Pada Gambar 15 terlihat bahwa skin lotion yang menggunakan natrium alginat 2 cenderung mengalami peningkatan viskositas yang lebih besar
dibandingkan skin lotion yang menggunakan setil alkohol tetapi tanpa natrium alginat dan skin lotion tanpa natrium alginat-tanpa setil alkohol karena alginat
memiliki kemampuan dalam mengikat air. Hal ini berhubungan dengan struktur alginat yang merupakan polimer linear dengan berat molekul tinggi, sehingga
sangat mudah menyerap air Winarno 1996. Selain itu, kation pada alginat seperti natrium dapat mengikat air sangat kuat karena memiliki kandungan ion
karboksilat yang tinggi Klose dan Glicksman 1972. Nilai viskositas skin lotion yang menggunakan setil alkohol tetapi tanpa
natrium alginat cenderung lebih stabil selama penyimpanan. Hal ini diduga karena setil alkohol yang ditambahkan dalam formulasi skin lotion berperan sebagai
pengental dan penstabil yang memiliki satu gugus hidroksil sehingga peningkatan viskositas tidak terlalu tinggi. Emulsi yang tersusun dari koloid alami akan
menghasilkan viskositas yang lebih tinggi daripada emulsi tersusun dari bahan lain seperti setil alkohol Suryani et al. 2000.
Pada skin lotion tanpa natrium alginat-tanpa setil alkohol, peningkatan viskositas terjadi cukup besar sampai hari ke-7, kemudian mengalami peningkatan
yang tidak signifikan sampai hari ke-14. Penurunan viskositas terjadi pada hari ke-21 sampai hari ke-28. Hal ini menunjukkan adanya gejala ketidakstabilan
karena viskositas sangat erat kaitannya dengan stabilitas emulsi produk. Penurunan viskositas selama penyimpanan mencerminkan peningkatan ukuran
partikel akibat penggumpalan dan menunjukkan shelf life yang buruk Rieger 1994.
4.4.2. pH
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter penting pada produk kosmetika karena pH yang sangat tinggi atau rendah dapat mengakibatkan kulit
teriritasi. Oleh sebab itu, pH produk kosmetika sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit, yaitu antara 4,5-7,5 Wasitaatmadja 1997. Berdasarkan hasil analisis,
pH skin lotion selama penyimpanan masih berada dalam kisaran nilai pH pada SNI-16-4399-1996 sebagai syarat mutu pelembab kulit, yaitu 4,5-8 dan skin lotion
komersial yaitu 7,2-8,4 Lampiran 23. Nilai pH skin lotion selama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16. Grafik perubahan pH skin lotion selama penyimpanan Dari Gambar 16 terlihat bahwa pH tertinggi terdapat pada skin lotion tanpa
natrium alginat-tanpa setil alkohol, sedangkan skin lotion dengan penggunaan natrium alginat 2 memiliki pH terendah. Hal ini disebabkan natrium alginat
memiliki pH 5,48 sehingga selama penyimpanan, nilai pH skin lotion ini masih dibawah skin lotion tanpa natrium alginat-tanpa setil alkohol dan skin lotion yang
menggunakan setil alkohol tetapi tanpa natrium alginat. Nilai pH skin lotion selama penyimpanan cenderung stabil, namun mengalami sedikit peningkatan
Lampiran 20. Peningkatan nilai pH selama penyimpanan diduga karena adanya atom nitrogen dalam formulasi yang berasal dari trietanolamin CH
2
OHCH
2 3
N. Meningkatnya kekuatan basa ini berkaitan dengan kemampuan nitrogen dalam
mengikat hidrogen sehingga semakin banyak atom H yang terikat pada atom N, akan mengurangi ketersediaan hidrogen bebas. Dengan demikian, pH produk akan
semakin meningkat Sykes 1989.
4.4.3. Stabilitas emulsi
Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana emulsi yang terdapat dalam bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan
partikel lain dan membentuk lapisan yang terpisah Suryani et al. 2000. Selama penyimpanan, nilai kestabilan skin lotion menunjukkan hasil yang sama,
yaitu 100. Pada skin lotion tanpa natrium alginat-tanpa setil alkohol yang diuji hari ke-21 dan 28, terlihat adanya sedikit gumpalan, tetapi tidak ada pemisahan
fase atau peretakan sehingga nilai stabilitas masih 100. Penggumpalan ini mengindikasikan akan terjadinya penurunan stabilitas emulsi. Selama
penyimpanan, ketidakstabilan emulsi dapat terjadi jika ada pembentukan krim, flokulasi, maupun penggumpalan Rieger 1994. Terlihatnya sedikit
penggumpalan dalam pengujian stabilitas emulsi ini disebabkan tidak adanya bahan dalam formulasi skin lotion yang berperan sebagai penstabil emulsi.
Kestabilan emulsi pada skin lotion dengan penggunaan natrium alginat disebabkan fungsi alginat sebagai bahan pengental dan penstabil emulsi
McNeely dan Pettitt 1973. Pada skin lotion yang menggunakan setil alkohol tetapi tanpa natrium alginat, kestabilan terjadi karena adanya setil alkohol yang
berperan sebagai pengental dan penstabil. Bahan pengental akan meningkatkan viskositas produk. Semakin tinggi viskositas produk, maka laju pemisahan fase
terdispersi dan fase pendispersi semakin kecil. Hal ini menunjukkan produk semakin stabil Suryani et al. 2000.
Shelf life yang baik dan tidak ada penggumpalan dapat dicapai dengan
pembentukan lapisan antar muka yang tebal dari makromolekul atau partikel- partikel kecil zat padat yang memisah. Hal ini merupakan alasan digunakannya
hidrokoloid seperti natrium alginat yang sangat berguna sebagai pengemulsi pembantu bila digunakan pada konsentrasi rendah, bahkan dapat digunakan
sebagai pengemulsi utama pada konsentrasi tinggi Rieger 1994.
4.4.4. Kelembaban kulit