Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy
∗ Kegagalan menurunkan efikasi, kalau orang merasa sudah berusaha sebaik mungkin.
∗ Kegagalan dalam suasana emosionalstress, dampaknya tidak seburuk bila kondisinya optimal
∗ Kegagalan setelah seseorang memiliki efikasi yang kuat, dampaknya tidak seburuk kalau kegagalan itu terjadi pada orang yang keyakinan efikasinya
belum kuat. ∗ Orang yang biasa berhasil, sesekali gagal tidak mempengaruhi efikasi.
Setelah memiliki self-efficacy yang kuat dapat dikembangkan melalui mengulangi keberhasilan. Kegagalan kadang-kadang tidak memiliki pengaruh
banyak terhadap penilaian dari kemampuan seseorang Bandura, 1986: 399. 2.
Pengalaman orang lain Vicarious experiences diperoleh melalui model sosial. Self-efficacy
akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya self- efficacy akan menurun ketika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira
sama dengan dirinya ternyata gagal. Kalau figur yang diamati berbeda dengan diri si pengamat, pengaruh orang lain tidak besar. Sebaliknya ketika
mengamati figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan oleh figur yang diamatinya itu
dalam jangka waktu yang lama Alwisol, 2004. Penilaian self-efficacy sebagian dipengaruhi oleh pengalaman orang
lain. Melihat atau memvisualisasikan orang lain melalui pengamatan berhasil meningkatkan persepsi diri tentang keberhasilan bahwa mereka juga memiliki
46
kemampuan untuk menguasai kegiatan yang sebanding Bandura, Adams, Hardy, Howells, 1980; Kazdin, 1979 dalam Bandura, 1986: 399.
Pengalaman orang lain dapat meyakinkan diri bahwa jika orang lain bisa melakukannya, maka harus mampu mencapai hal yang sama setidaknya
beberapa peningkatan kinerja Bandura, 1986: 399. Self-efficacy dapat diubah dengan mudah oleh pengaruh model yang
relevan ketika orang telah memiliki pengalaman sebelumnya yang menjadi dasar evaluasi kompetensi pribadi mereka Bandura, 1986: 399-400. Melihat
orang lain yang mirip dengannya berhasil dalam suatu kinerja dapat meningkatkan keyakinan pada diri pengamat bahwa ia juga memiliki
kemampuan untuk menguasai kegiatan yang serupa Yahrini Hawadi, 2008.
3. Persuasi verbalPersuasi sosial Persuasi verbal secara luas digunakan untuk mencoba membujuk orang
mempercayai bahwa mereka memiliki kemampuan yang akan memungkinkan mereka untuk mencapai apa yang mereka cari. Sosial persuasi saja mungkin
terbatas pada kekuatannya untuk peningkatan self-efficacy, tetapi dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja sukses jika penilaian ada dalam batas-
batas yang realistis. Orang-orang yang membujuk secara lisan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menguasai tugas-tugas yang diberikan cenderung
memobilisasi upaya berkelanjutan yang lebih besar daripada jika mereka memiliki keraguan diri Bandura, 1986: 400.
47
Self-efficacy juga dapat diperoleh, diperkuat dan dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas. Tetapi pada kondisi yang
tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi self-efficacy. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang
dipersuasikan Alwisol, 2004. 4.
Keadaan emosi Sebagian orang mengandalkan informasi dari keadaan fisiologis
mereka dalam menilai kemampuan mereka Bandura, 1986: 401. Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi self-efficacy di
bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi self-efficacy. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi yang tidak berlebihan,
dapat meningkatkan self-efficacy. Perubahan sumber tingkah laku akan terjadi kalau sumber ekpektasi Self-efficacy berubah. Pengubahan Self-
efficacy banyak dipakai untuk memperbaiki kesulitan dan adaptasi tingkah laku orang yang mengalami berbagai masalah behavioral.