Perubahan Tingkat Bunga DAMPAK PERUBAHAN VARIABEL EKONOMI DAN TEKNIS

2012 168.36 67.76 22.24 168.43 67.69 22.31 168.42 67.70 22.30 2013 167.61 68.51 21.49 167.68 68.44 21.56 167.67 68.45 21.55 2014 166.86 69.26 20.74 166.94 69.18 20.82 166.93 69.19 20.81 2015 166.11 70.01 19.99 166.20 69.92 20.08 166.19 69.93 20.07 2016 165.36 70.76 19.24 165.45 70.67 19.33 165.44 70.68 19.32 2017 164.61 71.51 18.49 164.71 71.41 18.59 164.70 71.42 18.58 2018 163.86 72.26 17.74 164.00 72.12 17.88 163.99 72.13 17.87 2019 163.11 73.01 16.99 163.30 72.83 17.18 163.29 72.84 17.17 2020 162.36 73.76 16.24 162.59 73.53 16.47 162.58 73.54 16.46 Sumber: Olahan data Keterangan: Vsa 1 = volume stok air Waduk Sengguruh Vss 1 = volume stok sedimen Waduk Sengguruh Vks 1 = volume sedimen yang dikeruk Waduk Sengguruh

9.2. Perubahan Tingkat Bunga

Penurunan tingkat bunga dari 10 menjadi 5 tidak mempengaruhi perubahan keputusan aktivitas optimal baik pada sub-sistem hulu waduk maupun sub-sistem ekologi bendungan-waduk. Dari perspektif ekonomi sumberdaya secara umum, tingkat bunga mempengaruhi kuantitas ekstrasi. Keputusan ekstrasi sumberdaya alam tergolong keputusan suatu transfer penggunaan dari periode waktu berikutnya ke periode sekarang yang mecerminkan karakteristik keputusan investasi, dimana tingkat bunga sangat berperan Randall, 1981. Secara eksplisit Pearce dan Turner 1990 menjelaskan bahwa salah satu dari beberapa parameter yang mempengaruhi harga dan kuantitas optimal intertemporal adalah tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga tidak merubah aktivitas optimal paket pola tanam dan debit outflow waduk. Perubahan tingkat bunga hanya berpengaruh pada besarnya UCSE dan OFCE sebagaimana terdapat pada Tabel 42 dan Tabel 43. Penurunan tingkat bunga dari 10 menjadi 5 menyebabkan UCSE dari skenario 2 relatif lebih besar daripada UCSE pada model dasar. Fenomena tersebut sejalan dengan hasil kajian Walker 1982 dan Van Kooten et al. 1989; diuraikan bahwa hubungan antara tingkat diskonto dan variabel waktu t dengan besarnya UCSE menunjukkan semakin tinggi tingkat diskonto, PV UCSE per hektar semakin kecil. Pada Tabel 42 tampak bahwa besarnya UCSE pola tanam Pd-Pd-Sy pada lahan sawah kemiringan I hampir sama dengan sawah kemiringan II. Disamping itu, UCSE tertinggi terjadi pada pola tanam Kentang-Wortel lahan tegal kemiringan I dan terendah pada pola tanam apel lahan tegal kemiringan II. Tabel 42. Pendugaan Harga Bayangan Ketebalan Lapisan Tanah Berbagai Pola Tanam Optimal Sub-Sub DAS Sumber Brantas Menurut Fungsi Lahan dan Skenario Perubahan Tingkat Bunga dan Pengurangan Lahan Hutan Produksi ribuRpcmha Tahun Sawah I Sawah II Tegal I Tegal II Dasar Skenario 2 Skenario 3 Dasar Skenario 2 Skenario 3 Dasar Skenario 2 Skenario 3 Dasar Skenario 2 Skenario 3 Pd-Pd-Sy Pd-Pd-Sy Pd-Pd-Sy Pd-Pd-Sy Pd-Pd-Sy Pd-Pd-Sy Kn-Wrl Kn-Wrl Kn-Wrl Apel Apel Apel 2004 1 984.60 2 880.17 1 984.60 1 984.90 2 880.69 1 984.90 2 921.72 4 245.21 2 921.72 195.50 284.90 195.50 2005 1 929.45 2 758.50 1 929.45 1 929.78 2 759.04 1 929.78 2 843.18 4 069.11 2 843.18 190.68 273.63 190.68 2006 1 868.77 2 630.73 1 868.77 1 869.13 2 631.28 1 869.13 2 756.29 3 883.68 2 756.29 185.28 261.67 185.28 2007 1 802.02 2 496.56 1 802.02 1 802.41 2 497.12 1 802.41 2 660.23 3 688.48 2 660.23 179.23 249.01 179.23 2008 1 728.59 2 355.67 1 728.59 1 728.97 2 356.23 1 728.97 2 554.07 3 482.99 2 554.07 172.46 235.59 172.46 2009 1 647.80 2 207.73 1 647.80 1 648.19 2 208.29 1 648.19 2 436.80 3 266.72 2 436.80 164.89 221.38 164.89 2010 1 558.92 2 052.38 1 558.92 1 559.33 2 052.92 1 559.33 2 307.31 3 039.12 2 307.31 156.47 206.34 156.47 2011 1 461.14 1 889.25 1 461.14 1 461.54 1 889.77 1 461.54 2 164.38 2 799.62 2 164.38 147.07 190.43 147.07 2012 1 353.58 1 717.95 1 353.58 1 353.95 1 718.46 1 353.95 2 006.67 2 547.63 2 006.67 136.64 173.61 136.64 2013 1 235.24 1 538.08 1 235.24 1 235.63 1 538.56 1 235.63 1 832.69 2 282.53 1 832.69 125.04 155.82 125.04 2014 1 105.07 1 349.20 1 105.07 1 105.42 1 349.62 1 105.42 1 640.82 2 003.65 1 640.82 112.16 137.02 112.16 2015 961.87 1 150.87 961.87 962.19 1 151.24 962.19 1 429.26 1 710.30 1 429.26 97.89 117.17 97.89 2016 804.33 942.61 804.33 804.62 942.93 804.62 1 196.05 1 401.77 1 196.05 82.06 96.20 82.06 2017 631.04 723.93 631.04 631.28 724.19 631.28 939.02 1 077.30 939.02 64.55 74.06 64.55 2018 440.40 494.30 440.40 440.58 494.50 440.58 655.80 736.07 655.80 45.16 50.69 45.16 2019 230.69 253.18 230.69 230.77 253.27 230.77 343.75 377.27 343.75 23.71 26.02 23.71 Sumber: Olahan data Keterangan: Skenario 2: perubahan tingkat bunga dari 10 menjadi 5; Skenario 3: perubahan luas areal lahan hutan produksi menjadi hutan penyangga Pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap UCSE menurut periode tampak lebih jelas disajikan secara grafik sebagaimana yang terdapat pada Gambar 14. Pada awal horizon waktu, disparitas UCSE antara skenario 2 dan model dasar relatif tinggi; selanjutnya kedua kurva hampir berhimpit pada akhir horizon waktu. Penurunan tingkat bunga menyebabkan disparitas UCSE antar skenario semakin menurun. Gambar 14. Pengaruh Perubahan Tingkat Bunga terhadap Nilai Nominal Harga Bayangan Ketebalan Lapisan Tanah dari Pola Tanam Pd-Pd-Sy pada Lahan Sawah Kemiringan II Wilayah Sub-Sub DAS Sumber Brantas Sementara itu, penurunan tingkat bunga juga menyebabkan peningkatan nilai nominal maupun PV dari OFCE. Yang menarik pada Tabel 43 adalah nilai nominal OFCE pada model dasar konstan, namun pada skenario 2 nilai tersebut bervariasi. Pendugaan PV OFCE dari skenario 2 tampak semakin menurun antar waktu, dan terjadi fenomena yang berlawanan pada nilai nominalnya. Disadari bahwa peneliti belum bisa memberikan alasan mengapa hal tersebut terjadi. Dengan memetakan hasil pendugaan yang terdapat pada Tabel 43 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2000 2005 2010 2015 2020 Periode Tahun H a rg a baya ngan Soil Depth UC SE r ibu R p cm h a Dasar r =10 Skenario 2 r =5 didapatkan kurva biaya kesempatan air yang tertahan dalam waduk OFCE seperti yang terdapat pada Gambar 15. Tabel 43. Perubahan Biaya Off-Site Erosi Rpm 3 Karena Perubahan Tingkat Bunga Tahun Sengguruh Sutami Dasar Skenario 2 Dasar Skenario 2 PV Nominal PV Nominal PV Nominal PV Nominal 2004 97.43 107.17 106.93 117.62 89.00 97.90 97.68 107.44 2005 88.57 107.17 101.84 123.22 80.91 97.90 93.03 112.56 2006 80.52 107.17 96.99 129.09 73.55 97.90 88.60 117.92 2007 73.20 107.17 92.37 135.24 66.87 97.90 84.38 123.53 2008 66.55 107.17 87.97 141.68 60.79 97.90 80.36 129.42 2009 60.50 107.17 83.78 148.42 55.26 97.90 76.53 135.58 2010 55.00 107.17 79.79 155.49 50.24 97.90 72.89 142.04 2011 50.00 107.17 75.99 162.89 45.67 97.90 69.42 148.80 2012 45.45 107.17 72.37 170.65 41.52 97.90 66.11 155.89 2013 41.32 107.17 68.93 178.78 37.74 97.90 62.96 163.31 2014 37.56 107.17 65.64 187.29 34.31 97.90 59.97 171.09 2015 34.15 107.17 62.52 196.21 31.19 97.90 57.11 179.23 2016 31.04 107.17 59.54 205.55 28.36 97.90 54.39 187.77 2017 28.22 107.17 56.71 215.34 25.78 97.90 51.80 196.71 2018 25.66 107.17 54.01 225.60 23.44 97.90 49.33 206.08 2019 23.32 107.17 51.43 236.34 21.31 97.90 46.98 215.89 2020 21.20 107.17 48.99 247.59 19.37 97.90 44.75 226.17 Sumber: Olahan data Keterangan: Dasar : tingkat bunga 10 Skenario 2 : tingkat bunga 5 PV : present value Penurunan tingkat bunga menyebabkan disparitas OFCE antara skenario 2 dan model dasar semakin meningkat antar waktu Gambar 15. Disparitas pada awal horizon waktu relatif lebih kecil daripada akhir, baik pada nilai nominal maupun nilai sekarang. Dari skenario 2 juga didapatkan fenomena bahwa perubahan tingkat bunga tidak merubah volume air yang tersimpan Vsa maupun volume sedimen yang tertahan Vss baik dalam Waduk Sengguruh Tabel 44 maupun Waduk Sutami Tabel 45. Disamping itu, volume sedimen yang dikeruk Vks 1 juga tidak mengalami perubahan. Perubahan tingkat bunga tidak berpengaruh pada perubahan keputusan aktivitas optimal, dalam pengertian tidak terjadi perubahan luas lahan dan pola tanam optimal, sehingga volume sedimen potensial yang terangkut masuk ke waduk tidak berubah. Gambar 15. Pengaruh Perubahan Tingkat Bunga Terhadap Biaya Off-Site Erosi pada Waduk Sengguruh dan Sutami

9.3. Perubahan Luas Lahan Hutan Produksi