Rancangan Percobaan Steel dan Torie 1991

agak kering 28-37, lembab 38-47, lebih lembab 48-57, dan sangat lembab 57,

3.5.13. Ketengikan SNI 01-3555-1998

Sampel ditimbang sebanyak 3 gram, kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer tertutup. Sampel ditambah dengan 10 ml kloroform dan asam asetat glasial 15 ml. Larutan KI jenuh sebanyak 1 gram ditambahkan dalam sampel, kemudian ditutup dengan cepat dan dikocok selama 1 menit. Setelah 1 menit, erlenmeyer disimpan ditempat gelap selama 5 menit, kemudian ditambahkan air destilata sebanyak 75 ml. Sampel dititrasi menggunakan larutan tiosulfat 0,01 N kemudian dikocok dengan kuat. Larutan pati dapat digunakan sebagai indikator jika warna kuning larutan hampir hilang dan titrasi diteruskan sampai warna biru menghilang. Keterangan : a : Volume sodium tiosulfat untuk titrasi sampel ml b : Volume sodium tiosulfat untuk titrasi blanko ml T : Normalitas sodium tiosulfat m: Berat sampel gram

3.6. Rancangan Percobaan Steel dan Torie 1991

Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu konsentrasi natrium alginat dengan 5 perlakuan 0, 0,5; 1; 1,5; dan 2 dan dua kali ulangan. Model matematis rancangan tersebut adalah sebagai berikut: Keterangan: Yij = Hasil pengamatan lotion ke-j dengan perlakuan ke-i i = Perbedaan konsentrasi natrium alginat 0, 0,5; 1; 1,5; dan 2 j = Ulangan dari setiap perlakuan dua kali µ = Nilai tengah umum Ai = Pengaruh perlakuan ke-i ε ij = Pengaruh galat Y ij = µ +A i + ε ij 1000 m 8 T b a oksigenkg mg peroksida Bilangan × × × − = Hipotesis: H0 : Konsentrasi natrium alginat tidak berpengaruh terhadap karakteristik skin lotion H1 : Konsentrasi natrium alginat berpengaruh terhadap karakteristik skin lotion Pengaruh perlakuan terhadap parameter dapat diketahui dengan analisis ragam. Bila hasil analisis ragam menunjukkan tolak H0 maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Rumus uji Duncan: Keterangan: R p = nilai kritikal untuk perlakuan yang dibandingkan p = perlakuan dbs = derajat bebas kts = jumlah kuadrat tengah r = ulangan Perhitungan uji sensori dilakukan dengan menggunakan analisis non-parametrik yaitu uji Kruskal Wallis yang menggunakan software SPSS versi 13.0. Uji Kruskal Wallis meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan H0 dan H1 H0 : Konsentrasi natrium alginat tidak berpengaruh terhadap karakteristik skin lotion H1 : Konsentrasi natrium alginat berpengaruh terhadap karakteristik skin lotion 2. Perangkingan Perangkingan dilakukan dengan mengurutkan nilai mulai dari yang terkecil hingga nilai yang terbesar berdasarkan nilai hasil sensori untuk semua perlakuan. 3. Membuat tabel rangking 4. Menghitung 5. Menghitung faktor koreksi FK [ ] ∑ + − = 1 1tt t T 1 1nn n T 1 FK + − ∑ − = ∑ = α dbs; p; q Rp r kts 6. Menghitung H yang merupakan kriteria uji 7. Menghitung H’ yang merupakan nilai X 2 hitung 8. Melihat X 2 tabel α = 0,05 dan dbv = k-1 ƒ Jika X 2 hitung X 2 tabel maka tolak H0, dilanjutkan uji Mulitiple Comparison ƒ Jika X 2 hitung X 2 tabel maka gagal tolak H0 Uji Mulitiple Comparison digunakan apabila hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil tolak H0. Rumus uji Mulitiple Comparison yaitu: Keterangan: n : banyaknya data t : jumlah data yang sama H : kriteria yang akan diuji H’ : X 2 hitung n i : jumlah pengamatan pada setiap perlakuan Ri : jumlah rangking pada setiap perlakuan K : perlakuan Z : peubah acak k : perlakuan Koreksi Faktor H H = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ + = ni 2 Ri 1 nn 12 H 1 n 3 - + 6 1k n 2p a z Rj Ri + 〉〈 − , dimana 2 1 k k p − =

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Spesifikasi Natrium Alginat

Natrium alginat merupakan suatu hidrokoloid yang diekstrak dari rumput laut coklat. Penggunaan natrium alginat dalam sediaan produk perawatan kulit diawali dengan analisis fisiko-kimia yang meliputi kadar susut pengeringan, kadar abu, logam berat, kadar sulfat, viskositas, pH, dan derajat putih. Hasil analisis natrium alginat dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis natrium alginat Keterangan : Standar mutu berdasarkan Food Chemical Codex 1981 Industrial grade McNeely dan Pettitt 1973 Berdasarkan hasil analisis, natrium alginat yang digunakan memenuhi standar mutu berdasarkan Food Chemical Codex kadar susut pengeringan, kadar abu, dan logam berat dan industrial grade viskositas dan pH. Derajat putih dan kadar sulfat tidak memiliki standar mutu, namun dalam penelitian ini dilakukan pengujian karena derajat putih dan kadar sulfat mempengaruhi skin lotion yang dihasilkan. Semakin tinggi derajat putih natrium alginat, maka semakin baik digunakan dalam formulasi karena tidak akan mempengaruhi warna dan penampakan skin lotion yang dihasilkan. Kadar sulfat perlu dianalisis karena berhubungan dengan viskositas dan pembentukan gel alginat. Semakin tinggi kadar sulfat, maka kekuatan gel yang terbentuk akan semakin rendah dan viskositas semakin tinggi. Namun dalam alginat, adanya senyawa sulfat tidak diinginkan karena merupakan senyawa pengotor Phillips dan Williams 2000. Logam berat yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Hg karena merupakan logam yang paling toksik di perairan. Urutan logam berat menurut tingkat toksisitasnya, yaitu: Hg 2+ Cd 2+ Ag 2+ Ni 2+ Pb 2+ As 2+ Cr 2+ Sn 2+ Zn 2+ Parameter Hasil analisis Standar mutu Kadar susut pengeringan 11,78 15 Kadar abu 26,66 18-27 Logam berat Tidak terdeteksi 0,004 Viskositas cP 32,5 10-5000 pH 5,48 3,5-10 Derajat putih 29 - Kadar sulfat 2,99 -