Makna Ungkapan yang Mengandung Kata Ati

4.2 Makna Ungkapan yang Mengandung Kata Ati

Makna adalah arti; maksud pembicara atau penulis. Ungkapan ialah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna

PROSIDING

khusus; makna yang unsur-unsurnya seringkali menjadi kabur; atau konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna ang- gota-anggotanya (Kridalaksana, 2001:80).

Dalam tulisan ini ungkapan yang dimaksud adalah ungkapan tradisional seperti bebasan, paribasan, tembung entar, sanepa, di samping pacalothon, pitutur/nasihat, lagu/lelagon, macapat, dan geguritan. Pemba- hasan tentang makna ungkapan yang mengandung kata ati, dibagi menjadi empat, yaitu (a) makna yang berkaitan dengan watak, sifat, atau karakter orang, (b) makna yang berkaitan dengan suasana hati, (c) makna yang berkaitan dengan sikap terhadap orang lain, dan (d) makna yang berkaitan dengan perasaan dalam batin. Penjelasannya sebagai berikut.

4.2.1Makna yang Berkaitan dengan Watak, Sifat, atau Karakter Orang

Watak atau karakter ialah tabiat, budi pekerti atau sifat-sifat kejiwaan, akhlak yang membedakan seseorang dari yang lain entah baik atau buruk. Berikut ini adalah adalah makna ungkapan yang mengandung kata ati yang berkaitan dengan watak, atau karakter orang.

(35) Jujur lan jejer iku sucining ati (pitutur). ‘Orang yang jujur dan berkepribadian baik itu orang yang suci mulia.’

(36) Wis kecekel lambe atine (peribahasa). ‘Orang yang sudah diketahui tabiat atau perangai baik buruknya.’

Pada contoh (35) mengungkapkan orang yang jujur, budi pekerti yang baik, dan suci mulia. Contoh (36) mengungkapkan orang yang sudah diketahui oleh orang lain tentang watak, tabiat, atau budi pe- kertinya yang baik atau buruk.

4.2.2Makna yang Berkaitan dengan Suasana Hati

Makna yang berkaitan dengan suasana hati menggambarkan keadaan atau situasi yang sedang dialami oleh seseorang. Makna yang berkaitan dengan suasana hati tercermin dalam kata-kata, seperti lega ‘puas’ legawa ‘murah hati, dermawan’, tentrem ‘tenteram’, nesu ‘marah’, lara ‘ sakit’, bungah ‘gembira’, senang ‘senang, gembira’, mulya ‘mulia’, suci ‘suci’, dan pegel ‘sangat marah’. Sebagai contoh dapat dilihat pada (37)—(38) berikut.

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KELOMPOK PENELITI KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

337 (37) Titikane wong aluhur iku bebudene becik lan legawaing ati (pitutur)

‘Ciri-ciri bangsawan (orang mulia) itu adalah kelembutan budi bahasa dan keikhlasan hati (kedermawanannya).’

(38) Udinen ngelmu kang karya tentreming ati. ‘Tuntutlah ilmu pengetahuan yang dapat menenteramkan hati.’

4.2.3Makna yang Berkaitan dengan Sikap terhadap Orang Lain

Sikap berkaitan dengan perilaku, yakni tanggapan atau reaksi individu terhadap lingkungan. Makna yang berkaitan dengan sikap terhadap orang lain adalah perbuatan yang berdasarkan pada pen- dirian, pendapat, atau keyakinan. Makna yang berkaitan dengan sikap terhadap orang lain tercermin pada kata-kata, seperti nglarani ‘menyakiti’, pite ‘fitnah‘, curiga/jubriya ‘curiga‘, gawe serik ‘membuat sakit’, metani alaning liyan ‘mencari kesalahan orang lain‘, sujana ‘cu- riga‘, dan sentimen ‘sentimen. Contohnya adalah sebagai berikut.

(39) Atine metu wulune (peribahasa). ‘Hatinya keluar bulunya.’ ‘Orang yang suka memfitnah orang lain karena merasa iri hati; orang yang panas hatinya (marah) karena cemburu; iri hati; orang yang muncul rasa dengki atau benci terhadap orang lain.’

(40) Karyenak tyasing sasama (macapat). ‘Membahagiakan hati sesama.’ ‘Sebagai umat manusia sebaiknya dapat membuat atau memba- hagiakan hati sesama manusia.’

(41) Agawe pinggeting ati (tembung entar). ’Membuat bekam hati.’ ‘Membuat sakit hati orang lain.’

4.2.4Makna yang Berkaitan dengan Perasaan dalam Batin

Perasaan dalam batin berkaitan dengan perasaan hati; rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu; kesanggupan untuk merasa; pertimbangan batin atas sesuatu. Makna yang berkaitan dengan perasaan dalam batin ditandai oleh kata-kata, seperti susah ‘susah‘, sedhih ‘sedih‘, lara ‘sakit’, perih ‘sakit hati‘, bungah ‘gembira‘, rudah ‘ sedih‘, pegel ‘marah, sakit hati’, runtuh ‘luruh’, dan cilik ati ‘kecil hati‘.

(42) Perining tatu bisa diobati, lha yen perining ati, sapa sing ngobati. ‘Sakitnya luka dapat diobati, tetapi jika sakit hati siapakah yang mengobati.’

PROSIDING

(43) Luwih lara ora kaya wong lara ati ‘Lebih sakit tidak seperti orang sakit hati.’ (44) Runtuh atine (tembung entar). ‘Luruh, jatuh ke bawah (tanah) hatinya.’ ‘Orang yang menaruh belas kasihan terhadap orang lain; iba rasa hatinya.’