PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

(1)

i

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

DAN NON AKUNTAN PUBLIK

(Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta

di Kota Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Yayuk Irfanah NIM 7101407044

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Disahkan oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dr. Partono Thomas, M.S. NIP. 195212191982031002


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji

Dr. Partono Thomas, M.S. NIP. 195212191982031002

Anggota I Anggota II

Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

NIP. 196005241984031001 NIP. 197212151998021001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si.


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2011

Yayuk Irfanah


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin jika kita berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)

 Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang, teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan (Andrew Jackson)  Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah

kami memohon pertolongan (Q.S Al Fatihah: 5)

Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Ayah, ibu dan keluarga tercinta atas doa dan

segalanya

Adikku Agung Pranata yang kusayangi

Mas Bondan Sanggara atas semua bantuan

dan dukungannya

Teman-temanku Mamah, ida, galuh, meka,

Sahabat-sahabatku di Wisma Vanda

Teman-teman seperjuangan Pend. Akuntansi


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul "Persepsi

Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (Survei pada Perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang) dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih

gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi.

4. Drs. Kusmuriyanto, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran dengan tulus.

5. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan tulus.

6. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi Fakultas

Ekonomi UNNES yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada

penulis.

7. Dr. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik


(7)

vii

8. Dr. Hj. Indri Kartika, M.Si., Ak., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Sultan Agung yang telah memberikan ijin dan membantu dalam penelitian ini.

9. Drs. Theodorus Sudimin, M.S., wakil dekan 1 (satu) Fakultas Ekonomi

UNIKA Soegijapranata yang telah memberi ijin dan membantu dalam

penelitian ini.

10. Ira Septriana, S.E., M.Si., sekretaris jurusan Akuntansi Universitas Dian

Nuswantoro yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.

11. Mahasiswa dan mahasiswi semester 8 (delapan) jurusan Akuntansi di

Universitas Negeri Semarang, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA

Soegijapranata dan Universitas Dian Nuswantoro yang telah membantu

dalam pengumpulan data.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis menyadari

skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya.

Semarang, Juni 2011


(8)

viii

SARI

Yayuk Irfanah. 2011. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (Survei pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”.

Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. II. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

Kata kunci: Pemilihan Karier, Gaji, Pelatihan Profesional, Pengakuan Profesional, Nilai-nilai Sosial, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar Kerja, dan Nilai Intrinsik Pekerjaan.

Pemilihan karier mahasiswa akuntansi pada profesi akuntansi terdiri atas akuntan publik dan non akuntan publik. Terdapat beberapa pilihan karier bagi mahasiswa akuntansi, akan tetapi kenyataannya sebagian besar mahasiswa terutama pada tahun terakhir masih merasa kebingungan dalam memilih karier yang nantinya akan dijalani. Mereka belum melakukan perencanaan karier secara jelas, karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang. Setiap mahasiswa mempunyai pilihan karier yang berbeda satu sama lain tergantung pada faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, persepsi antara mahasiswa mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier juga akan berbeda. Dalam penelitian ini, persepsi mahasiswa mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akan diukur dengan variabel gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan nilai intrinsik pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karier.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi S1 pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan proporsional random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi semester delapan pada perguruan tinggi negeri dan swasta yang terpilih, yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, UNIKA Soegijapranata, dan Universitas Dian Nuswantoro sebanyak 168 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi tersebut. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t (independent samples T-test)

dan pengujian tambahan menggunakan one way ANOVA dengan bantuan SPSS versi 16.

Hasil penelitian diperoleh nilai Thitung dari variabel gaji atau penghargaan finansial sebesar 7,286 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel pelatihan profesional sebesar 18,797 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel pengakuan profesional sebesar 17,689 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel nilai sosial sebesar 4,145 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel lingkungan kerja sebesar 14,717 dengan signifikansi 0,000, nilai Thitung dari variabel pertimbangan pasar kerja sebesar -10,638 dengan


(9)

ix

signifikansi 0,000, dan nilai Thitung dari variabel nilai intrinsik pekerjaan sebesar 10,205 dengan signifikansi 0,000.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil simpulan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan persepsi mahasiswa mengenai pemilihan karier ditinjau dari faktor gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan. Sementara itu, apabila dilihat dari indikatornya terdapat 2 (dua) indikator yang tidak ada perbedaan persepsi diantara mahasiswa. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa sebagai akuntan publik dan non akuntan publik adalah faktor pelatihan profesional. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi sebagai calon pekerja hendaknya aktif mengikuti pelatihan-pelatihan kerja terutama bagi mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik. Disamping itu, lembaga-lembaga yang nantinya menjadi tempat bekerjanya mahasiswa calon pekerja seperti perusahaan atau lembaga pemerintah hendaknya juga mengadakan pelatihan rutin di dalam maupun di luar perusahaan sehingga skill pekerja dapat berkembang dan meningkat. Bagi lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi hendaknya mengadakan pelatihan pengembangan karier bagi akuntan pendidik.


(10)

x

ABSTRACT

Yayuk irfanah. 2011. “Perceptions of Accounting Student About The Factors that Influence on Career Choice as Public Accountant and Non Public Accountant (Survey at State and Private Colleges in Semarang City)”. Bachelor of Accounting Economic Education State University of Semarang. Advisor. Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Co Advisor. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.

Key word: Career Choice, Salary, Professional Training, Professional Confession, Social Values, Work Environment, Job Market Consideration and Job Intrinsic Value.

Career selection of accounting students to profession of accounting that consists of public accountant and non public accountant. Many of career’s choice for accounting student, but the reality most of the student especially at last year still feels confuse to choose their own career. They are not make a good career’s plan, because they always worry about uncertainty in the future. Every student have different career choice depends of the factors that influence it. Because of that, perception between students about the factors that influence on career choice is different too. In this research, the student’s perception about the factors that influence career selection is measured by salary or financial reward, professional training, professional confession, social values, work environment, job market consideration and job intrinsic value. The aim of this research is to identify the differences of perception between accounting students that select their career as accountant public and non accountant public with seeing the factors that influence on career selection.

The population in this research is accounting students at state and private colleges in Semarang city. The method of sampling is proporsional random sampling. The amount of sample were 168 accounting student as respondent that stay at last years on state and private colleges chosen, that is Semarang State University, Diponegoro University, Sultan Agung Islamic University, Soegijapranata Catholic University and Dian Nuswantoro University. The data collection has been done by distributing questionnaires to accounting student. Data analysis of this research using t test method (independent samples T-test) and for additional analysis using one way ANOVA method with SPSS version 16.

The result of this research shows that the T value of salary or financial reward is 7,286 with significancy 0,000, the T value of professional training is 18,797 with significancy 0,000, the T value of professional confession is 17,689 with significancy 0,000, the T value of social values is 4,145 with significancy 0,000, the T value of work environment is 14,717 with significancy 0,000, the T value of job market consideration is -10,638 with significancy 0,000, and the T value of job intrinsic value is 10,205 with significancy 0,000.

Based on the result above, we can take the conclusion that as whole there are differences of student’s perception about the factors which influencing career choice are salary or financial reward, professional training, professional confession, social values, work environment, job market consideration and job


(11)

xi

intrinsic value. Meanwhile if looked at the each indicators, there is 2 (two) indicator that there aren’t differences perception among the students. And the dominance factor that influence on career selection is professional training. The suggestion from this research are: first, for accounting student as candidate of employee have to joint the job training especially for student that select their career as accountant public. Second, the organization which to be the place of their work for example the company or department of government must practice the job training to their employee regularly so that the employee’s skill can be develop than before. And for colleges also must practice career’s development training for lecturer.


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1. Karier ... 8


(13)

xiii

2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu ... 10

2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik ... 12

2.2. Teori Pengharapan ... 13

2.3. Profesi Akuntansi ... 18

2.3.1 Akuntan Publik ... 18

2.3.2 Akuntan Perusahaan ... 20

2.3.3 Akuntan Pendidik ... 22

2.3.4 Akuntan Pemerintah ... 23

2.4. Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia ... 24

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier ... 25

2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 25

2.5.2 Pelatihan Profesional ... 26

2.5.3 Pengakuan Profesional ... 27

2.5.4 Nilai-nilai Sosial ... 28

2.5.5 Lingkungan Kerja ... 28

2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 29

2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 30

2.6. Penelitian Terdahulu ... 31

2.7. Kerangka Berpikir ... 37

2.8. Pengembangan Hipotesis ... 42

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 44


(14)

xiv

3.2.1 Populasi Penelitian ... 44

3.2.2 Sampel Penelitian ... 44

3.3. Variabel Penelitian ... 45

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 48

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6. Validitas dan Reliabilitas ... 49

3.6.1 Validitas ... 49

3.6.2 Reliabilitas ... 51

3.7. Metode Analisis Data ... 52

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 52

3.7.2 Analisis Uji t (independent samples T-test) ... 53

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 56

4.1.1.1 Variabel Gaji atau Penghargaan Finansial ... 56

4.1.1.2 Variabel Pelatihan Profesional ... 58

4.1.1.3 Variabel Pengakuan Profesional ... 60

4.1.1.4 Variabel Nilai-nilai Sosial ... 62

4.1.1.5 Variabel Lingkungan Kerja ... 64

4.1.1.6 Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 66

4.1.1.7 Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 68

4.1.2 Jenis Karier yang Dipilih Responden ... 70


(15)

xv

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 71

4.1.3.2 Uji Homogenitas ... 72

4.1.3.3 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 73

4.1.3.4 Pelatihan Profesional ... 74

4.1.3.5 Pengakuan Profesional ... 76

4.1.3.6 Nilai-nilai Sosial ... 78

4.1.3.7 Lingkungan Kerja ... 79

4.1.3.8 Pertimbangan Pasar Kerja ... 81

4.1.3.9 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 82

4.1.4 Pengujian Tambahan dengan One Way ANOVA ... 84

4.1.4.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 84

4.1.4.2 Pelatihan Profesional ... 86

4.1.4.3 Pengakuan Profesional ... 88

4.1.4.4 Nilai-nilai Sosial ... 90

4.1.4.5 Lingkungan Kerja ... 92

4.1.4.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 95

4.1.4.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 96

4.2. Pembahasan ... 98

4.2.1 Gaji atau Penghargaan Finansial ... 98

4.2.2 Pelatihan Profesional ... 99

4.2.3 Pengakuan Profesional ... 101

4.2.4 Nilai-nilai Sosial ... 102


(16)

xvi

4.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja ... 106

4.2.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 107

BAB V : PENUTUP 5.1. Simpulan ... 109

5.2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Skala Kecukupan Ukuran Sampel ... 45

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 50

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4.1 Distribusi Variabel Gaji ... 57

Tabel 4.2 Distribusi Variabel Pelatihan Profesional ... 59

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Pengakuan Profesional ... 61

Tabel 4.4 Distribusi Variabel Nilai-nilai Sosial ... 63

Tabel 4.5 Distribusi Variabel Lingkungan Kerja ... 65

Tabel 4.6 Distribusi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 67

Tabel 4.7 Distribusi Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 69

Tabel 4.8 Jenis Karier Responden ... 70

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ... 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data ... 72

Tabel 4.11 Uji T-test Variabel Gaji ... 74

Tabel 4.12 Uji T-test Variabel Pelatihan Profesional ... 76

Tabel 4.13 Uji T-test Variabel Pengakuan Profesional ... 77

Tabel 4.14 Uji T-test Variabel Nilai-nilai Sosial ... 79

Tabel 4.15 Uji T-test Variabel Lingkungan Kerja ... 81

Tabel 4.16 Uji T-test Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 82

Tabel 4.17 Uji T-test Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 84

Tabel 4.18 Pengujian One Way ANOVA Variabel Gaji ... 84

Tabel 4.19 Perhitungan Mean Indikator Variabel Gaji ... 85

Tabel 4.20 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pelatihan Profesional ... 86

Tabel 4.21 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pelatihan Profesional ... 87


(18)

xviii

Tabel 4.22 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pengakuan Profesional ... 88

Tabel 4.23 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pengakuan

Profesional ... 89 Tabel 4.24 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Sosial ... 90 Tabel 4.25 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Sosial ... 91 Tabel 4.26 Pengujian One Way ANOVA Variabel Lingkungan Kerja .... 93 Tabel 4.27 Perhitungan Mean Indikator Variabel Lingkungan Kerja ... 93 Tabel 4.28 Pengujian One Way ANOVA Variabel Pertimbangan

Pasar Kerja ... 95 Tabel 4.29 Perhitungan Mean Indikator Variabel Pertimbangan Pasar

Kerja ... 95 Tabel 4.30 Pengujian One Way ANOVA Variabel Nilai Intrinsik

Pekerjaan ... 96 Tabel 4.31 Perhitungan Mean Indikator Variabel Nilai Intrinsik


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier ... 10

Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu ... 11

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentase Gaji ... 58

Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pelatihan Profesional ... 60

Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengakuan Profesional ... 62

Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai-nilai Sosial ... 64

Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentase Lingkungan Kerja ... 66

Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentase Pertimbangan Pasar Kerja ... 68

Gambar 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentase Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 70


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 114

Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 119

Lampiran 3 Uji Validitas Variabel Penelitian ... 133

Lampiran 4 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 139

Lampiran 5 Uji Normalitas ... 143

Lampiran 6 Uji Beda (independent samples T-test) ... 144

Lampiran 7 Uji Tambahan One Way ANOVA ... 152

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 169


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pada dasarnya mempunyai keinginan dan keyakinan

bahwa pada saatnya nanti akan mencapai apa yang dicita-citakan. Keyakinan ini

juga menjadi dasar seseorang dalam melakukan pekerjaan. Ketika seseorang

melakukan suatu pekerjaan, orang tersebut berkeyakinan bahwa dengan bekerja

akan diperoleh penghasilan untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Kebutuhan

hidup manusia semakin hari akan semakin meningkat. Oleh karena itu, setiap

orang selalu berkeinginan agar peningkatan kebutuhan ini sejalan dengan karier

yang semakin meningkat pula.

Dessler (1994:4) menyatakan bahwa karier adalah posisi pekerjaan

(jabatan) yang dipegang atau dijabat oleh seseorang selama kehidupan kerjanya.

Karier yang diinginkan dapat tercapai dengan melakukan proses yang dinamakan

perencanaan karier. Menurut Berry, (1997); Messmer, (1997); dan Paolillo, et al.,

(1982) dalam Rasmini (2007:352) perencanaan karier merupakan suatu hal yang

sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam karier. Mahasiswa akuntansi

sebagai calon sarjana akuntansi memerlukan perencanaan karier yang jelas untuk

masa depan yang cemerlang. Selain untuk mahasiswa sendiri, perencanaan karier

juga berguna dalam penyusunan kurikulum agar materi perkuliahan dapat

disampaikan secara efektif sehingga bermanfaat bagi mahasiswa yang


(22)

mereka sangat membutuhkan masukan dari para pendidik untuk memotivasi diri

mereka agar melakukan perencanaan karier dengan jelas dan baik sehingga

keinginan karier yang mereka impikan dapat terwujud.

Tahap awal dari perencanaan karier mahasiswa adalah pemilihan karier

mahasiswa itu sendiri. Setelah menyelesaikan kuliahnya, seorang sarjana

akuntansi harus mengeksplorasi diri untuk dapat menentukan pilihan karier apa

yang akan mereka jalani selanjutnya, apakah ingin menjadi seorang akuntan

publik dengan melanjutkan studi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) atau

memilih untuk menjalani profesi non akuntan publik, yaitu sebagai akuntan

pendidik, akuntan perusahaan, dan akuntan pemerintah.

Sarjana akuntansi paling tidak memiliki tiga alternatif langkah yang dapat

ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan

akuntansi, seorang sarjana akuntansi dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan

pendidikan profesi akuntansi untuk menjadi seorang akuntan publik, dan ketiga,

melanjutkan pendidikan akademik S2. Ketiga alternatif langkah ini bisa dijadikan

salah satu pilihan karier bagi mahasiswa akuntansi. Setiap mahasiswa mempunyai

pilihan karier yang berbeda sesuai dengan keinginan dan harapannya

masing-masing.

Karier yang dipilih mahasiswa akuntansi berbeda-beda satu sama lain. Hal

ini tergantung dari faktor yang melatarbelakangi pemilihan karier mahasiswa

tersebut. Pada saat memasuki dunia kerja, faktor-faktor tersebut harus

dipertimbangkan secara matang sehingga nantinya karier yang dipilih akan sesuai


(23)

mahasiswa dan jenis karier yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik

untuk diteliti. Dengan diketahuinya pilihan karier yang diminati oleh mahasiswa,

maka dapat dilakukan penyesuaian kurikulum di perguruan tinggi yang relevan

dengan dunia kerja khususnya di bidang bisnis dan akuntansi. Hal ini penting

untuk dilakukan supaya mahasiswa lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang

dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan. Dengan demikian, mahasiswa akuntansi

yang akan terjun ke dunia kerja mempunyai kesiapan yang matang untuk

menghadapi tantangan kerja yang semakin berat.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karier.

Astami (2001:15) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

karier, meliputi jenis pekerjaan, gaji, ketersediaan lapangan kerja, persepsi

mahasiswa mengenai profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang

pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik. Hasil penelitiannya

mengungkapkan bahwa hanya faktor jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa

mengenai profesi akuntan publik yang dipertimbangkan mahasiswa dalam

memilih karier.

Rahayu (2003:821) meneliti persepsi mahasiswa akuntansi mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik, diantaranya adalah faktor :

penghargaan finansial atau gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai sosial, dan personalitas.


(24)

mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier, hanya nilai-nilai sosial dan

personalitas yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karier

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Hasil penelitian Widyasari (2010:70) tentang persepsi mahasiswa

akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier

mahasiswa menunjukkan bahwa faktor penghargaan finansial, pelatihan

profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan

pertimbangan pasar kerja yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam

memilih karier. Di sisi lain, apabila ditinjau dari faktor personalitas menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa yang memilih karier

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

Setiap mahasiswa akuntansi bebas untuk memilih karier yang akan dijalani

kelak di dunia kerja. Mahasiswa dalam memilih profesi akuntansi juga

dipengaruhi oleh faktor nilai intrinsik pekerjaan (Warrick, 2008:6). Nilai intrinsik

pekerjaan berhubungan dengan hal-hal mengenai kepuasan yang diterima oleh

individu disaat atau sesudah melakukan suatu pekerjaan. Menurut Gibson, et. al.,

(1997:148) nilai intrinsik pekerjaan meliputi tantangan pekerjaan secara

intelektual, suasana kerja yang dinamis, tuntutan kreativitas, dan pemberian

kebebasan untuk menyelesaikan tugas. Nilai intrinsik pekerjaan juga perlu

dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih kariernya karena menyangkut

kenyamanan dan kepuasan pribadi mereka sendiri.

Fenomenanya berdasarkan hasil wawancara peneliti pada bulan Februari


(25)

25 orang mahasiswa yang berada pada tahun terakhir (semester delapan), ternyata

mereka masih merasa kebingungan dalam menentukan karier apa yang akan

dijalani setelah lulus kuliah nanti. Kebanyakan dari mereka juga belum membuat

perencanaan karier secara jelas karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran

terhadap ketidakpastian di masa yang akan datang. Mereka juga kurang

mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih

karier pada profesi akuntansi. Oleh karena itu, mereka juga belum mempunyai

pandangan akan menjalani karier seperti apa dan bagaimana cara untuk bisa

memulai karier yang diinginkannya. Hal ini bisa menyebabkan banyaknya sarjana

yang menganggur tanpa pekerjaan yang jelas.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Rahayu (2003:822) untuk melihat apakah fenomena yang telah diperoleh pada

penelitian sebelumnya juga akan terjadi pada penelitian kali ini. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Rahayu (2003:822) adalah waktu penelitian,

populasi, dan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 akuntansi

pada perguruan tinggi yang duduk di semester 8 (delapan). Alasan peneliti

memilih mahasiswa semester 8 (delapan) sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa mahasiswa pada semester ini sudah mempunyai gambaran

serta rencana karier yang jelas untuk dilakukan setelah lulus kuliah nanti. Lokasi

penelitian kali ini pada perguruan tinggi negeri dan swasta di kota Semarang.

Selain itu, peneliti juga mengganti salah satu faktor dari penelitian Rahayu yaitu


(26)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI

AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Perguruan

Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Semarang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih

karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji,

pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai sosial, lingkungan kerja,

pertimbangan pasar kerja, dan nilai intrinsik pekerjaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih karier

sebagai akuntan publik dan non akuntan publik ditinjau dari faktor gaji, pelatihan

profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,


(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi lembaga atau perusahaan, yang memerlukan tenaga akuntan dapat

mengerti apa yang diinginkan oleh calon akuntan dalam memilih profesinya

dan bagi lembaga yang sudah mempekerjakan akuntan untuk lebih

memberikan motivasi akuntan yang sudah bekerja di lembaganya sehingga

menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

2. Bagi lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi diharapkan hasil

penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan kualitas

pengajaran sehingga menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang

siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar dan membantu memuat kurikulum

dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dengan dunia kerja saat ini.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Karier

2.1.1 Pengertian Karier

Pada umumnya sebagian orang menilai karier adalah suatu pekerjaan yang

dijabat oleh seseorang pada saat tertentu. Akan tetapi penilaian itu tidak

sepenuhnya benar karena karier merupakan posisi pekerjaan (jabatan) yang

dipegang atau dijabat oleh seseorang selama bertahun-tahun (Dessler, 1994:4).

Menurut Handoko (2001:122) karier adalah perkembangan para karyawan secara

individu dalam jenjang jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sedangkan menurut Siagian (1991:206)

karier merupakan keseluruhan pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang

dipangku oleh seseorang selama dia berkarya. Dari beberapa pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa karier adalah seluruh perkembangan pekerjaan (jabatan)

yang dipegang atau dijabat selama kehidupan kerja seseorang.

Menurut Siagian (1991:205) bagi sebagian orang pekerjaan-pekerjaan

yang dijabat tersebut merupakan suatu bagian dari rencana yang disusun secara

hati-hati. Sementara itu, sebagian orang berpendapat bahwa karier hanyalah

sekedar nasib apabila sedang beruntung akan menjalani karier yang baik dan

apabila tidak beruntung akan menjalani karier yang tidak baik atau tidak sesuai

dengan harapannya.


(29)

Handoko (2001:123) menyatakan bahwa untuk mencapai karier yang

diinginkan, diperlukan proses yang disebut perencanaan karier. Perencanaan

karier sangat diperlukan seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Oleh karena

itu, karier harus dibentuk melalui suatu perencanaan yang cermat yang dirinci atas

beberapa konsep dasar sebagai berikut :

a) Karier

Karier adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang

jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu

organisasi atau perusahaan.

b) Jalur karier

Jalur karier adalah pola pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk

karier seseorang.

c) Sasaran-sasaran karier

Sasaran-sasaran karier adalah posisi di waktu yang akan datang dimana

seseorang berjuang untuk mencapainya sebagai bagian dari kariernya.

d) Perencanaan karier

Perencanaan karier adalah proses dimana seseorang memilih sasaran karier,

dan jalur karier menuju sasaran tersebut.

e) Pengembangan karier

Pengembangan karier adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang

dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karier.

Sebagian besar orang gagal mengelola karier mereka, karena tidak


(30)

menyadari bahwa sasaran-sasaran karier dapat memacu karier mereka dan

menghasilkan kesuksesan yang lebih besar. Pemahaman akan konsep-konsep

tersebut tidak menjamin kegiatan, akan tetapi dapat mengarahkan pada penetapan

sasaran karier sehingga perencanaan dan pengembangan karier dapat terlaksana.

Secara umum proses perencanaan dan pengembangan karier dapat dijelaskan pada

Gambar 2.1 berikut ini.

Umpan Balik Sumber : Handoko (2001:125)

Gambar 2.1 Kerangka Perencanaan dan Pengembangan Karier

Proses perencanaan karier ini memungkinkan seseorang untuk

mengidentifikasikan sasaran-sasaran karier yang ingin dicapai dalam arti tingkat

kedudukan atau jabatan tertinggi yang mungkin dicapai apabila mampu bekerja

secara produktif (Siagian, 1991:207). Seseorang juga harus mengetahui dan

memilih jalur-jalur menuju ke sasaran tersebut. Kemudian melalui

kegiatan-kegiatan atau pengembangan karier, mereka mencari cara-cara untuk

meningkatkan kemampuan dirinya dan mengembangkan sasaran karier sesuai

yang mereka inginkan. Pada tahap pengembangan karier ini diperlukan proses

eksplorasi diri dan meningkatan kualitas kerja serta kematangan pribadi yang

baik.

Jalur-jalur Karier Perencanaan

Karier

Sasaran-sasaran Karier

Pengembangan Karier


(31)

2.1.2 Tahap-tahap Pengembangan Karier Individu

Kebutuhan dan ekspektasi individu terhadap karier dapat diubah melalui

tahapan-tahapan karier. Tahapan-tahapan karier ini berhubungan langsung dengan

kebutuhan hidup seorang individu. Hubungan antara tahapan-tahapan karier dan

kebutuhan individu dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Kebutuhan Utama

Keamanan, Jaminan

Pencapaian, Harga Diri, Kebebasan

Harga Diri, Aktualisasi Diri

Aktualisasi Diri

Usia

Tahapan Karier

Fase Awal

Pegawai Kontrak

Fase Lanjutan

Promosi

Fase Mempertahankan

Mempertahankan Posisi

Fase Pensiun

Berpikir Strategis

Sumber : Dessler (1994)

Gambar 2.2 Tahap-tahap Karier dan Kebutuhan Individu

Menurut Dessler (1994:28), tahapan-tahapan karier dan kebutuhan

individu dibedakan atas 4 (empat) tahapan yaitu :

1. Fase Awal

Fase awal atau fase pembentukan menekankan pada perhatian untuk

memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun-tahun awal


(32)

2. Fase Lanjutan

Fase lanjutan dimana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai

berkurang, namun lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri, dan

kebebasan.

3. Fase Mempertahankan

Pada fase mempertahankan, seorang individu mempertahankan pencapaian

keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di

masa lalu. Individu telah merasa puas, baik secara psikologis maupun

finansial.

4. Fase Pensiun

Pada fase pensiun, individu telah menyelesaikan satu karier, dan akan

berpindah ke karier yang lain, dan individu memiliki kesempatan untuk

mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.

2.1.3 Karier di Kantor Akuntan Publik

Titik tolak perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia

adalah dengan dikeluarkannya Inpres No. 6, Tahun 1979 yang dikenal dengan

nama paket 27 Maret 1979 serta KMK No. 108/KMK/077/79. Inti peraturan ini

adalah bahwa wajib pajak diberikan keringanan di dalam penetapan pajak apabila

menggunakan jasa akuntan publik dalam menyusun laporan pemeriksaan laporan

keuangan perusahaan klien. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki

kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah pendidikan


(33)

Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan

Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat

suatu Kantor Akuntan Publik (KAP), tempat para akuntan publik berkiprah.

Menurut Mulyadi (2002:28) auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan

ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu auditor internal, auditor

pemerintah, auditor independen (akuntan publik). Secara umum kualifikasi yang

dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill.

Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama

perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak

dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai

dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan

melebihi perusahaan biasa yang mengharuskan sering lembur.

2.2 Teori Pengharapan

Pemilihan karier seseorang tidak terlepas dari perwujudan harapan dari

sebuah karier yang akan dijalani. Setiap orang yang akan menentukan karier

sudah pasti akan mengharapkan hasil dari jerih payah saat menjalani karier

tersebut. Dengan kata lain, konsep pengambilan keputusan dalam memilih karier

ini berhubungan dengan teori pengharapan. Teori pengharapan (expectancy

theory) adalah salah satu dari teori motivasi kerja. Robbins dan Judge (2008:222)

menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah proses yang menjelaskan intensitas,


(34)

Kreitner dan Kinicki (2003:248), motivasi adalah proses psikologis yang sangat

mendasar, merupakan salah satu dimensi yang dapat menjelaskan perilaku

seseorang untuk bertindak sesuatu. Motivasi akan mendorong seseorang untuk

bekerja dengan baik sehingga akan tercapai kinerja yang baik pula.

Definisi teori pengharapan itu sendiri adalah suatu teori motivasi yang

menyatakan bahwa karyawan lebih mungkin termotivasi ketika mereka

mempersepsikan usaha mereka akan menghasilkan kinerja yang berhasil dan pada

akhirnya menghasilkan penghargaan dan hasil yang diinginkan (Ivancevich,

2007:156). Sedangkan, Victor H. Vroom (1964) dalam Kreitner dan Kinicki

(2003:301) menyatakan bahwa teori pengharapan merupakan kekuatan

kecenderungan yang kuat untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung

pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu

konsekuensi tertentu dan pada daya tarik dari konsekuensi bagi individu yang

bertindak.

Teori pengharapan menyimpulkan bahwa seorang karyawan dimotivasi

untuk menjalankan sesuatu dengan tingkat usaha yang paling tinggi dan ia

meyakini usaha ini akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, karena

setiap penilaian yang baik akan mendatangkan imbalan-imbalan organisasional

dari perusahaan seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi jabatan. Dari

imbalan-imbalan tersebut dapat memenuhi sasaran pribadi karyawan. Oleh karena itu, teori


(35)

1) Hubungan upaya dengan kinerja, probabilitas yang dipersepsikan oleh

individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong

tercapainya kinerja yang diinginkan.

2) Hubungan kinerja dengan imbalan, sampai sejauh mana individu itu

meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya

kinerja yang diinginkan.

3) Hubungan imbalan dengan sasaran pribadi, sampai sejauh mana

imbalan-imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta

potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu yang bersangkutan.

Vroom menggunakan persamaan matematis untuk mengintegrasikan

konsep-konsep kekuatan atau kemampuan motivasi menjadi model harapan.

Model harapan ini terdiri dari 3 (tiga) komponen, sebagai berikut (Kreitner dan

Kinicki, 2003:302) :

a) Nilai (Valence)

Valensi diartikan sebagai nilai positif atau negatif yang diberikan pada

hasil. Hasil merupakan konsekuensi yang berbeda dari prestasi, seperti upah,

promosi, atau pengakuan. Penilaian sebagai hasil tergantung pada kebutuhan

individu dan dapat diukur untuk tujuan penelitian yang berjangkauan dari nilai

negatif hingga positif. Sebagai contoh, penilaian seorang individu terhadap

pengakuan yang diperoleh setelah melakukan pekerjaannya.

b) Instrumentalitas

Instrumental adalah suatu persepsi prestasi dengan hasil. Seseorang


(36)

prestasi tertentu. Apabila pekerjaan dilihat sebagai alat untuk mendapatkan apa

yang diharapkan maka akan timbul motivasi untuk bekerja. Misal, seseorang yang

mengikuti sebuah lembaga Multi Level Marketing (MLM) dengan mengharapkan

keuntungan yang berlimpah mereka akan lebih bersemangat bekerja dan pada

akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan.

c) Pengharapan (Expectancy)

Harapan adalah keyakinan bahwa usaha akan mengarah pada tingkat

kinerja tertentu. Dapat diartikan juga sebagai persepsi seseorang tentang besarnya

kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja. Misal, seorang karyawan

mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.

Belakangan teori pengharapan ini dikembangkan lagi oleh Lyman Porter

dan Edward Lawler mendasarkannya pada 4 (empat) asumsi mengenai perilaku

dalam organisasi yaitu (Kreitner dan Kinicki, 2003:303) :

1) Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor-faktor yang terdapat dalam

diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.

2) Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang,

dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasil dari sebuah keputusan yang

sudah diperhitungkan oleh orang tersebut.

3) Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.

4) Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya


(37)

Atas dasar asumsi tersebut, Lyman Porter dan Edward Lawler menyusun

model harapan menjadi 3 (tiga) hal sebagai berikut (Kreitner dan Kinicki,

2003:305) :

1) Memprediksi usaha

Usaha adalah fungsi nilai yang dirasakan sebagai penghargaan meliputi

nilai penghargaan dan probabilitas usaha yang dirasakan. Penghargaan yang

didapat bisa sesuai dengan harapannya diperlukan usaha dan kerja keras dalam

bekerja.

2) Memprediksi prestasi

Prestasi ditentukan oleh lebih dari sekedar usaha. Hubungan antara usaha

dan prestasi tergantung pada kemampuan dan karakter karyawan serta persepsi

seseorang terhadap suatu pekerjaan.

3) Memprediksi kepuasan pribadi

Para karyawan mendapatkan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik

untuk prestasi yang diraihnya. Penghargaan intrinsik berhubungan dengan

penghargaan dari diri sendiri yang terdiri dari hal-hal yang tidak nyata. Sedangkan

penghargaan ekstrinsik adalah hasil yang nyata seperti upah dan pengakuan

publik.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pengharapan

merupakan pemahaman seorang pribadi atau individu yang berhubungan dengan

usaha dan kinerja, kinerja dengan imbalan serta imbalan dengan sasaran

pribadinya. Dengan kata lain, seorang individu akan melakukan usaha tertentu


(38)

oleh mahasiswa akuntansi dalam memilih karier yang tepat, mereka harus

mempertimbangkan secara matang karier yang akan dijalani sehingga karier yang

dipilih nantinya akan sesuai harapan dan keinginan serta dapat memenuhi semua

kebutuhannya. Pengharapan seorang mahasiswa terhadap karier yang dipilihnya

ini akan sesuai keinginannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan

karier yaitu gaji atau penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan

nilai intrinsik pekerjaan. Faktor-faktor tersebut secara empiris dapat

mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa akuntansi dalam menentukan profesi

akuntansi yang kelak akan dijalani setelah menyelesaikan studinya pada jenjang

S1 (strata 1).

2.3 Profesi Akuntansi 2.3.1 Akuntan Publik

Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat belakangan ini

menimbulkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum. Hal ini

menjadikan profesi akuntan publik sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau

lembaga tersebut. Profesi akuntan publik dianggap sebagai pihak yang menengahi

hubungan antara pihak manajemen dan pihak pemilik perusahaan. Kegiatan utama

dari profesi akuntan publik terutama pada kegiatan audit yang bertujuan untuk

memberikan pendapat kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh


(39)

Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa :

“Lulusan sarjana strata satu (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh

Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi”. Jadi, seorang lulusan sarjana akuntansi

untuk bisa menjadi akuntan publik harus menempuh Pendidikan Profesi di

Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan program Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPA) yang berdiri secara resmi.

Disamping harus menjalani pendidikan formal seperti yang diatur dalam

SK Mendiknas No. 179/U/2001, seorang akuntan publik juga harus mempunyai

pengalaman kerja dalam profesinya (Mulyadi, 2002:25). Oleh karena itu, jika

seseorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari

pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih

berpengalaman.

Untuk berpraktik sebagai akuntan publik di Indonesia, pemerintah

mengatur perizinan tersebut dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No.43/ KMK.017/1997, seseorang diizinkan jika memenuhi persyaratan

berikut (Mulyadi, 2002:26) :

1) Berdomisili di wilayah Indonesia.

2) Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik (SAP) yang diselenggarakan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

3) Menjadi anggota IAI

4) Telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai


(40)

Umumnya jenjang karier akuntan publik dalam organisasi Kantor Akuntan

Publik dibagi menjadi (Mulyadi, 2002:33) :

1) Partner, menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit yang bertanggung

jawab atas hubungan dengan klien dan bertanggung jawab secara keseluruhan

mengenai auditing.

2) Manajer, bertindak sebagai pengawas audit yang mempunyai tugas membantu

auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit serta

mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.

3) Auditor Senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung jawab

untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana serta

mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.

4) Auditor Junior, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat

kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah

dilaksanakan.

Akuntan publik dianggap sebagai salah satu profesi yang prestisius dalam

dunia kerja karena dipandang menjanjikan prospek kerja yang cerah. Selain itu,

akuntan publik juga termasuk dalam profesi-profesi yang memiliki pendapatan

termahal. Hal ini disebabkan oleh pergeseran sumber pendapatan akuntan publik

yang awalnya hanya melayani jasa audit sekarang sudah beralih ke jasa konsultasi

manajemen (Regar, 1993:12).

2.3.2 Akuntan Perusahaan

Akuntan perusahaan merupakan akuntan yang bekerja di dalam


(41)

Hansen dan Mowen (2006:8) pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.

Akuntansi manajemen diterapkan dalam perusahaan bertujuan untuk

menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer, dan

karyawan yang berguna untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur,

mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna

internal dalam pembuatan perencanaan, pengendalian, dan keputusan. Sedangkan

akuntansi keuangan berguna untuk menghasilkan informasi bagi pihak internal

maupun eksternal. Tetapi informasi ini lebih cenderung digunakan oleh pihak

eksternal yaitu investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal

lainnya. Informasi dari akuntansi keuangan digunakan untuk keperluan seperti

keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan

(Hansen dan Mowen, 2006:10).

Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:17) mengungkapkan bahwa mahasiswa

beranggapan bekerja sebagai akuntan perusahaan lebih memberikan kepastian

masa depan dengan adanya dana pensiun dan sifat pekerjaannya lebih rutin. Selain

itu, karier sebagai akuntan perusahaan cenderung lebih cepat meningkat dengan

gaji yang meningkat pula. Dari sekian banyaknya kelebihan, akuntan perusahaan

juga memiliki kelemahan. Kelemahan menjadi seorang akuntan perusahaan yaitu

lebih cepat jenuh karena bekerja dengan tantangan yang stabil dan berada di

dalam ruangan saja. Hal ini dapat mengakibatkan kejenuhan yang amat besar bagi

para karyawan karena mereka menjalani pekerjaan yang monoton dan tidak ada


(42)

Dalam mencari pekerjaan, seorang sarjana pasti akan mempertimbangkan

berbagai faktor untuk memutuskan apakah menerima pekerjaan yang ditawarkan

oleh perusahaan apa justru menolak karena ada faktor yang tidak sesuai dengan

keinginan. Menurut Rahayu (2003:829) mahasiswa dalam memilih profesi

mempertimbangkan pasar kerja yang menjanjikan untuk berkembang di masa

yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan swasta harus memberikan fasilitas

dan berbagai bentuk penghargaan (reward) dalam menarik minat sarjana

Akuntansi yang berkualitas untuk bekerja pada perusahaan dan perusahaan juga

akan mendapatkan karyawan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

dibutuhkan. Dari temuan inilah yang dijadikan pengharapan bagi mahasiswa

jurusan akuntansi untuk termotivasi memilih berkarier sebagai akuntan

perusahaan.

2.3.3 Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah seorang akuntan yang bekerja sebagai pengajar

di sebuah instansi atau lembaga pendidikan seperti sekolah tinggi, perguruan

tinggi serta lembaga pendidikan tinggi lainnya, yang memberikan jasa pelayanan

pendidikan akuntansi untuk melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan

profesional (Bastian, 2006:30). Profesi akuntansi pendidik sangat dibutuhkan bagi

kemajuan profesi akuntansi itu sendiri, karena di tangan mereka para calon-calon

akuntan dididik.

Rahayu (2003:829) menyatakan bahwa mahasiswa yang memilih

berprofesi sebagai akuntan pendidik lebih mengharapkan pekerjaan keamanan


(43)

kesulitan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, akuntan pendidik

dianggap sebagai profesi yang mempunyai tanggung jawab untuk melakukan riset

di bidang pendidikan agar kualitas pendidikan akuntansi khususnya semakin

meningkat sehingga tidak tertinggal jauh dari negara-negara lain (Bastian,

2006:211).

Harapan lain jika seseorang bekerja sebagai akuntan pendidik adalah

mempunyai jaminan hari tua, pernyataan ini dikemukakan oleh Cangelosi, et al

(1985) dalam Setiyani (2005:19). Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat

Indonesia beranggapan bahwa pegawai negeri merupakan pekerjaan yang

mempunyai kesejahteraan sampai nanti setelah pensiun sehingga setiap orang

berlomba-lomba untuk menjadi seorang pegawai negeri.

2.3.4 Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan

pemerintah. Badan-badan pemerintah yang dimaksud adalah badan seperti BPKP,

BPK dan instansi pajak (Gade, 1993:25). Seorang akuntan pemerintah melakukan

tugas dan wewenangnya sesuai dengan Undang-Undang yang mengaturnya.

Tugas seorang akuntan pemerintah adalah mengawasi keuangan dan kekayaan

negara sampai pengelolaan keuangan dan kekayaan negara.

BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Gade (1993:89) menyatakan


(44)

pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek pemerintah,

BUMN, BUMD dan perusahaan swasta milik pemerintah.

BPK adalah unit organisasi di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban keuangan

Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut. Sedangkan instansi pajak

adalah unit organisasi di bawah Departemen Keuangan yang tugas pokoknya

adalah mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah.

Akuntan yang bekerja di instansi pajak bertugas untuk memeriksa pertanggung

jawaban keuangan masyarakat wajib pajak kepada pemerintah (Gade, 1993:88).

Menurut Oktavia (2005:14) mahasiswa akuntansi yang memilih profesi

sebagai akuntan pemerintah mengharapkan pekerjaan yang lebih bersifat rutin

sehingga tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari,

mempunyai keamanan kerja yang tinggi, dan bisa santai dalam menyelesaikan

tugas. Disamping itu, alasan seorang mahasiswa memilih karier sebagai akuntan

pemerintah adalah karena mengharapkan gaji awal yang lebih tinggi serta

memiliki jaminan di hari tua (Haswell dan Holmes, 1988 dalam Setiyani,

2005:18). Hal ini menjadikan seorang mahasiswa beranggapan bahwa profesi

akuntan pemerintah lebih baik dibanding dengan profesi akuntan yang lainnya

sehingga sebagian besar mahasiswa memilih untuk meniti karier sebagai akuntan


(45)

2.4 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia

Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan jenjang pendidikan

tambahan yang ditujukan bagi seorang lulusan sarjana ekonomi jurusan akuntansi

yang ingin mendapatkan gelar Akuntan (Regar, 1993:7). Surat Keputusan (SK)

Mendiknas No. 179/U/2001 menyatakan bahwa lulusan sarjana strata satu (S1)

jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di

perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Kurikulum nasional Pendidikan Profesi Akuntansi terdiri dari paling sedikit 20

sks dan paling banyak dapat ditempuh dua sampai enam semester. Regar (1993:8)

menyatakan bahwa mahasiswa yang telah menempuh Pendidikan Profesi

Akuntansi nantinya akan berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak). Di

samping itu juga semakin berpeluang meniti karier sebagai auditor pemerintahan,

auditor internal, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan

perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi (Lisnasari,

2008:2).

Mahasiswa yang telah mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

adalah calon akuntan yang nantinya berhak mendapatkan Register Negara (Regar,

1993:7). Setelah mendapat gelar akuntan, mereka diperbolehkan mengikuti Ujian

Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). USAP merupakan persyaratan penting untuk

mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Dengan mengikuti ujian ini,

diharapkan calon akuntan di masa depan tidak hanya mahir secara teknis namun

juga mahir secara profesional (Lisnasari, 2008:3). Dengan demikian, lulusan


(46)

sebagai akuntan dibandingkan dengan sarjana akuntansi yang tidak mempunyai

predikat akuntan.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier 2.5.1 Gaji atau Penghargaan Finansial

Gaji atau penghargaan finansial adalah hal yang paling dipertimbangkan

saat seseorang akan menentukan karier apa yang akan dipilih, karena gaji

merupakan salah satu alasan utama seseorang untuk bekerja. Dengan bekerja,

seseorang akan menghasilkan gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Selain itu, gaji juga diartikan sebagai alat ukur untuk menilai

perimbangan jasa antara imbalan dengan jasa yang dilakukan (Ivancevich, et al.,

2007:228). Apabila imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai

dengan jasa yang telah dilakukan, maka seorang individu tersebut kemungkinan

akan berpikir ulang untuk melanjutkan kariernya.

Gaji sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan manusia

dalam memilih pekerjaan (Milton, 1986:35). Gaji dipandang sebagai hal yang

mendasar bagi seseorang yang ingin memulai berkarier. Penelitian Setiyani

(2005:53) juga mengungkapkan bahwa gaji merupakan faktor yang sangat

dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier. Sebagian

besar mahasiswa dalam menjalankan profesi, mereka akan mengharapkan gaji

awal yang tinggi, kenaikan gaji yang cepat, dan tersedianya dana pensiun ketika

purna jabatan. Oleh karena itu, gaji dianggap sebagai hal utama yang paling


(47)

dipungkiri bahwa gaji merupakan hal pokok yang diharapkan ketika melakukan

sebuah pekerjaan.

2.5.2 Pelatihan Profesional

Pelatihan profesional meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan

peningkatan keahlian. Dessler (1994:5) menyatakan bahwa pelatihan profesional

sebelum bekerja perlu dilakukan untuk menunjang pekerjaan seseorang. Pelatihan

profesional juga diperlukan mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan

publik (Setiyani, 2005:24). Hal ini berarti bahwa dalam memilih karier selain

untuk mencari penghasilan atau gaji mahasiswa juga mempunyai keinginan untuk

berprestasi dan mengembangkan diri. Pengembangan diri dengan pelatihan ini

dilakukan agar mereka nantinya bekerja secara profesional.

Pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena

pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu

yang ingin memulai karier (Handoko, 2001:103). Mahasiswa perlu mengikuti

pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan profesional dan mendapatkan

pengalaman kerja yang bervariasi. Apalagi bagi mahasiswa yang ingin berkarier

sebagai akuntan publik, pelatihan profesional wajib dilakukan untuk

meningkatkan keahlian dalam bekerja.

2.5.3 Pengakuan Profesional

Pengakuan profesional berhubungan dengan hal-hal mengenai pengakuan

terhadap prestasi. Pengakuan terhadap prestasi ini dikategorikan sebagai

penghargaan yang tidak berwujud finansial (Dessler, 1994:104). Penghargaan ini


(48)

kerja. Pengakuan profesional dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk apresiasi

serta pengakuan dari masyarakat atas prestasi yang diraih seseorang dalam

berkarier.

Menurut Stolle (1976) dalam Setiyani (2005:25) mahasiswa akuntansi

mempertimbangkan pengakuan profesional dalam memilih karier. Hal ini

menunjukkan bahwa seseorang dalam melakukan pekerjaannya tidak hanya

semata-mata mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk

mengembangkan diri dan memperoleh pengakuan atas prestasi yang dicapai.

Dengan diakuinya prestasi dari hasil kerja seseorang, maka semakin menambah

motivasi diri orang tersebut untuk lebih bersemangat untuk menghasilkan

prestasi-prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

2.5.4 Nilai-nilai Sosial

Nilai sosial menunjukkan nilai seseorang yang dilihat dari sudut pandang

orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya (Kreitner dan Kinicki, 2003:182).

Dalam memilih karier, mahasiswa akuntansi perlu mempertimbangkan nilai sosial

karena berkaitan dengan image pekerjaannya dimata masyarakat apakah pekerjaan

tersebut dianggap sebagai profesi yang terhormat atau justru hanya dipandang

sebelah mata.

Penelitian Carpenter dan Strawser (1970) dalam Setiyani (2005:26)

menyatakan bahwa reputasi pekerjaan merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan dalam pemilihan karier. Selain itu, hasil penelitian Widyasari

(2010:78) juga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa


(49)

dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier,

karena penilaian dari masyarakat tentang karier yang dijalani penting untuk

reputasi sebuah pekerjaan. Reputasi adalah unsur pokok yang tercermin pada

kemampuan perusahaan untuk memuaskan kebutuhan jangka panjang para

pekerja (Handoko, 2001:21).

2.5.5 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja meliputi sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan

banyaknya tekanan dalam pekerjaan. Menurut Milton (1986:35) lingkungan kerja

merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam pekerjaan.

Sebagian orang menganggap bahwa dengan melihat lingkungan kerja dari profesi

yang ditekuninya tersebut akan mendapatkan gambaran mengenai sifat

pekerjaannya apakah rutin atau sering lembur, dengan tingkat persaingan antar

pekerja yang tinggi atau rendah, serta tekanan pekerjaannya berat atau ringan.

Sebagai calon pekerja, mahasiswa juga mempertimbangkan faktor

lingkungan kerja dalam memilih profesi. Mahasiswa yang memilih profesi

akuntan perusahaan akan menghadapi pekerjaan yang rutin dan dapat diselesaikan

dibelakang meja, sedangkan profesi akuntan publik akan menghadapi banyak

tekanan dan tingkat kompetisi yang tinggi (Rasmini, 2007:356). Penelitian

Rahayu (2003:828) menyimpulkan bahwa profesi akuntan pendidik menjalani

pekerjaan yang lebih rutin dibanding karier sebagai akuntan publik dan akuntan

pemerintah. Mahasiswa yang memilih berkarier sebagai akuntan publik

menganggap jenis pekerjaannya tidak rutin karena datangnya pekerjaan


(50)

2.5.6 Pertimbangan Pasar Kerja

Pertimbangan pasar kerja berhubungan dengan tersedianya lapangan kerja

dan keamanan kerja. Mudah diketahuinya lowongan pekerjaan dan informasi

pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang termasuk di dalam

pertimbangan pasar kerja. Disamping itu, keamanan kerja juga menjadi salah satu

alasan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan (Dessler, 1994:269). Faktor

ini dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karier karena dianggap sebagai

faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan karier (Rahayu, 2003:823).

Mahasiswa akan melihat peluang suatu pekerjaan untuk memutuskan akan

menjalani pekerjaan tersebut atau tidak. Disamping itu, keamanan kerja yang baik

juga perlu dipertimbangkan dalam memilih karier, karena tidak mungkin

seseorang menerima suatu pekerjaan dengan resiko kehilangan pekerjaan yang

tinggi dan diperlukan pengorbanan yang besar untuk menyelesaikannya.

2.5.7 Nilai Intrinsik Pekerjaan

Faktor intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh

individu saat melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara

pekerjaan dan penghargaan. Menurut Robbins dan Judge (2008:99) kepuasan

kerja (job satisfication) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang

pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristik dari

pekerjaan tersebut.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:149), faktor intrinsik

pekerjaan meliputi :


(51)

Pencapaian prestasi seseorang berkaitan dengan kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang menantang (chaleenging work). Setiap

individu berbeda-beda, sebagian individu menyenangi pekerjaan-pekerjaan

yang menantang, dan sebagian lagi menyenangi pekerjaan yang moderat

maupun rendah.

2. Berada dalam lingkungan yang dinamis

Lingkungan yang dinamis akan mendukung kemampuan seseorang untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kesempatan yang diberikan pada

karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memberikan hasil yang terbaik dan

dapat memberikan kepuasan kerja tersendiri pada diri masing-masing

karyawan.

3. Mendukung kreativitas

Pertumbuhan pribadi pada dasarnya berkaitan dengan kemampuan dan

peluang yang tersedia bagi karyawan untuk mengembangkan keahlian dan

kreativitas dalam kariernya.

4. Memberikan kebebasan atau otonomi

Kebebasan atau otonomi karyawan dalam proses pengambilan keputusan

akan memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan. Dalam batas-batas

tertentu karyawan diberikan kebebasan untuk melakukan yang terbaik

menurut mereka. Karyawan perlu diberikan kebebasan untuk melakukan yang


(52)

2.6 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat dikemukakan hasil-hasil yang telah

dilaksanakan sebelumnya yaitu :

Penelitian yang dilakukan Astami (2001:15) mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi

mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier akuntan publik dan non

akuntan publik adalah jenis pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi

akuntan publik. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah gaji,

ketersediaan lapangan kerja, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk

menjadi seorang akuntan publik.

Kunartinah dan Widiatmoko (2003:9) melakukan penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik di

STIE Stikubank Semarang. Dari penelitian ini, diketahui terdapat lima faktor yang

mempengaruhi pemilihan karier yaitu faktor intrinsik pekerjaan, penghasilan

jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar

belakang pendidikan di SMA, serta persepsi rasio keuntungan dan kerugian

menjadi akuntan publik.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Rahayu (2003:821) pada tahun yang

sama di universitas negeri dan swasta yang ada di Jakarta, Yogyakarta, dan

Surakarta dan objek penelitiannya adalah mahasiswa akuntansi semester enam.

Hasil penelitian menyatakan bahwa hanya faktor nilai-nilai sosial dan personalitas


(53)

profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar

kerja sangat mempengaruhi pemilihan karier oleh mahasiswa.

Setiyani (2005:81) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non

akuntan publik meliputi gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

lingkungan kerja, nilai intrinsik pekerjaan, dan pertimbangan pasar kerja. Hasil

penelitiannya mengungkapkan bahwa profesi yang paling diminati ditinjau dari

tujuh faktor tersebut adalah akuntan perusahaan. Pada penelitian Oktavia

(2005:45) di Universitas Widyatama hasilnya menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik

adalah faktor intrinsik, penghasilan jangka panjang dan pendek, pertimbangan

pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMU, persepsi keuntungan menjadi

akuntan publik.

Pada penelitian Rasmini (2007:352) tentang faktor-faktor yang

berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi. Subyek penelitian dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi S1 akuntansi, fakultas

ekonomi di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Bali. Yang

diteliti dalam penelitian ini adalah: pertama, faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan karier secara keseluruhan; kedua, berdasarkan gender; ketiga,

berdasarkan jenis kelasnya (reguler dan ekstensi); dan yang keempat, berdasarkan

jenis perguruan tingginya (negeri dan swasta).

Berbeda dengan penelitian Rasmini (2007:352), Warrick, et al (2008:5)


(54)

Jackson State University. Dalam penelitiannya profesi akuntansi di kelompokkan

menjadi tiga yaitu akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.

Penelitian ini menggunakan delapan faktor meliputi: gaji awal yang tinggi, gaji

jangka panjang, keuntungan non moneter, keamanan kerja, nilai intrinsik

pekerjaan, keamanan finansial, peningkatan karier, serta keseimbangan antara

pekerjaan dan kehidupan. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa mahasiswa

akuntansi di Jackson State University lebih memilih berkarier sebagai akuntan

publik daripada berkarier sebagai akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.

Penelitian lain dilakukan oleh Widyasari (2010:70) tentang persepsi

mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karier

dengan studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA Soegijapranata. Penelitian

ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi

mengenai pemilihan karier ditinjau dari faktor gaji, pelatihan profesional,

pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan pertimbangan

pasar kerja, sedangkan apabila ditinjau dari faktor personalitas tidak berbeda.

Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Nama dan Tahun Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Emita Wahyu Astami (2001)

Variabel bebas: - Gaji

- Ketersediaan lapangan kerja

Simpulan hasil penelitian ini adalah bahwa faktor persepsi mahasiswa tentang pengorbanan dan faktor sifat atau jenis pekerjaan dapat mempengaruhi


(55)

- Persepsi mahasiswa tentang pengorbanan - Nilai intrinsik

pekerjaan - Sifat atau jenis

pekerjaan Variabel terikat: Pemilihan karier mahasiswa sebagai akuntan publik dan non akuntan publik

mahasiswa akuntansi dalam memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik, selain itu tidak mempengaruhi.

Sri Rahayu Eko Arief S. Doddy Setiawan (2003)

Variabel bebas: -Penghargaan

finansial

-Pelatihan profesional -Pengakuan

profesional -Nilai-nilai sosial -Lingkungan kerja -Pertimbangan pasar

kerja -Personalitas Variabel terikat: Pemilihan karier mahasiswa sebagai publik dan non publik

Hasil penelitian ini adalah: terdapat perbedaan pandangan yang signifikan antara mahasiswa yang memilih karier sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik ditinjau dari penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, dan lingkungan kerja, selain itu tidak ada perbedaan

Rediana Setiyani (2005)

Variabel bebas: - Gaji

- Pelatihan profesional - Pengakuan

profesional - Nilai-nilai sosial - Lingkungan kerja - Nilai intrinsik

pekerjaan

- Pertimbangan pasar kerja

Faktor-faktor yang membedakan adalah gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional,

lingkungan kerja, sedangkan untuk nilai intrinsik pekerjaan, pertimbangan pasar kerja, serta nilai-nilai sosial tidak ada perbedaan


(1)

R-20 3 3 4 3 4 4 4 71% B 2 3 50% TB 4 4 4 3 75% B

R-21 3 2 5 5 4 5 5 83% B 3 3 60% CB 5 3 4 4 80% B

R-22 3 2 5 4 4 5 5 80% B 3 4 70% B 4 4 4 4 80% B

R-23 5 3 2 2 3 3 2 57% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB

R-24 4 3 3 2 4 4 4 69% B 3 3 60% CB 4 3 5 2 70% B

R-25 3 3 4 3 4 3 4 69% B 2 3 50% TB 4 3 4 4 75% B

R-26 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 1 20% STB 4 4 4 5 85% SB

R-27 2 3 1 2 1 3 2 40% TB 4 3 70% B 4 3 5 2 70% B

R-28 4 4 3 4 4 4 4 77% B 2 3 50% TB 4 5 5 4 90% SB

R-29 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 3 3 60% CB 4 3 4 2 65% CB

R-30 4 4 3 4 4 5 4 80% B 5 5 100% SB 4 3 4 2 65% CB

R-31 3 3 3 4 3 3 3 63% CB 5 4 90% SB 4 3 4 1 60% CB

R-32 4 5 4 4 4 4 3 80% B 2 3 50% TB 4 5 3 4 80% B

R-33 4 4 3 2 3 4 4 69% B 2 3 50% TB 4 2 5 4 75% B

R-34 3 3 3 4 3 2 3 60% CB 3 4 70% B 3 3 4 3 65% CB

R-35 2 2 4 3 3 3 2 54% CB 4 3 70% B 3 1 1 2 35% STB

R-36 2 2 3 3 3 3 2 51% TB 3 3 60% CB 3 3 4 2 60% CB

R-37 3 3 4 3 4 3 4 69% B 3 3 60% CB 3 1 1 3 40% TB

R-38 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 5 4 90% SB 1 1 3 2 35% STB

R-39 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 3 3 4 2 60% CB

R-40 5 5 4 4 4 4 4 86% SB 1 2 30% STB 4 4 5 5 90% SB

R-41 5 3 3 2 4 3 3 66% CB 3 3 60% CB 2 3 2 2 45% TB

R-42 5 4 2 3 4 3 3 69% B 5 4 90% SB 5 5 5 2 85% SB

R-43 4 4 3 3 4 3 3 69% B 5 5 100% SB 5 4 5 2 80% B

R-44 5 5 3 4 3 3 2 71% B 4 3 70% B 5 5 5 1 80% B

R-45 3 4 3 3 3 4 4 69% B 3 3 60% CB 4 3 3 2 60% CB

R-46 3 3 4 2 3 3 4 63% CB 2 3 50% TB 3 3 4 5 75% B


(2)

R-48 4 4 2 2 5 4 2 66% CB 4 3 70% B 4 4 4 5 85% SB

R-49 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 3 4 70% B 3 3 2 2 50% TB

R-50 4 5 3 3 4 3 3 71% B 5 4 90% SB 5 4 5 2 80% B

R-51 4 4 4 4 4 4 4 80% B 2 3 50% TB 5 5 5 4 95% SB

R-52 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 5 3 80% B 4 3 3 2 60% CB

R-53 4 3 4 3 3 4 4 71% B 3 3 60% CB 2 3 1 2 40% TB

R-54 4 4 3 4 3 4 2 69% B 3 4 70% B 3 3 4 1 55% CB

R-55 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 4 3 4 3 70% B

R-56 3 4 4 3 4 3 3 69% B 1 2 30% STB 4 3 4 5 80% B

R-57 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 3 2 50% TB 5 3 5 3 80% B

R-58 4 4 4 3 4 4 5 80% B 2 1 30% STB 4 3 4 5 80% B

R-59 2 2 2 3 3 2 3 49% TB 3 3 60% CB 4 2 4 2 60% CB

R-60 4 3 4 4 4 2 3 69% B 1 4 50% TB 4 3 4 3 70% B

R-61 2 2 4 3 4 4 3 63% CB 1 2 30% STB 4 4 3 2 65% CB

R-62 3 4 2 3 3 3 3 60% CB 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB

R-63 4 3 2 3 4 4 3 66% CB 5 3 80% B 4 3 4 2 65% CB

R-64 5 5 3 2 4 2 4 71% B 5 4 90% SB 4 5 5 3 85% SB

R-65 3 3 3 4 3 3 3 63% CB 2 3 50% TB 3 3 4 3 65% CB

R-66 2 2 3 3 3 3 3 54% CB 4 4 80% B 3 5 4 2 70% B

R-67 3 2 3 3 3 3 3 57% CB 3 3 60% CB 3 3 3 2 55% CB

R-68 2 3 4 3 4 3 3 63% CB 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB

R-69 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 4 5 90% SB 4 3 3 1 55% CB

R-70 2 2 3 3 2 3 3 51% TB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB

R-71 2 2 4 3 4 3 3 60% CB 3 3 60% CB 2 3 3 3 55% CB

R-72 3 3 4 3 4 3 3 66% CB 2 3 50% TB 4 3 4 3 70% B

R-73 2 2 4 4 3 4 2 60% CB 3 3 60% CB 3 4 4 2 65% CB

R-74 3 2 3 3 3 3 3 57% CB 5 3 80% B 3 3 2 2 50% TB


(3)

R-76 5 5 3 3 3 3 5 77% B 2 3 50% TB 4 3 5 4 80% B

R-77 3 3 3 3 3 3 3 60% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB

R-78 2 2 4 4 3 4 2 60% CB 4 3 70% B 4 3 4 2 65% CB

R-79 2 3 4 2 4 2 4 60% CB 2 2 40% TB 3 3 3 4 65% CB

R-80 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 2 30% STB 5 3 4 5 85% SB

R-81 3 2 3 3 4 3 3 60% CB 5 3 80% B 3 3 3 2 55% CB

R-82 3 3 3 2 2 2 2 49% TB 3 3 60% CB 4 1 4 2 55% CB

R-83 3 4 4 3 4 2 3 66% CB 1 2 30% STB 4 3 4 3 70% B

R-84 4 4 4 3 3 3 2 66% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB

R-85 3 4 3 4 5 3 2 69% B 2 2 40% TB 3 4 3 3 65% CB

R-86 4 4 3 1 3 4 3 63% CB 4 4 80% B 4 3 4 2 65% CB

R-87 4 3 4 3 3 4 4 71% B 3 3 60% CB 3 4 4 4 75% B

R-88 2 2 5 5 4 4 5 77% B 1 2 30% STB 4 4 4 4 80% B

R-89 5 5 3 3 3 3 1 66% CB 5 5 100% SB 3 3 3 2 55% CB

R-90 4 3 2 2 3 2 2 51% TB 4 4 80% B 4 3 3 2 60% CB

R-91 2 3 4 3 4 2 4 63% CB 2 3 50% TB 4 3 4 3 70% B

R-92 4 4 4 4 4 4 3 77% B 1 2 30% STB 4 3 4 4 75% B

R-93 2 2 4 5 5 5 4 77% B 2 2 40% TB 3 3 4 4 70% B

R-94 5 5 2 3 5 3 3 74% B 4 5 90% SB 4 3 4 2 65% CB

R-95 4 4 2 3 4 4 3 69% B 4 4 80% B 4 3 4 1 60% CB

R-96 4 4 3 4 4 4 4 77% B 2 2 40% TB 3 5 3 4 75% B

R-97 2 4 3 3 3 4 4 66% CB 1 3 40% TB 4 2 3 4 65% CB

R-98 4 4 4 1 3 3 2 60% CB 4 3 70% B 3 3 4 3 65% CB

R-99 4 4 2 2 4 2 3 60% CB 5 4 90% SB 3 3 3 2 55% CB

R-100 4 3 3 4 4 3 4 71% B 2 3 50% TB 3 4 3 3 65% CB

R-101 3 4 3 3 3 2 3 60% CB 4 5 90% SB 4 3 3 1 55% CB

R-102 3 2 2 3 3 3 4 57% CB 5 4 90% SB 3 2 2 2 45% TB


(4)

R-104 4 4 2 2 4 3 2 60% CB 4 3 70% B 4 3 4 2 65% CB

R-105 4 4 3 4 5 3 3 74% B 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB

R-106 3 2 2 3 4 3 3 57% CB 5 3 80% B 2 3 3 2 50% TB

R-107 5 5 5 4 4 3 3 83% B 2 2 40% TB 3 5 4 4 80% B

R-108 3 4 2 3 4 3 3 63% CB 4 3 70% B 3 4 3 1 55% CB

R-109 4 4 2 2 4 3 2 60% CB 5 3 80% B 4 3 3 2 60% CB

R-110 3 3 3 3 3 5 3 66% CB 2 2 40% TB 2 2 1 1 30% STB

R-111 3 3 3 3 3 4 4 66% CB 3 3 60% CB 4 3 4 3 70% B

R-112 4 3 2 4 4 4 3 69% B 4 4 80% B 4 3 3 2 60% CB

R-113 4 3 3 1 4 3 2 57% CB 5 3 80% B 2 3 3 2 50% TB

R-114 2 2 4 4 4 3 2 60% CB 1 1 20% STB 4 4 4 3 75% B

R-115 2 3 2 3 3 2 2 49% TB 1 3 40% TB 3 4 4 3 70% B

R-116 4 4 5 3 3 4 3 74% B 3 3 60% CB 2 2 2 2 40% TB

R-117 2 3 5 4 4 5 4 77% B 2 2 40% TB 4 4 3 4 75% B

R-118 4 4 1 2 5 3 2 60% CB 3 4 70% B 4 4 4 2 70% B

R-119 2 2 2 2 3 3 3 49% TB 4 3 70% B 3 3 2 2 50% TB

R-120 5 5 3 2 4 3 3 71% B 5 5 100% SB 5 4 5 2 80% B

R-121 4 4 4 4 3 4 3 74% B 2 2 40% TB 5 4 4 4 85% SB

R-122 2 2 4 4 4 3 3 63% CB 5 4 90% SB 2 2 2 2 40% TB

R-123 4 3 4 3 3 4 2 66% CB 2 3 50% TB 5 3 4 3 75% B

R-124 2 2 2 3 4 4 4 60% CB 4 3 70% B 3 3 2 1 45% TB

R-125 4 4 3 3 3 4 4 70% B 3 3 60% CB 4 3 3 4 70% B

R-126 4 4 3 4 3 4 4 74% B 2 3 50% TB 5 5 4 5 95% SB

R-127 5 4 4 4 3 3 4 77% B 2 2 40% TB 5 5 5 4 95% SB

R-128 4 3 3 2 3 4 3 63% CB 1 2 30% STB 3 3 3 2 55% CB

R-129 2 2 2 3 4 4 4 60% CB 4 4 80% B 1 2 3 1 35% STB

R-130 2 2 2 4 4 4 3 60% CB 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB


(5)

R-132 3 3 3 4 4 3 3 66% CB 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B

R-133 2 2 4 4 4 3 1 57% CB 4 3 70% B 4 3 3 2 60% CB

R-134 4 4 3 4 4 4 3 74% B 2 3 50% TB 3 4 3 4 70% B

R-135 4 4 3 3 3 3 3 66% CB 5 4 90% SB 4 3 3 1 55% CB

R-136 3 3 4 3 4 4 4 71% B 1 2 30% STB 4 3 4 5 80% B

R-137 3 3 3 3 4 3 3 63% CB 5 5 100% SB 5 3 5 3 80% B

R-138 4 4 4 4 3 4 4 77% B 2 2 40% TB 4 3 4 5 80% B

R-139 2 2 3 2 3 2 2 46% TB 4 4 80% B 4 2 4 2 60% CB

R-140 4 4 3 3 4 2 4 69% B 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B

R-141 2 2 2 2 4 4 3 54% CB 3 3 60% CB 4 3 4 1 60% CB

R-142 5 5 5 4 3 3 4 83% B 2 2 40% TB 3 5 4 4 80% B

R-143 3 4 4 3 3 3 3 66% CB 4 3 70% B 3 4 3 1 55% CB

R-144 2 2 3 3 3 2 2 49% TB 4 3 70% B 4 1 4 2 55% CB

R-145 3 2 3 3 4 4 3 63% CB 1 2 30% STB 4 3 4 3 70% B

R-146 2 2 2 4 5 4 2 60% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB

R-147 3 4 3 2 5 3 2 63% CB 1 3 40% TB 3 4 3 3 65% CB

R-148 3 4 3 4 4 3 4 71% B 2 2 40% TB 3 3 4 4 70% B

R-149 5 5 4 3 5 3 3 80% B 5 4 90% SB 4 3 4 2 65% CB

R-150 3 3 2 2 3 3 3 54% CB 4 4 80% B 4 3 4 1 60% CB

R-151 1 2 3 4 5 5 5 71% B 2 2 40% TB 3 5 3 4 75% B

R-152 5 4 2 2 3 2 2 57% CB 4 4 80% B 3 3 3 2 55% CB

R-153 2 3 4 3 4 3 3 63% CB 3 3 60% CB 3 4 3 3 65% CB

R-154 5 5 3 3 3 2 3 69% B 5 4 90% SB 4 3 3 1 55% CB

R-155 4 3 3 2 3 3 2 57% CB 5 3 80% B 3 3 3 2 55% CB

R-156 3 3 3 2 4 4 1 57% CB 4 4 80% B 3 3 4 2 60% CB

R-157 3 3 3 3 4 3 4 66% CB 3 3 60% CB 3 4 3 3 65% CB

R-158 4 2 3 2 3 3 2 54% CB 4 4 80% B 4 4 3 2 65% CB


(6)

R-160 4 3 4 4 4 4 5 80% B 1 1 20% STB 4 4 4 5 85% SB

R-161 4 3 3 4 3 3 2 63% CB 4 3 70% B 4 3 5 2 70% B

R-162 3 4 5 3 3 3 5 74% B 2 2 40% TB 4 5 5 4 90% SB

R-163 4 3 4 2 4 4 3 69% B 3 3 60% CB 4 3 4 2 65% CB

R-164 4 4 3 2 3 3 2 60% CB 5 3 80% B 3 5 4 2 70% B

R-165 2 2 5 4 5 4 5 77% B 2 3 50% TB 4 4 5 4 85% SB

R-166 3 3 3 3 3 2 2 54% CB 1 3 40% TB 4 3 4 3 70% B

R-167 2 4 4 3 3 3 2 60% CB 3 3 60% CB 4 4 3 2 65% CB

R-168 3 4 5 4 4 3 2 71% B 1 3 40% TB 3 4 3 3 65% CB

Jumlah 3.843

65% CB

1.042

62% CB

2.231

66% CB

Nilai

maksimal 5880 1680 3360

Persentase

skor 65,36% 62,02% 66,40%


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA Analisis Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Karir Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi.

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA Analisis Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Karir Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi.

1 4 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Perguruan Tinggi di Wilayah Surakarta).

0 1 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta).

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 82

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 3 90

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK.

0 0 2

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK & AKUNTAN NON PUBLIK - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK & AKUNTAN NON PUBLIK - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN KARIER AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur) SKRIPSI

0 0 23