169
kemiskinan. Masyarakat yang terpinggirkan tidak dapat mengakses sumberdaya seperti lahan seperti pada banyak wilayah sebagai dampak dari suatu kebijakan.
6.7. Pantai Pesisir
Hasil identifikasi faktor penciri kemiskinan menunjukkan bahwa variabel- variabel yang mempunyai pengaruh besar terhadap konsumsi keluarga pada
agroekosistem pantaipesisir adalah jenis bahan bakar minyak tanah, luas lantai per kapita, persentase pengeluaran untuk makanan 25.1-50
persen, persentase pengeluaran untuk makanan 50.1 -100 persen, dan sumber penerangan listrik.
Tabel 46 menjelaskan bahwa ada satu variabel penciri yang paling besar pengaruhnya terhadap kemiskinan di agroekosistem pantaipesisir yaitu
pengeluaran untuk makanan 50.1-75 persen. Variabel lainnya yang berpengaruh adalah jenis bahan bakar memasak: minyak tanah. Hal ini memberi makna
bahwa kemiskinan sensitif terhadap gejolak harga bahan bakar minyak dimana saat ada kenaikan harga maka jumlah rumahtangga miskin akan bertambah.
Tabel 46. Pengaruh Beta Untuk Variabel Dengan Beta Lebih Dari 0.10 di PantaiPesisir
Variabel GK
GK110 GK120
Jenis Bahan Bakar Memasak : Minyak tanah 13.1
15.9 15.9
Jenis Dinding : Tembokkayulainnya
11.8 11.8
Luas lantai perkapita : 10 m
2
21.3 22.8
22.8 Pengeluaran untuk makanan 25.1 -50
21.2 23.9
23.9 Pengeluaran untuk makanan: 50.1 -75
117.4 120.1
120.3 Sumber Penerangan: Listrik
12.3 11.2
11.1 Sumber air minummasak: Pompa
12.9 11.9
Sumber: Hasil Perhitungan. Keterangan: GK=Garis Kemiskinan
Nilai dalam dansel yang kosong berarti
0.10 Pada skenario GK dinaikkan 10 persen dan GK dinaikkan 20 persen
maka yang menjadi penciri utama adalah: bahan bakar minyak tanah, jenis
170
dinding tembok, luas lantai per kapita, persentase pengeluaran untuk makanan 25.1-50 persen, persentase pengeluaran untuk makanan 50.1-100 persen,
sumber penerangan listrik, dan sumber air minum. Jadi, ada dua penciri utama yang bertambah, yaitu jenis dinding tembok dan sumber air minum.
Penelitian ini menemukan bahwa variabel penciri kemiskinan sangat terkait dengan kondisi fisik rumahtangga, kondisi ekonomi rumahtangga, dan
infrastruktur fisik dan sosial. Variabel-variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap terjadinya kemiskinan di agroekosistem ini. Variabel kondisi fisik
rumahtangga bisa diartikan sebagai aset fisik ataupun sebagai aset produktif. Sementara di sisi lain, karena infrastruktur fisik dan sosial juga terbatas
seperti terbatasnya sarana prasarana pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana transfortasi, maka pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup
semakin besar akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin mahal. Lebih jauh, dengan akses transportasi dan komunikasi
yang sulit, maka akan menghambat penyesuaian-penyesuaian dalam proses pasar tenaga kerja dan keputusan untuk migrasi atau berpindah dan mencari
nafkah di tempat lain. Di lain pihak, pengeluaran sangat ditentukan oleh dua variabel penciri
yang paling besar pengaruhnya terhadap kemiskinan di agroekosistem pantai yaitu pengeluaran untuk makanan 50.1-75 persen. Variabel ini menjelaskan
bahwa jika ada kenaikan harga makanan, seperti kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok lainnya, maka akan memberi dampak yang besar terhadap
peningkatan insiden kemiskinan dipantai. Variabel lainnya yang berpengaruh cukup besar adalah jenis bahan bakar memasak minyak tanah. Sehingga jika
terjadi gejolak kenaikan harga bahan bakar minyak maka insiden kemiskinan akan meningkat. Tabel 47 memperlihatkan kelompok variabel penciri.
171
Tabel 47. Variabel Penciri Kemiskinan di PantaiPesisir
Variabel Penciri Kelompok
Jenis Bahan Bakar Memasak: Minyak tanah Infrastruktur fisik
Jenis Dinding: Tembokkayulainnya Kondisi fisik rumahtangga
Luas lantai perkapita: 10 m
2
Kondisi fisik rumahtangga Pengeluaran untuk makanan 25.1- 50
Kondisi ekonomi keluarga Pengeluaran untuk makanan: 50.1 - 75
Kondisi ekonomi keluarga Sumber Penerangan: Listrik
Infrastruktur fisik Sumber air minummasak: Pompa
Infrastruktur fisik Sumber: Hasil Perhitungan
.
VII. KEBIJAKAN PENGURANGAN KEMISKINAN