10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Belajar dan Pembelajaran Sains
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Darsono 2000:24-25 mendefinisikan
hubungan antara belajar dan pembelajaran adalah belajar merupakan proses yang menghendaki adanya perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungan. Perilaku disini mengandung pengertian yang luas, mencakup pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan sebagainya. Pembelajaran
mempunyai tujuan untuk membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik kuantitas maupun
kualitas. Keberhasilan suatu pembelajaran tergantung bagaimana interaksi antara
guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa dapat berjalan baik bila guru kompeten dalam mengelola kelas. Langkah awal mengelola kelas yang perlu diketahui guru
adalah dengan siapa atau siswa yang bagaimana yang akan dihadapi. Tanpa paham tentang peserta didik yang akan difasilitasi, bagaimana guru dapat memilih
model pembelajaran yang tepat dan materi pembelajaran yang sesuai? Dalam pembelajaran sains yang menjadi fokus adalah adanya interaksi
antara siswa dengan obyek atau alam secara langsung. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator perlu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana agar siswa
11
dapat mengamati dan memahami obyek sains. Dengan demikian siswa dapat menemukan konsep dan membangunnya dalam struktur kognitifnya. Teori Piaget
dalam Suparno 2001:103 menyatakan bahwa seorang anak menjadi tahu dan memahami lingkungannya melalui jalan berinteraksi dan beradaptasi dengan
lingkungan tersebut. Menurut teori ini siswa harus membangun pengetahuannya sendiri melalui observasi, eksperimen, diskusi, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan
karakteristik anak kelas 4 sd 6 pada umumnya berusia antara 9 sd 12 tahun, berdasarkan klasifikasi Piaget dalam Asy’ary 2006:42 berada pada tingkat
perkembangan akhir operasional kongkrit sampai awal perkembangan formal. Oleh karena itu sebaiknya sudah diarahkan pada pelatihan kemampuan berpikir
yang lebih komplek. Dengan memperhatikan karakteristik anak SD seperti tersebut di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru SD perlu menerapkan prinsip pembelajaran yang dapat mewujudkan situasi belajar siswa aktif. Implikasi dari teori Piaget dalam Suparno 2001:103 terhadap
pembelajaran sains bahwa guru harus memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Mereka dapat melakukan
hal ini dengan jalan terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan seperti diskusi kelas, pemecahan soal-soal, dan bereksperimen. Sains merupakan ilmu
empirik yang membahas tentang fakta dan gejala alam,karena itu dalam pembelajarannya terikat faktual, artinya pembelajaran tidak hanya secara verbal
sebagaimana terjadi pada pembelajaran secara tradisional Asy’ary2006:22. Pada
12
pembelajaran tradisional, menempatkan siswa sebagai obyek pasif dengan beban hafalan berbagai macam konsep dan rumus-rumus.
Uraian-uraian di atas menyatakan bahwa pembelajaran sains mendasarkan kepada bagaimana siswa belajar secara aktif, maka dapat disimpulkan
pembelajaran sains merupakan proses melibatkan siswa aktif dalam suatu kegiatan sehingga siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan
konsep tentang alam.
2.2 Hasil Belajar Sains