Penentuan Perubahan Parameter METODE PENELITIAN

6.5.10. Ketebalan lapisan tanah soil depth pada kondisi awal

Besaran soil depth pada kondisi periode awal dari setiap Sub-sub DAS ditetapkan dengan rata-rata tertimbang dengan formula berikut : SD = ∑ ∑ ∗ N n n N n n n a a s 6.14 Dimana SD merupakan ketebalan lapisan tanah rata-rata tertimbang pada suatu Sub-sub DAS dalam cm; s dan a masing-masing adalah solum tanah dan luas areal dari Satuan Pengelolaan Lahan SPL; n ialah Satuan Pengelolaan Lahan pada setiap Sub-sub DAS .

6.6. Penentuan Perubahan Parameter

Perubahan tingkat harga diaplikasikan hanya pada beberapa komiditas tanaman semusim. Hal tersebut didasarkan pada kondisi di lapangan bahwa keputusan merubah paket pola tanam relatif mudah terjadi pada pola tanam yang terdiri atas komoditas tanaman semusim. Jenis komoditas yang dipertimbangkan mengalami perubahan harga ditentukan secara sengaja dengan ketentuan: 1 komoditas yang menyusun paket pola tanam dengan erosi tinggi, dan 2 pada model dasar merupakan komoditas dari paket pola tanam yang terpilih sebagai keputusan optimal. Tingkat perubahan harga didasarkan pada rumus polinomial dari data primer yang dikumpulkan dari responden dan key informan. Data yang diakses adalah harga selama kurun waktu tiga tahun, yakni dari tahun 2000 hingga 2003. Disamping itu, dalam skenario perubahan harga komoditas didasarkan pada perubahan secara hipotetis. Harga kacang tanah diasumsikan pengalami penurunan sebesar 5; sedangkan untuk tanaman sayuran sebesar 10 setiap tahun. Suku bunga yang dipertimbangkan dalam perumusan model dasar ditentukan secara sengaja, yaitu sebesar 10. Besaran tersebut relatif lebih kecil dari rata-rata suku bunga kredit untuk investasi pada Bank Persero dari tahun 1999 hingga 2003, yaitu sebesar 17.5. Tingkat bunga yang diaplikasikan pada perumusan model post optimal adalah 5. Hal tersebut didasarkan pada postulat dari perspektif ekonomi sumberdaya bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong terjadinya eksplorasi sumberdaya alam lebih cepat Pearce dan Turner, 1990; serta Soeparmoko, 1997; sedangkan orientasi kajian dalam disertasi ini adalah kelestarian sumberdaya. Perubahan lahan hutan diwujudkan dalam bentuk menjumlahkan luas areal lahan hutan produktif yang ditanami sayuran pada luas areal hutan penyangga. Dengan demikian, massa sedimen yang berasal dari lahan hutan penyangga pada rumusan post optimal merupakan hasil perkalian luas hutan penyangga gabungan dengan tingkat erosi yang terjadi pada lahan hutan penyangga. Sebagai data penunjang pembahasan, fenomena dinamika pengelolaan lahan pada berbagai pola tanam didekati dengan tingkat perubahan luas tanam dari komoditas yang membentuk pola tanam. Tingkat perubahan didasarkan pada rumus polinomial dari data luas panen tingkat kecamatan yang terdapat dalam satu wilayah sub-sub DAS data BPS Dati II.

VII. ALOKASI INTERTEMPORAL