yang tergolong miliki performance goal orientation dengan santri yang tergolong memiliki mastery goal orientation . Dalam hal ini santri dengan mastery goal orientation memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dari pada santri dengan performance goal orientation. e. Tidak ada hubungan yang signifikan self-efficacy dengan prestasi belajar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut. f. Goal orientation dan self-efficacy hanya memberikan kontribusi sebesar 0,7 terhadap variabel prestasi belajar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat klasifikasi goal orientation, tingkatan self- efficacy , dan tingkatan prestasi belajar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar santri yang memiliki orientasi performance dengan santri yang memiliki orientasi mastery , hubungan self-efficacy dengan prestasi belajar, dan seberapa besar kontribusi goal orientation dan self-efficacy terhadap prestasi belajar pada santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut. Dari hasil penyebaran instrumen goal orientation dilketahui bahwa lebih banyak santri dengan mastery goal orientation dari pada santri dengan performance goal orientation . Ini berarti lebih banyak santri yang berorientasi untuk menguasai materi secara mendalam dan menggali sebanyak-banyaknya 80