54
Data peningkatan respon guru terhadap model pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan media gambar Puzzle di atas dapat digambarkan pada
grafik dalam bentuk diagram batang Gambar grafik 4.5.
4.2 Pembahasan
Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan aktivitas jiwa dan raga seseorang yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Hasil belajar merupakan hasil yang dapat dicapai dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan setelah melakukan pembelajaran, biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.
4.2.1 Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan observasi awal, persiapan belajar pada siswa kelas V SD Negeri 04 Kendal Doyong belum optimal. Hal ini dilihat dari nilai semester 2
kelas IV dimana untuk kelas eksperimen mempunyai rata-rata 65,45 sedangkan untuk kelas Kontrol 66,42.
Penilaian akhir hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh dari nilai tes tertulis yang
dilaksanakan setelah akhir kegiatan pembelajaran.
91 94
97
88 90
92 94
96 98
Pertemuan I Pertemuan II
Pertemuan III Peningkatan Respon Guru
Gambar grafik 4.5. Peningkatan Respon Guru
55
Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran STAD dengan
bantuan media gambar Puzzle dan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan. Dimana kelas experimen ada 5 komponen
utama yaitu presentasi kelas, kuis, nilai perbaikkan individu dan penghargaan kelompok. Dikarenakan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
Kooperatif STAD yang diterapkan maka guru sebelumnya harus menjelaskan langkah-langkah dan tujuan pembelajaran.
Kurang memahaminya siswa tentang langkah-langkah dan tujuan pembelajaran Kooperatif STAD dapat terlihat dari kurangnya kerjasama antara
siswa pada saat melakukan percobaan seperti siswa yang pandai tidak mau membantu siswa yang kurang pandai, saat belajar tim juga tidak adanya
pembagian tugas tim sehingga ada siswa yang hanya diam ataupun bermain sendiri. Saat presentasi kurang nya tanya jawab maupun mengemukakan pendapat
karena siswa malu untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat. Siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran tipe STAD siswa telah
memahami tujuan dan langkah-langkah pada pembelajaran tipe STAD, siswa juga semakin aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi kelas yang
kondusif, siswa belajar dalam tim juga tidak mengalami kendala yang berarti mereka telah mampu bekerjasama dengan baik, hal ini ditunjukkan saat pertemuan
III siswa dengan aktif melakukan pembelajaran, siswa telah mampu membagi tugas untuk menyelesaikan percobaan dalam tim, sehingga waktu yang diperlukan
untuk melakukan percobaan dapat dimanfaatkan secara maksimal dan semua anggota tim bekerja dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing, setelah
56
melakukan percobaan tiap tim berdiskusi untuk membahas hasil yang diperolehnya, siswa yang telah memahami materinya menjelaskan pada siswa
yang kurang memahami sehingga semua anggota tim paham dengan materi yang dipelajari. siswa yang pandai mau membantu siswa yang kurang pandai dalam hal
memahami materi yang sedang dipelajari. Saat presentasi anggota dalam tim saling membantu untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh siswa yang
tidak melakukan presentasi. Siswa sudah tidak malu lagi untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa siswa belajar
secara aktif dan berusaha menemukan suatu pengetahuan dengan cara melakukan percobaan.
Model pembelajaran tipe STAD melatih siswa untuk bekerja sama dan saling membantu antar siswa dalam satu tim, siswa yang pandai membantu siswa
yang kurang pandai sehingga siswa yang kurang pandai menjadi lebih paham dengan materi yang telah dipelajari. Dalam model pembelajaran ini siswa
dikondisiskan untuk belajar secara aktif dalam tim. Dengan belajar dalam tim siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan sains yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran tipe STAD juga melatih siswa untuk berusaha menemukan pengetahuan melalui kegiatan tim.
Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol menggunakan model yang biasa digunakan yaitu ceramah dan tanya jawab. Dimana siswa hanya memperoleh
informasi dari satu sumber tanpa mencarinya sendiri. Sesuai dengan teori yang berlaku bahwa siswa yang hanya memperoleh informasi sendiri akan lebih lama
menyimpan informasi tersebut dalam ingatannya. Hal ini diperkuat dengan hasil
57
penelitian dari Ong Eng Tek 1997 menyatakan bahwa penemuan dari penelitian itu mengindikasikan bahwa prestasi matematika dari siswa yang telah mengalami
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Kooperative Tipe Students Teams Achievement Division STAD secara signifikan lebih tinggi dari pada siswa yang
melakukan pembelajaran secara tradisional. Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah
dikemukakan. Data yang digunakan adalah nilai postest. Uji normalitas dengan menggunakan chi-kuadrat didapatkan bahwa nilai postest kelas eksperimen
maupun kelas kontrol terdistribusi normal. Selanjutnya uji kesamaan dua varian dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians dari sampel dan untuk menentukan
perhitungan statistik dalam uji-t uji perbedaan dua rata-rata. Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians didapatkan bahwa sampel mempunyai varians yang
sama. Analisis yang terakhir adalah uji-t uji perbedaan dua rata-rata yang
bertujuan untuk mengetahui perbedaan pencapaian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan uji-t pada nilai pretest, pencapaian nilai pretest
dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Hal ini terjadi karena kelas eksperimen dan kelas kontrol belum mendapat perlakukan atau belum dilakukan
pembelajaran pada kelas tersebut. Hasil yang berbeda didapatkan pada pengujian data postest, didapatkan
ℎ
= 5,499 dan = 2,0235 dengan taraf
signifikansi
á
= 5. Karena
ℎ
maka Ha diterima. Dengan kata lain ada perubahan hasil belajar yang signifikan antara kelompok experimen dengan
kelompok kontrol.
58
4.2.2 Hasil Belajar Afektif