Teori Pengharapan LANDASAN TEORI

Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu Kantor Akuntan Publik KAP, tempat para akuntan publik berkiprah. Menurut Mulyadi 2002:28 auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu auditor internal, auditor pemerintah, auditor independen akuntan publik. Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill. Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.

2.2 Teori Pengharapan

Pemilihan karier seseorang tidak terlepas dari perwujudan harapan dari sebuah karier yang akan dijalani. Setiap orang yang akan menentukan karier sudah pasti akan mengharapkan hasil dari jerih payah saat menjalani karier tersebut. Dengan kata lain, konsep pengambilan keputusan dalam memilih karier ini berhubungan dengan teori pengharapan. Teori pengharapan expectancy theory adalah salah satu dari teori motivasi kerja. Robbins dan Judge 2008:222 menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Kreitner dan Kinicki 2003:248, motivasi adalah proses psikologis yang sangat mendasar, merupakan salah satu dimensi yang dapat menjelaskan perilaku seseorang untuk bertindak sesuatu. Motivasi akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan baik sehingga akan tercapai kinerja yang baik pula. Definisi teori pengharapan itu sendiri adalah suatu teori motivasi yang menyatakan bahwa karyawan lebih mungkin termotivasi ketika mereka mempersepsikan usaha mereka akan menghasilkan kinerja yang berhasil dan pada akhirnya menghasilkan penghargaan dan hasil yang diinginkan Ivancevich, 2007:156. Sedangkan, Victor H. Vroom 1964 dalam Kreitner dan Kinicki 2003:301 menyatakan bahwa teori pengharapan merupakan kekuatan kecenderungan yang kuat untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu konsekuensi tertentu dan pada daya tarik dari konsekuensi bagi individu yang bertindak. Teori pengharapan menyimpulkan bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan sesuatu dengan tingkat usaha yang paling tinggi dan ia meyakini usaha ini akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, karena setiap penilaian yang baik akan mendatangkan imbalan-imbalan organisasional dari perusahaan seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi jabatan. Dari imbalan- imbalan tersebut dapat memenuhi sasaran pribadi karyawan. Oleh karena itu, teori pengharapan ini berfokus pada 3 tiga hubungan Robbins dan Judge, 2008:253 : 1 Hubungan upaya dengan kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan. 2 Hubungan kinerja dengan imbalan, sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan. 3 Hubungan imbalan dengan sasaran pribadi, sampai sejauh mana imbalan- imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu yang bersangkutan. Vroom menggunakan persamaan matematis untuk mengintegrasikan konsep-konsep kekuatan atau kemampuan motivasi menjadi model harapan. Model harapan ini terdiri dari 3 tiga komponen, sebagai berikut Kreitner dan Kinicki, 2003:302 : a Nilai Valence Valensi diartikan sebagai nilai positif atau negatif yang diberikan pada hasil. Hasil merupakan konsekuensi yang berbeda dari prestasi, seperti upah, promosi, atau pengakuan. Penilaian sebagai hasil tergantung pada kebutuhan individu dan dapat diukur untuk tujuan penelitian yang berjangkauan dari nilai negatif hingga positif. Sebagai contoh, penilaian seorang individu terhadap pengakuan yang diperoleh setelah melakukan pekerjaannya. b Instrumentalitas Instrumental adalah suatu persepsi prestasi dengan hasil. Seseorang memiliki keyakinan bahwa hasil tertentu tergantung pada tingkat pencapaian prestasi tertentu. Apabila pekerjaan dilihat sebagai alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan maka akan timbul motivasi untuk bekerja. Misal, seseorang yang mengikuti sebuah lembaga Multi Level Marketing MLM dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah mereka akan lebih bersemangat bekerja dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. c Pengharapan Expectancy Harapan adalah keyakinan bahwa usaha akan mengarah pada tingkat kinerja tertentu. Dapat diartikan juga sebagai persepsi seseorang tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuanhasil kerja. Misal, seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur. Belakangan teori pengharapan ini dikembangkan lagi oleh Lyman Porter dan Edward Lawler mendasarkannya pada 4 empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi yaitu Kreitner dan Kinicki, 2003:303 : 1 Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan. 2 Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkan oleh orang tersebut. 3 Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda. 4 Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku. Atas dasar asumsi tersebut, Lyman Porter dan Edward Lawler menyusun model harapan menjadi 3 tiga hal sebagai berikut Kreitner dan Kinicki, 2003:305 : 1 Memprediksi usaha Usaha adalah fungsi nilai yang dirasakan sebagai penghargaan meliputi nilai penghargaan dan probabilitas usaha yang dirasakan. Penghargaan yang didapat bisa sesuai dengan harapannya diperlukan usaha dan kerja keras dalam bekerja. 2 Memprediksi prestasi Prestasi ditentukan oleh lebih dari sekedar usaha. Hubungan antara usaha dan prestasi tergantung pada kemampuan dan karakter karyawan serta persepsi seseorang terhadap suatu pekerjaan. 3 Memprediksi kepuasan pribadi Para karyawan mendapatkan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik untuk prestasi yang diraihnya. Penghargaan intrinsik berhubungan dengan penghargaan dari diri sendiri yang terdiri dari hal-hal yang tidak nyata. Sedangkan penghargaan ekstrinsik adalah hasil yang nyata seperti upah dan pengakuan publik. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pengharapan merupakan pemahaman seorang pribadi atau individu yang berhubungan dengan usaha dan kinerja, kinerja dengan imbalan serta imbalan dengan sasaran pribadinya. Dengan kata lain, seorang individu akan melakukan usaha tertentu agar bisa mewujudkan harapan dan keinginannya. Demikian juga yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi dalam memilih karier yang tepat, mereka harus mempertimbangkan secara matang karier yang akan dijalani sehingga karier yang dipilih nantinya akan sesuai harapan dan keinginan serta dapat memenuhi semua kebutuhannya. Pengharapan seorang mahasiswa terhadap karier yang dipilihnya ini akan sesuai keinginannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan karier yaitu gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan. Faktor-faktor tersebut secara empiris dapat mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa akuntansi dalam menentukan profesi akuntansi yang kelak akan dijalani setelah menyelesaikan studinya pada jenjang S1 strata 1.

2.3 Profesi Akuntansi

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA Analisis Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Karir Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi.

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA Analisis Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Karir Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi.

1 4 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Perguruan Tinggi di Wilayah Surakarta).

0 1 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta).

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 82

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 90

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK.

0 0 2

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK & AKUNTAN NON PUBLIK - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK & AKUNTAN NON PUBLIK - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN KARIER AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 23