Faktor lingkungan Faktor-faktor yang mempengaruhi goal orientation

3. Pemberian penghargaan bagi prestasi belajar Recognition 4. Pengorganisasian kelas sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan berinteraksi Grouping. 5. Pelaksanaan evaluasi Evaluation 6. Penggunaan waktu di kelas yang berkaitan dengan penentuan waktu penyelesaian tugas oleh siswa dan fleksibilitas jadwal kegiatan Time dalam Suprayogi, 2007: 314. Schunk 1996 dalam Brown Mathews, 2003: 107 memimpin sebuah studi pada setting kelas untuk menyelidiki pengaruh prestasi goal orientation pada suatu bidang kemampuan tertentu. Sama halnya dengan sebuah penelitian pada setting laboratorium, guru memberikan instruksi yang berbeda untuk learning dan performance goal. Hasil menunjukan bahwa siswa dengan learning goal memiliki motivasi dan prestasi lebih tinggi dari pada siswa dengan performance goal. Hasil tersebut menunjukan bahwa bermacam-macam goal yang ada dalam kelas dapat mempengaruhi goal perception dan prilaku prestasi akademik. Prestasi goal orientation sangat penting sebagai prediktor hasil belajar siswa pada di lingkungan pendidikan. Para peneliti telah memberikan perhatian yang lebih pada variabel lingkungan kelas yang dibutuhkan untuk menguji learning goal orientation dengan performance goal orientation Church, Elliot, Gable, 2001 dalam 32 Brown Mathews, 2003: 107. Para peneliti telah menganjurkan sebuah variabel seperti suatu instruksi dan manajemen praktik yang digunakan guru dapat mempengaruhi tipe tujuan prestasi yang dimiliki siswa Ames Ames, 1981; Kaplan Maehr, 1999; Meece, 1991 dalam Brown Mathews, 2003: 107. Salah satu dari instruksi dan manajemen praktik yang digunakan guru di kelas adalah struktur evaluasi yang digunakan guru pada praktik sehari-hari di kelas. Dari penelitian di atas dapat dilihat bahwa struktur evaluasi belajar yang digunakan di kelas juga dapat mempengaruhi goal orientation. Selanjutnya goal orientation yang berbeda tersebut dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar dan prestasi akademik siswa di lingkungan sekolah. Siswa yang memiliki orientasi penguasaan memiliki motivasi dan prestasi belajar yang lebih tinggi dari siswa dengan orientasi pada kinerja. Hasil penelitian ini dapat menunjukan bahwa struktur evaluasi yang digunakan guru di kelas harus di setting sedemikian rupa agar siswa dapat menggunakan goal orientation yang mereka miliki dan kemudian menjadi salah satu faktor yang mendukung prestasi belajar mereka. Walaupun demikian, penelitian dari Printrich yang telah dikemukakan sebelumya juga patut perhatikan. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan hasil bahwa siswa yang memiliki orientasi tujuan ganda akan lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang memiliki satu orientasi tujuan saja. Karena dengan demikian, siswa 33 dapat meraih kedua tujuan secara sekaligus. Menguasai materi yang diberikan guru secara mendalam dan mendapatkan nilai yang tinggi pada hasil akhirnya. Hal ini tentu saja lebih baik dari pada siswa yang memiliki satu orientasi tujuan saja.

2.2.3 Dimensi-dimensi goal orientation

Ada banyak teori dimensi goal orientation yang berbeda, tapi dua yang selalu diwakili dalam dimensi goal orientation adalah learning dan performance goal Dweck Leggett, 1988; Elliot Dweck, 1988 dalam Pintrich Schunk, 2008: 184 yang juga disebut sebagai task involved dan ego-involved goals Nicholls, 1984 dalam Pintrich Schunk, 2008: 184, mastery and performance goals, dan task-focused dan ability-focused goals. Ada beberapa perbedaan pendapat di antara para peneliti tentang apakah semua pasangan ini mewakili goals dengan konstruksi yang sama Nicholls, 1990 dalam Pintrich Schunk, 2008: 184, tetapi itu merupakan konseptual yang cukup tumpang tindih dalam memperlakukan hal yang serupa. Sebagai contoh, Pintrich dan rekan-rekannya mengukur goal orientation ekstrinsik dimana fokusnya adalah untuk mendapatkan nilai bagus, bersekolah untuk mendapatkan penghargaan dan hak istimewa, atau menghindari masalah, juga dibahas peran goal orientation ekstrinsik dalam belajar dan prestasi. Nicholls dan koleganya menemukan dua goals lain, di 34 luar ego dan task-involved goals, yang mereka namakan work avoidance and academic alienation Pintrich Schunk, 2008: 186. Tokoh-tokoh yang berbicara tentang goal orientation mengemukan dimensi-dimensi yang berbeda. Meskipun dimensi yang dikemukakan berbeda-beda, namun inti dari setiap dimensi tersebut hampir sama, yaitu orientasi pada penguasaan dan orientasi terhadap kinerja. Tokoh-tokoh yang mengemukakan teori goal orientation diantaranya Pintrich Schunk, 2008: 185 : • Dweck, dimensi yang dikemukakan adalah learning goal dan performance goal • Ames, dimensi yang dikemukakan adalah mastery goal dan performance goal • Midgley dan Colleagues, dimensi yang dikemukakan adalah task-focused, performance approach, dan performance avoid • Nicholls, dimensi yang dikemukakan adalah task orientation dan ego orientation Berdasarkan beberapa istilah goals yang telah dikemukakan yang hampir sama maksudnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil dimensi dari grand theory yang dikemukakan oleh Ames yang menyatakan bahwa goal orientation memiliki dua dimensi, yaitu mastery goals dan performance goals. 1 Mastery goals Orientasi Penguasaan Mastery goal orientation didefinisikan sebagai fokus pada pembelajaran, menguasai tugas sesuai dengan aturan standar diri atau peningkatan diri, 35