Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

Pada dasarnya, semua siswa memiliki kesempatan untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan, namun hal tersebut perlu didukung oleh berbagai faktor. Diantara faktor-faktor tersebut adalah goal orientation dan self-efficacy. Goal orientation bisa merupakan mastery goal berarti siswa berorientasi pada penguasaan materi yang mendalam, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan atau mengembangkan kompetensi, berusaha untuk mencapai sesuatu yang menantang, dan mencoba untuk mendapatkan pemahaman atau wawasan, sedangkan performance goal menyatakan bahwa siswa lebih berorientasi pada kemampuan mereka, dan memperlihatkan kinerja mereka kepada orang lain, dan ingin menjadi yang lebih baik daripada yang lain. Siswa yang memiliki goal orientation, baik mastery goal atau performance goal tetap dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi prestasi belajar siswa self- efficacy yang meliputi level atau tingkat kesulitan tugas, generality atau kemampuan secara umum, dan strength atau kemampuan siswa dalam menghadapi tugas-tugas belajar yang diberikan. Apabila self-efficacy dalam belajar yang dimiliki tinggi, maka dapat meningkatkan prestasi belajar, sebaliknya, apabila self-efficacy dalam belajar yang dimiliki rendah, maka hal tersebut memungkinkan terjadinya penurunan prestasi belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Schunk menunjukkan bahwa siswa dengan mastery goal memiliki motivasi dan prestasi lebih tinggi dari pada siswa dengan performance goal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bermacam-macam 51 goal yang ada dalam kelas dapat mempengaruhi goal perception dan prilaku prestasi akademik. Namun, Penelitian-penelitian terbaru seperti yang dilakukan oleh Pintrich dan Arias mengenai goal orientation mengatakan bahwa siswa dengan performance goal belum tentu memiliki prestasi yang buruk. Siswa tersebut dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi, terlebih lagi apabila performance goal juga diiringi dengan adanya mastery goal sekaligus. Maka tidak dapat divonis bahwa siswa yang memiliki performance goal memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dari pada siswa yang memiliki mastery goal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jahja dkk 2009 mengenai prestasi belajar, ditemukan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh self-efficacy yang mereka miliki. Siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah cenderung memiliki prestasi yang rendah pula. Diduga siswa yang memiliki perbedaan antara mastery goal dengan performance goal akan memiliki prestasi belajar yang berbeda pula, namun belum dapat dipastikan dimensi mana yang memiliki prestasi yang lebih tinggi. Sedangkan, siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi diduga dapat memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah pula. Bagan 2.1 Kerangka berpikir Go a l Orie nta ti ma ste ry BELA JA R Pre sta si b e la ja r p e rfo rma n 52

2.5. Hipotesis

1. Hipotesis pertama

H : Tidak ada Perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara santri yang memiliki performance goal orientation dengan santri yang memiliki mastery goal orientation di Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut. H a : Ada Perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara santri yang memiliki performance goal orientation dengan santri yang memiliki mastery goal orientation di Pesantren Persatuan Islam Tarogong Garut.

2. Hipotesis kedua

H : Tidak ada hubungan positif yang signifikan self-efficacy dengan prestasi belajar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong, Garut 53 H a : Ada hubungan positif yang signifikan self-efficacy dengan prestasi belajar santri Pesantren Persatuan Islam Tarogong, Garut

3. Hipotesis ketiga