2.4 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia
Pendidikan Profesi Akuntan PPA merupakan jenjang pendidikan tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi
yang ingin mendapatkan gelar Akuntan Regar, 1993:7. Surat Keputusan SK Mendiknas No. 179U2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu S1
jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kurikulum nasional Pendidikan Profesi Akuntansi terdiri dari paling sedikit 20 sks dan paling banyak dapat ditempuh dua sampai enam semester. Regar 1993:8
menyatakan bahwa mahasiswa yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi nantinya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan Ak. Di
samping itu juga semakin berpeluang meniti karier sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan
perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi Lisnasari, 2008:2.
Mahasiswa yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi PPA adalah calon akuntan yang nantinya berhak mendapatkan Register Negara Regar,
1993:7. Setelah mendapat gelar akuntan, mereka diperbolehkan mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik USAP. USAP merupakan persyaratan penting untuk
mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Dengan mengikuti ujian ini, diharapkan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun
juga mahir secara profesional Lisnasari, 2008:3. Dengan demikian, lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan mempunyai daya saing yang lebih tinggi
sebagai akuntan dibandingkan dengan sarjana akuntansi yang tidak mempunyai predikat akuntan.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier 2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial
Gaji atau penghargaan finansial adalah hal yang paling dipertimbangkan saat seseorang akan menentukan karier apa yang akan dipilih, karena gaji
merupakan salah satu alasan utama seseorang untuk bekerja. Dengan bekerja, seseorang akan menghasilkan gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Selain itu, gaji juga diartikan sebagai alat ukur untuk menilai perimbangan jasa antara imbalan dengan jasa yang dilakukan Ivancevich, et al.,
2007:228. Apabila imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan jasa yang telah dilakukan, maka seorang individu tersebut kemungkinan
akan berpikir ulang untuk melanjutkan kariernya. Gaji sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan manusia
dalam memilih pekerjaan Milton, 1986:35. Gaji dipandang sebagai hal yang mendasar bagi seseorang yang ingin memulai berkarier. Penelitian Setiyani
2005:53 juga mengungkapkan bahwa gaji merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier. Sebagian
besar mahasiswa dalam menjalankan profesi, mereka akan mengharapkan gaji awal yang tinggi, kenaikan gaji yang cepat, dan tersedianya dana pensiun ketika
purna jabatan. Oleh karena itu, gaji dianggap sebagai hal utama yang paling dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih karier sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa gaji merupakan hal pokok yang diharapkan ketika melakukan sebuah pekerjaan.
2.5.2 Pelatihan Profesional
Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan keahlian. Dessler 1994:5 menyatakan bahwa pelatihan profesional
sebelum bekerja perlu dilakukan untuk menunjang pekerjaan seseorang. Pelatihan profesional juga diperlukan mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan
publik Setiyani, 2005:24. Hal ini berarti bahwa dalam memilih karier selain untuk mencari penghasilan atau gaji mahasiswa juga mempunyai keinginan untuk
berprestasi dan mengembangkan diri. Pengembangan diri dengan pelatihan ini dilakukan agar mereka nantinya bekerja secara profesional.
Pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu
yang ingin memulai karier Handoko, 2001:103. Mahasiswa perlu mengikuti pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan
pengalaman kerja yang bervariasi. Apalagi bagi mahasiswa yang ingin berkarier sebagai akuntan publik, pelatihan profesional wajib dilakukan untuk
meningkatkan keahlian dalam bekerja.
2.5.3 Pengakuan Profesional
Pengakuan profesional berhubungan dengan hal-hal mengenai pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan terhadap prestasi ini dikategorikan sebagai
penghargaan yang tidak berwujud finansial Dessler, 1994:104. Penghargaan ini bukan dalam bentuk materi akan tetapi diberikan dalam bentuk peringkat prestasi
kerja. Pengakuan profesional dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk apresiasi serta pengakuan dari masyarakat atas prestasi yang diraih seseorang dalam
berkarier. Menurut Stolle 1976 dalam Setiyani 2005:25 mahasiswa akuntansi
mempertimbangkan pengakuan profesional dalam memilih karier. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dalam melakukan pekerjaannya tidak hanya
semata-mata mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk mengembangkan diri dan memperoleh pengakuan atas prestasi yang dicapai.
Dengan diakuinya prestasi dari hasil kerja seseorang, maka semakin menambah motivasi diri orang tersebut untuk lebih bersemangat untuk menghasilkan
prestasi-prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya. 2.5.4 Nilai-nilai Sosial
Nilai sosial menunjukkan nilai seseorang yang dilihat dari sudut pandang orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya Kreitner dan Kinicki, 2003:182.
Dalam memilih karier, mahasiswa akuntansi perlu mempertimbangkan nilai sosial karena berkaitan dengan image pekerjaannya dimata masyarakat apakah pekerjaan
tersebut dianggap sebagai profesi yang terhormat atau justru hanya dipandang sebelah mata.
Penelitian Carpenter dan Strawser 1970 dalam Setiyani 2005:26 menyatakan bahwa reputasi pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam pemilihan karier. Selain itu, hasil penelitian Widyasari 2010:78 juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa
dalam memilih karier ditinjau dari nilai sosial. Dengan kata lain, nilai sosial
dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier, karena penilaian dari masyarakat tentang karier yang dijalani penting untuk
reputasi sebuah pekerjaan. Reputasi adalah unsur pokok yang tercermin pada kemampuan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan jangka panjang para
pekerja Handoko, 2001:21. 2.5.5 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Menurut Milton 1986:35 lingkungan kerja
merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam pekerjaan. Sebagian orang menganggap bahwa dengan melihat lingkungan kerja dari profesi
yang ditekuninya tersebut akan mendapatkan gambaran mengenai sifat pekerjaannya apakah rutin atau sering lembur, dengan tingkat persaingan antar
pekerja yang tinggi atau rendah, serta tekanan pekerjaannya berat atau ringan. Sebagai calon pekerja, mahasiswa juga mempertimbangkan faktor
lingkungan kerja dalam memilih profesi. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan perusahaan akan menghadapi pekerjaan yang rutin dan dapat diselesaikan
dibelakang meja, sedangkan profesi akuntan publik akan menghadapi banyak tekanan dan tingkat kompetisi yang tinggi Rasmini, 2007:356. Penelitian
Rahayu 2003:828 menyimpulkan bahwa profesi akuntan pendidik menjalani pekerjaan yang lebih rutin dibanding karier sebagai akuntan publik dan akuntan
pemerintah. Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan publik menganggap jenis pekerjaannya tidak rutin karena datangnya pekerjaan sewaktu-
waktu, akan tetapi tidak dapat dengan cepat diselesaikan.
2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja
Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan kerja dan keamanan kerja. Mudah diketahuinya lowongan pekerjaan dan informasi
pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang termasuk di dalam pertimbangan pasar kerja. Disamping itu, keamanan kerja juga menjadi salah satu
alasan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan Dessler, 1994:269. Faktor ini dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karier karena dianggap sebagai
faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier Rahayu, 2003:823. Mahasiswa akan melihat peluang suatu pekerjaan untuk memutuskan akan
menjalani pekerjaan tersebut atau tidak. Disamping itu, keamanan kerja yang baik juga perlu dipertimbangkan dalam memilih karier, karena tidak mungkin
seseorang menerima suatu pekerjaan dengan resiko kehilangan pekerjaan yang tinggi dan diperlukan pengorbanan yang besar untuk menyelesaikannya.
2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan
Faktor intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh individu saat melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara
pekerjaan dan penghargaan. Menurut Robbins dan Judge 2008:99 kepuasan kerja job satisfication didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik dari pekerjaan tersebut.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely 1997:149, faktor intrinsik pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan yang menantang secara intelektual
Pencapaian prestasi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menantang chaleenging work. Setiap
individu berbeda-beda, sebagian individu menyenangi pekerjaan-pekerjaan yang menantang, dan sebagian lagi menyenangi pekerjaan yang moderat
maupun rendah. 2. Berada dalam lingkungan yang dinamis
Lingkungan yang dinamis akan mendukung kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kesempatan yang diberikan pada
karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memberikan hasil yang terbaik dan dapat memberikan kepuasan kerja tersendiri pada diri masing-masing
karyawan. 3. Mendukung kreativitas
Pertumbuhan pribadi pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan dan peluang yang tersedia bagi karyawan untuk mengembangkan keahlian dan
kreativitas dalam kariernya. 4. Memberikan kebebasan atau otonomi
Kebebasan atau otonomi karyawan dalam proses pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan. Dalam batas-batas
tertentu karyawan diberikan kebebasan untuk melakukan yang terbaik menurut mereka. Karyawan perlu diberikan kebebasan untuk melakukan yang
terbaik menurut mereka.
2.6 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat dikemukakan hasil-hasil yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu :
Penelitian yang dilakukan Astami 2001:15 mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi
mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akuntan publik dan non
akuntan publik adalah jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah gaji,
ketersediaan lapangan kerja, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik.
Kunartinah dan Widiatmoko 2003:9 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik di
STIE Stikubank Semarang. Dari penelitian ini, diketahui terdapat lima faktor yang mempengaruhi pemilihan karier yaitu faktor intrinsik pekerjaan, penghasilan
jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMA, serta persepsi rasio keuntungan dan kerugian
menjadi akuntan publik. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahayu 2003:821 pada tahun yang
sama di universitas negeri dan swasta yang ada di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta dan objek penelitiannya adalah mahasiswa akuntansi semester enam.
Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya faktor nilai-nilai sosial dan personalitas yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa, sedangkan faktor gaji, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja sangat mempengaruhi pemilihan karier oleh mahasiswa.
Setiyani 2005:81 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik meliputi gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
lingkungan kerja, nilai intrinsik pekerjaan, dan pertimbangan pasar kerja. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa profesi yang paling diminati ditinjau dari
tujuh faktor tersebut adalah akuntan perusahaan. Pada penelitian Oktavia 2005:45 di Universitas Widyatama hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik adalah faktor intrinsik, penghasilan jangka panjang dan pendek, pertimbangan
pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMU, persepsi keuntungan menjadi akuntan publik.
Pada penelitian Rasmini 2007:352 tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi. Subyek penelitian dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi S1 akuntansi, fakultas ekonomi di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Bali. Yang
diteliti dalam penelitian ini adalah: pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier secara keseluruhan; kedua, berdasarkan gender; ketiga,
berdasarkan jenis kelasnya reguler dan ekstensi; dan yang keempat, berdasarkan jenis perguruan tingginya negeri dan swasta.
Berbeda dengan penelitian Rasmini 2007:352, Warrick, et al 2008:5 melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai karier di
Jackson State University. Dalam penelitiannya profesi akuntansi di kelompokkan menjadi tiga yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.
Penelitian ini menggunakan delapan faktor meliputi: gaji awal yang tinggi, gaji jangka panjang, keuntungan non moneter, keamanan kerja, nilai intrinsik
pekerjaan, keamanan finansial, peningkatan karier, serta keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa mahasiswa
akuntansi di Jackson State University lebih memilih berkarier sebagai akuntan publik daripada berkarier sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.
Penelitian lain dilakukan oleh Widyasari 2010:70 tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karier
dengan studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA Soegijapranata. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi
mengenai pemilihan karier ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan
pasar kerja, sedangkan apabila ditinjau dari faktor personalitas tidak berbeda. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Ringkasan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Emita Wahyu Astami 2001
Variabel bebas: - Gaji
- Ketersediaan lapangan kerja
Simpulan hasil penelitian ini adalah bahwa faktor persepsi
mahasiswa tentang pengorbanan dan faktor sifat atau jenis
pekerjaan dapat mempengaruhi
- Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan
- Nilai intrinsik pekerjaan
- Sifat atau jenis pekerjaan
Variabel terikat: Pemilihan karier
mahasiswa sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik mahasiswa akuntansi dalam
memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik,
selain itu tidak mempengaruhi.
Sri Rahayu Eko Arief S.
Doddy Setiawan 2003
Variabel bebas: - Penghargaan
finansial - Pelatihan profesional
- Pengakuan profesional
- Nilai-nilai sosial - Lingkungan kerja
- Pertimbangan pasar
kerja - Personalitas
Variabel terikat: Pemilihan karier
mahasiswa sebagai publik dan non publik
Hasil penelitian ini adalah: terdapat perbedaan pandangan
yang signifikan antara mahasiswa yang memilih karier sebagai
Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik ditinjau dari penghargaan
finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, dan
lingkungan kerja, selain itu tidak ada perbedaan
Rediana Setiyani 2005
Variabel bebas: - Gaji
- Pelatihan profesional - Pengakuan
profesional - Nilai-nilai sosial
- Lingkungan kerja - Nilai intrinsik
pekerjaan - Pertimbangan pasar
kerja Faktor-faktor yang membedakan
adalah gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
lingkungan kerja, sedangkan untuk nilai intrinsik pekerjaan,
pertimbangan pasar kerja, serta nilai-nilai sosial tidak ada
perbedaan
Melanie Oktavia 2005
Variabel bebas: - Faktor intrinsik
- Penghasilan jangka panjang dan jangka
pendek - Pertimbangan pasar
kerja - Latar belakang
pendidikan di SMU - Persepsi keuntungan
menjadi Akuntan Publik
Variabel terikat: - Pemilihan karier
mahasiswa Hasil analisis penelitian ini
mengungkapkan bahwa kelima faktor tersebut dapat
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih profesi akuntan publik
dan non akuntan publik
Diketahui juga beberapa faktor pertimbangan lain: penghasilan
jangka panjang dan jangka pendek, kebutuhan individu,
peluang menjadi pimpinan, pekerjaan yang menarik tetapi
tidak memiliki waktu santai
Ni Ketut Rasmini 2007
Variabel bebas : - Jenis pekerjaan
- Gaji - Jumlah tawaran
lowongan kerja - Lingkungan kerja
- Persepsi mahasiswa terhadap
pengorbanan dan benefit akuntan
publik
Variabel terikat: Pemilihan karier
mahasiswa sebagai Akuntan Publik dan
Non Akuntan Publik Analisis diskriminan:
- Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor
tersebut, faktor yang paling dominan adalah bahwa karier di
akuntan publik memberikan keamanan kerja terjamin tidak
mudah di PHK
- Terdapat perbedaan faktor- faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan karier yang signifikan antara
mahasiswa dan mahasiswi tetapi faktor yang paling dominan
mempengaruhi adalah persepsi bahwa karier di akuntan publik
memberikan keamanan kerja yang lebih terjamin..
- Terdapat perbedaan faktor- faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan karier yang signifikan antara
mahasiswa reguler dan akstensi. Mahasiswa reguler lebih
membedakan faktor lingkungan kerja akuntan publik akan
menghadapi stress dan tuntutan
waktu yang tidak sesuai dengan tujuan hidup, sedangkan
mahasiswa ekstensi lebih mempertimbangkan faktor gaji
Terdapat perbedaan faktor- faktor yang mempengaruhi
keputusan pemilihan yang signifikan antara mahasiswa
PTN dan PTS, faktor yang paling dominan pada mahasiswa
PTN adalah faktor tantangan intelektual pekerjaan,
sedangkan pada mahasiswa PTS adalah faktor keamanan kerja.
C. Shane Warrick Bobbie Daniels
Cathy Scott 2008
Variabel bebas : - Penghasilan awal
yang tinggi - Penghasilan jangka
panjang - Keuntungan menjadi
akuntan publik - Keamanan kerja
- Nilai intrinsik profesi
- Keamanan keuangan - Peningkatan karier
- Keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa mahasiswa
memilih karier sebagai akuntan publik daripada menjadi akuntan
perusahaan atau akuntan pemerintah ditinjau dari delapan
variabel yaitu penghasilan awal yang tinggi, penghasilan jangka
panjang, keuntungan menjadi akuntan publik, keamanan kerja,
nilai intrinsik, keamanan keuangan, peningkatan karier, dan
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
Yuanita Widyasari 2010
Variabel bebas : - Gaji
- Pengakuan profesional
- Pelatihan profesional - Nilai-nilai sosial
- Lingkungan kerja - Pertimbangan pasar
kerja Penelitian ini menghasilkan
simpulan bahwa terdapat perbedaan pandangan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier ditinjau dari gaji,
pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, sedangkan faktor
personalitas tidak ada perbedaan
- Personalitas Variabel terikat:
Pemilihan karier mahasiswa
pandangan
2.7 Kerangka Berpikir