nol; peningkatan produktivitas pada kedalaman 50 cm adalah sebanyak 1 500 kgha; serta terjadi peningkatan
produksi sebesar 55 pada kedalaman 50 cm.
4.2. Konsep Biaya On-Site dan Off-Site On-Site and Off-Site Cost
Dalam rangka mengkaji implikasi ekonomi dampak erosi lahan pertanian di wilayah hulu, Barbier 1995 menekankan perlunya memperhatikan biaya
eksternal yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Hal itu karena keputusan yang terkait dengan tingkat erosi tanah pribadi berbeda dengan tingkat sosial.
Salah satu penyebabnya adalah dalam keputusan berusahatani, petani seringkali secara individu hanya memperhatikan biaya on-site dan manfaat erosi tanah;
sedangkan masyarakat harus juga memperhatikan biaya off-site off-site cost of erosion atau OFCE atau biaya eksternal. Oleh karena itu pada suatu wilayah,
biaya erosi tanah tingkat pribadi berbeda dari tingkat sosial. Barbier 1995 menjelaskan bahwa tujuan utama dari pengukuran on-site
cost adalah untuk mengestimasi nilai sekarang present value atau PV dari kehilangan pendapatan bersih yang akan datang sebagai akibat dari erosi tanah
yang berlebihan saat ini current. Beberapa pendekatan pengukuran biaya on- site on-site cost erosi tanah yang pernah ada ialah:
1. Pengukuran perbedaan
PV penerimaan bersih antara dengan erosi dan tanpa erosi with-without erosion approach.
2. Pendekatan nilai perubahan produktivitas change productivity approach. 3. Pendekatan biaya pengganti replacement cost approach.
Dari beberapa pendekatan pengukuran tersebut, menurut Barbier 1995 banyak kelemahan dan hasil pendugaan
PV Dengan
konservasi
kurang mencerminkan biaya ekonomi yang sebenarnya. Perbaikan metode pendugaan biaya on-site erosi tanah
didasarkan pada terminologi dari perspektif individu petani. Diuraikan bahwa secara esensial konservasi lahan
berimplikasi penggunaan sumberdaya SD dapat dialokasikan pada waktu yang akan datang; sedangkan
deplesi atau pengurasan sumberdaya SD berimplikasi penggunaan dialokasikan pada saat ini dan sebelumnya.
Dengan kata lain nilai ekonomi dampak erosi tidak lain adalah biaya kesempatan opportunity cost yang
ditetapkan sebagai nilai alternatif yang terkait dengan variabel waktu. Secara konkrit pendugaan biaya on-site
erosi tanah adalah perbedaan antara PV penerimaan bersih dari sistem usahatani dengan konservasi tanah dan
PV penerimaan bersih dengan erosi sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3.
Tanpa konservasi
T Waktu
Gambar 3. Pendekatan Perbaikan Metode Pengukuran Biaya On-site Erosi Tanah
Barbier, 1995
Penyusunan kurva didasarkan pada PV penerimaan bersih per hektar dari satu plot lahan. Pada periode sebelum T awal, PV penerimaan bersih dari
sistem usahatani dengan konservasi lebih rendah daripada tanpa konservasi karena biaya penerapan konservasi relatif lebih tinggi. Periode selanjutnya
setelah T, konservasi mencegah SD dari erosi secara cepat yang berarti pada beberapa waktu yang akan datang akan menjadikan PV penerimaan bersih dari
sistem usahatani dengan konservasi akan melebihi dari penerimaan tanpa konservasi. Kondisi tersebut diharapkan selalu seperti itu untuk jangka waktu
yang tidak terbatas. Sehingga secara sederhana biaya on-site erosi tanah dapat diukur dengan perbedaan antara dua kurva, yaitu sebesar penjumlahan luasan A
dan B. Oleh karena pada grafik tersebut luasan A adalah negatif, maka biaya on-site erosi tanah diterjemahkan dalam B – A.
Sementara itu, dari perspektif petani, biaya on-site dari erosi mencakup investasi dalam bentuk sarana produksi, peralatan, tenaga kerja serta nilai
hilangnya produksi Thao, 2001. Tujuan utama dalam pengukuran biaya off-site adalah mengestimasi PV
dari beberapa biaya eksternal yang muncul karena sedimentasi dan dampak lain di daerah hilir Barbier, 1995. Terminologi yang dipergunakan untuk pendugaan
A B
D S
o
= MC
o
S
1
= MC
1
P
1
P
o
Q
1
Q
o
Q A
D
OFCE tanah adalah PV dari beberapa kehilangan kesempatan aktivitas ekonomi di daerah hilir. Salah satu dampak off-site dari erosi tanah yang menghasilkan
air aliran permukaan adalah sedimentasi waduk. Sedimentasi dari waduk sebagai akibat dari degradasi lahan dan erosi di daerah aliran sungai wilayah
hulu. Dalam pendugaan OFCE secara nyata mempertimbangkan biaya potensial yang terkait dengan kehilangan produksi daya listrik tenaga air, aliran irigasi,
penurunan kontrol banjir dan dampak yang terjadi pada pasokan air serta air minum. Metode pendugaan OFCE dideskripsikan pada Gambar 4 berikut:
Gambar 4.
Pendugaan Biaya
Off-site Erosi dari Pendangkalan Waduk Barbier, 1995
Diasumsikan bahwa kegunaan waduk adalah untuk pemasok air irigasi. Kurva DD menjelaskan permintaan air irigasi dari waduk. Sebelum terjadi
pendangkalan, waduk dapat memasok air sebanyak Qo dengan harga Po, yakni sebanyak jumlah yang diminta. Namun, sedimentasi dari waduk menurunkan
kapasitas tampungan dan berdampak pada berkurangnya umur teknis dari yang direncanakan pada saat proyek waduk dibangun. Keseluruhan dampak tersebut
akan meningkatkan biaya marjinal secara efektif dari air irigasi yang disalurkan waduk. Dengan kata lain, pasokan air irigasi dapat memenuhi dengan kuantitas
yang sama seperti yang direncanakan sebelum terjadi sedimentasi waduk, namun diikuti dengan adanya biaya pengerukan atau investasi dalam kolam
sedimen yang mendatangkan biaya. Hal tersebut menyebabkan kenaikan biaya
marjinal dari penyaluran air, yaitu dari S = MC
o
ke S = MC
1
. Kehilangan surplus konsumen dan produsen sama dengan luasan A. Pendekatan tersebut dapat
diperluas untuk mengestimasi OFCE dari sedimentasi waduk dalam kaitannya dengan penggunaan yang lain, seperti pembangkit listrik tenaga air, kontrol banjir
dan pasokan air domestik maupun industri.
4.3. Aplikasi Pendugaan Biaya On-site Erosi Tanah