Trietanolamin Air Metil paraben Pewangi

penyebaran yang baik. Secara luas produk ini digunakan dalam produk kosmetika, seperti sabun cair, krim, lotion, produk perawatan wajah, produk perawatan rambut, deodoran, pewarna bibir, dan bedak Anonim b 2007.

2.2.2.7. Gliserin

Humektan terpenting dalam pembuatan skin lotion adalah gliserin C 3 H 5 OH 3 yang diperoleh dari proses saponifikasi trigliserida dan sorbitol. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air sehingga mencegah penguapan air. Komposisi gliserin yang digunakan pada formulasi berkisar antara 3-10 Mitsui 1997. Penggunaan gliserin berfungsi untuk mencegah lotion menjadi kering dan mencegah pembentukan kerak selama pengemasan dalam botol. Selain itu, gliserin juga berfungsi dalam memperbaiki konsistensi dan mutu lotion, yaitu mencegah terhapusnya lotion jika digunakan pada kulit sehingga memungkinkan lotion dapat menyebar tanpa digosok. Penambahan gliserin menyebabkan sediaan menjadi lebih pekat Idson dan Lazarus 1994.

2.2.2.8. Trietanolamin

Trietanolamin CH 2 OHCH 2 3 N atau TEA merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat dicampur dengan air dan etanol 95 namun sukar larut dalam eter Departemen Kesehatan 1993. TEA dapat digunakan sebagai penyeimbang pH dalam sediaan kosmetika Anonim c 2008.

2.2.2.9. Air

Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam pembuatan skin lotion. Air merupakan bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air mengandung beberapa bahan pencemar sehingga air yang digunakan untuk produk kosmetik harus dimurnikan terlebih dahulu Mitsui 1997. Air murni yaitu air yang diperoleh dengan cara penyulingan, proses penukaran ion, dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung ion-ion dan mineral-mineral. Air murni hanya mengandung molekul air saja. Air merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, berfungsi sebagai pelarut, dan memiliki pH 5,0-7,0 Departemen Kesehatan 1993.

2.2.2.10. Metil paraben

Metil paraben C 8 H 8 O 3 merupakan zat berwarna putih atau tidak berwarna, berbentuk serbuk halus, tidak berbau, dan rasa sedikit membakar. Zat ini dapat larut dalam etanol 95, eter, dan air namun sukar larut dalam benzen dan karbontetraklorida Departemen Kesehatan 1993. Metil paraben dapat digunakan dalam sediaan kosmetika dengan konsentrasi maksimum 1 Mitsui 1997. Metil paraben sering digunakan dalam skin lotion karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Kelemahan dari metil paraben yaitu kurang efektif terhadap bakteri gram negatif dibandingkan terhadap jamur dan ragi Idson dan Lazarus 1994. Pengawet ini tidak bersifat toksik dan tidak menyebabkan iritasi kulit tetapi dapat menyebabkan alergi untuk kulit sensitif Anonim d 2008.

2.2.2.11. Pewangi

Pewangi yang biasa digunakan dalam formulasi skin lotion adalah minyak esensial essential oil. Minyak esensial merupakan bahan yang sensitif terhadap panas, sehingga harus ditambahkan pada temperatur yang rendah. Minyak ini biasanya digunakan dalam jumlah yang kecil sehingga tidak menyebabkan iritasi Rieger 2000.

2.3. Alginat