Komen dengan P Verba Polimorfemik

4.2.2 Komen dengan P Verba Polimorfemik

Pada bagian ini dibicarakan masalah komen bersifat predikatif yang unsur-unsurnya terdiri atas konstituen berkategori verba poli- morfemik berafiks aN-, meng-, N-/-i, ke-, ka-, -um-, -in-, dan –e sebagai P dan konstituen berkategori nomina sebagai O atau Pel. Supaya menjadi jelas, hal itu dibicarakan pada bagian berikut.

4.2.2.1 Komen dengan P Verba Berafiks a-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks a- mem- punyai perilaku sintaktis menuntut hadirnya konstituen letak kanan sebagai Pel. Berikut ini contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks a-.

(9) (a) Budaya kuwi anyakup angukup babagan filsafat, kapitayan, kawruh, teknologi, sarta seni. (b) Wondene seni anyrambahi amengkoni ranah basa sastra, ulah kridhaning angga, seni swara, dalasan seni rupa. (c) Seni rupa makarti lan makarya mungguhing wewangunan kang kasat mata, kalebu bab busana….

(Panjebar Semangat No. 32, 6 Agustus 2011:35) ‘(a) Budaya itu mencakupi masalah filsafat, kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni. (b) Adapun seni meliputi ranah bahasa sastra, olah tubuh, seni suara, dan seni rupa. (c) Seni rupa berada pada karya cipta yang kasat mata, termasuk masalah busana….’

Kalimat topik pada contoh (9) berupa Budaya kuwi anyakup angukup babagan filsafat, kapitayan, kawruh, teknologi, sarta seni ‘Budaya itu menca-

PROSIDING

kup masalah filsafat, kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni.’ Satuan lingual Budaya kuwi sebagai topik tak berpenanda dan berstatus sebagai IL karena sudah sama-sama diketahui. Adapun satuan lingual anyakup angukup babagan filsafat, kapitayan, kawruh, teknologi, sarta seni sebagai komen yang bersifat predikatif.

Satuan lingual pengisi komen ini terdiri atas verba polimorfemik berafiks a-, yang tampak pada kata anyakup angukup ‘mencakup’ sebagai P dan frasa nominal babagan filsafat, kapitayan, kawruh, teknologi, sarta seni ‘masalah filsafat, kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni’ sebagai Pel. Kehadiran konstituen yang berfungsi sebagai Pel ini diisyaratkan oleh verba pengisi P sehingga terbentuk susunan beruntun yang menjadi komen.

4.2.2.2 Komen dengan P Verba Berafiks meng-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks meng- mem- punyai perilaku sintaktis menuntut hadirnya konstituen letak kanan sebagai O. Berikut ini contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks meng- .

(10) (a) Malinda Dee menganggo sandhangan lan krudhung sarwa ireng sarta paes pepak. (b) Malinda teka ing PN Jaksel watara jam 10.40. (c) Wanita kang kaping pindho nindakake operasi payudara (susu) amarga infeksi silicone pecah iki pilih mingkem nalika dijaluki katrangan.

(Penyebar Semangat No. 48-26 November 2011:13) ‘(a) Malinda Dee mengenakan pakaian dan kerudung serba hitam dengan riasan lengkap. (b) Malinda tiba di PN Jaksel kira-kira pukul 10.40. (c) Wanita yang sudah dua kali menjalani operasi payudara (susu) karena infeksi silikonnya pecah ini memilih diam ketika dimintai keterangan.’

Kalimat topik pada contoh (10) berupa Malinda Dee menganggo sandhangan lan krudhung sarwa ireng sarta paes pepak ‘Malinda Dee me- ngenakan pakaian dan kerudung serba hitam dengan riasan lengkap’. Kalimat tersebut terdiri atas satuan lingual Malinda Dee sebagai topik tak berpenanda yang berstatus sebagai IL dan menganggo sandhangan lan krudhung sarwa ireng sarta paes pepak ‘mengenakan pakaian dan keru- dung serba hitam dengan riasan lengkap’ sebagai komen yang bersifat predikatif dan berstatus sebagai IB.

Di dalam komen digunakan satuan lingual berkategori verba ber- afiks meng- pada kata menganggo ‘memakai’ sebagai P. Perilaku sintaktis verba pengisi P ini menentukan kehadiran konstituen letak kanan, yaitu

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KELOMPOK PENELITI KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

119 frasa nominal sandhangan lan krudhung sarwa ireng sarta paes pepak sebagai

O, sehingga terbentuk susunan beruntun sebagai komen.

4.2.2.3 Komen dengan P Verba Berafiks N—/-i

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks N-/-i mempunyai perilaku sintaktis menentukan hadirnya konstituen letak kanan sebagai Pel. Sebagai penjelasnya, berikut ini diutarakan contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks N-/-i.

(11) (a) Mesjid kagungan dalem Kraton Kasultanan Ngayogyakarta pancen nduweni cirri kang khas. (b) Cakrike kebak perlambang. (c) Biasane,

mesjid kagungan ndalem kanthi cakrik mesjid keprabon. (d) Ana ruangane inti, kanthi saka guru cacah papat, dene payone tingkat telu, payon serambi wujude limasan tingkat loro. (e) Sarta ana tratag rambat, kanggo nyabrang saka plataran tumuju serambi. Saliyane kuwi, ana maksurane, papan khusus kanggo sholat raja, ana ing shaff paling ngarep.

(Penyebar Semangat No.43-24Oktober .2009:9) ‘(a) Masjid kepunyaan Keraton Kasultanan Yogyakarta memang mempunyai ciri khas. (b) Wujudnya penuh dengan simbol. (c)

Biasanya, masjid kepunyaan keraton bercorak masjid keprabon. (d) Ada ruangan inti, dengan tiang berjumlah empat, atap ber- tingkat tiga, atap serambi berwujud limas tingkat dua. (e) Ada tratag rambat untuk menyeberang dari halaman ke serambi. Se- lain itu, ada maksuranya, tempat khusus untuk salat raja,di shaf paling depan.’

Kalimat topik pada contoh (11) berupa Mesjid kagungan dalem Kraton Kasultanan Ngayogyakarta pancen nduweni ciri kang khas ‘Mesjid kepunyaan Keraton Kasultanan Yogyakarta memang mempunyai ciri khas’. Kalimat topik ini terdiri atas mesjid kagungan dalem Kraton Ka- sultanan Ngayogyakarta ‘mesjid kepunyaan Keraton Kesultanan Yogya- karta’ sebagai topik tak berpenanda yang berstatus sebagai IL dan pancen nduweni ciri kang khas ‘memang mempunyai ciri yang khas’ sebagai komen yang bersifat predikatif.

Satuan lingual pengisi komen ini terdiri atas verba berafiks N-/-

i pada kata nduweni ‘mempunyai’ sebagai P dan frasa nominal ciri kang khas ‘ciri yang khas’ sebagai Pel. Kehadiran konstituen yang ber- fungsi sebagai Pel ini diisyaratkan oleh verba pengisi P sehingga ter- bentuk susunan beruntun yang menjadi komen.

PROSIDING

4.2.2.4 Komen dengan P Verba Berafiks ke-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks ke- mempunyai perilaku sintaktis menentukan hadirnya konstituen letak kanan sebagai Pel. Sebagai penjelasnya, berikut ini diutarakan contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks ke-.

(12) (a) Omah ing dalan Pandean IV No. 40, Surabaya kuwi kesilep ing satengahe kampung. (b) Kajaba modhele ngunani, ukurane omah iku

uga luwih cilik yen kabandhingake karo bangunan ing kanan keringe sing racake wis direnovasi.(c) Gang kanggo tumuju omah iku uga rupak. (d) Kendharaan rodha loro sing arep liwat kudu luwih dhisik mateni mesin lan dituntun. Bung Karno biyen lair ing omah lawas ukuran 6 mungsuh 14 meter kuwi.

(Penyebar Semangat No 24-11 Juni 2011:33) ‘(a) Rumah di jalan Pandean IV No. 40, Surabaya itu tenggelam di tengah perkampungan. (b) Selain modelnya yang kuna, ukuran

rumah itu juga lebih kecil kalau dibanding dengan bangunan di kanan kirinya, yang pada umumnya sudah direnovasi. (c) Gang menuju rumah juga sempit. (d) Kendaraan roda dua yang akan

lewat harus lebih dahulu mematikan mesin dan dituntun. Bung Karno lahir di rumah kuna yang berukuran 6 kali 14 meter itu.’

Kalimat topik pada contoh (12) berupa Omah ing dalan Pandean IV No. 40, Surabaya kuwi kesilep ing satengahe kampung ‘Rumah di jalan Pandean IV No. 40, Surabaya itu tenggelam di tengah perkampungan’ yang terdiri atas satuan lingual Omah ing dalan Pandean IV No. 40, Sura- baya kuwi sebagai topik tak berpenanda yang berstatus sebagai IL dan kesilep ing satengahe kampung ‘tenggelam di tengah kampung’ sebagai komen yang bersifat predikatif.

Di dalam komen digunakan satuan lingual berkategori verba ber- afiks ke- pada kata kesilep ‘tenggelam’ sebagai P. Perilaku sintaktis verba pengisi P ini menentukan hadirnya konstituen letak kanan, yaitu frasa preposisional ing satengahe kampung ‘di tengah kampung’ yang berfungsi sebagai Ket inti, sehingga terbentuk susunan beruntun.

4.2.2.5 Komen dengan P Verba Berafiks ka-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks ka- mem- punyai perilaku sintaktis menentukan hadirnya konstituen letak ka- nan sebagai Pel. Berikut ini contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks ka-.

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KELOMPOK PENELITI KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

121 (13) (a) Watu cacah telung puluh kang dhuwure rata-rata 10 meteran kanthi

bobot rata-rata 26 ton iku katata ngadeg mubeng mbentuk bunderan. (b) Ana watu sing ditumpangke kanthi posisi mengkureb ing sandhu- wuring watu gedhe kang ngadeg mau. (c) Ing sajrone telung puluh watu gedhe mau isih ana maneh watu cacah telung puluh kanthi ukuran luwih cilik kang uga katata mubeng. (d) Watu iki dijenengi Lintels….

(Penyebar Semangat No.5-29 Januari 2011:33) ‘(a) Batu berjumlah tiga puluh yang tingginya rata-rata 10 meteran dengan berat rata-rata 26 ton itu tertata berdiri melingkar mem- bentuk bundaran. (b) Ada batu yang diletakkan dengan posisi telungkup di atas batu besar yang berdiri itu. (c) Di dalam tiga puluh batu besar itu masih ada lagi batu berjumlah tiga puluh dengan ukuran lebih kecil yang juga ditata keliling. (d) Batu ini dinamai Lintels ….’

Kalimat topik pada contoh (13) berupa Watu cacah telung puluh

kang dhuwure rata-rata 10 meteran kanthi bobot rata-rata 26 ton iku katata

ngadeg mubeng mbentuk bunderan ‘Batu berjumlah tiga puluh yang tingginya rata-rata 10 meteran dengan berat rata-rata 26 ton itu tertata berdiri melingkar membentuk bundaran’. Kalimat topik ini terdiri atas watu cacah telung puluh…iku sebagai topik tak berpenanda yang ber- status sebagai IL dan kalimat katata ngadeg mubeng mbentuk bunderan ‘tertata berdiri melingkar membentuk bundaran’ sebagai komen yang bersifat predikatif. Di dalam komen digunakan satuan lingual berkate- gori verba berafiks ka- pada kata katata ‘tertata’ sebagai P. Perilaku sintaktis verba pengisi P ini menentukan hadirnya konstituen letak kanan, yaitu klausa ngadeg mubeng mbentuk bunderan ’tertata berdiri melingkar membentuk bundaran’ sebagai Pel, sehingga terbentuk su- sunan beruntun sebagai komen.

4.2.2.6 Komen dengan P Verba Berafiks –um-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks -um- mempunyai perilaku sintaktis menentukan hadirnya konstituen letak kanan sebagai Pel. Sebagai penjelasnya, berikut ini diutarakan contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks -um-.

(14) (a) Lemari Misterius Gedhong Istana Siak Sri Indrapura dumadi saka rong tingkat, isih pengkuh lan megah, dadi salah sijine papan tujuan wisata. (b) Kompleks Kasultanan mau jembare 3,5 hektar, kanthi ba- ngunan istana 50 x 20 m, ing ngarep istana taman tinata kanthi kekam- bangan endah disebut Taman Panca Wisada. (c) Bangunan liyane, Ista-

PROSIDING

na lima, Istana Baroe, Istana Panjang lan gudhang. (d) Plestere kraton ginawe saka forselin putih asli Itali, temboke ukiran Perancis.

(Jaya Baya No. 30 Minggu IV Maret 2010:9) ‘(a) Lemari Misterius Gedung Istana Siak Sri Indrapura terdiri atas dua tingkat, masih kokoh dan megah, menjadi salah satu tempat tujuan wisata. (b) Kompleks Kesultanan itu luasnya 3,5 hektar, dengan bangunan istana 50 x 20 m, di depan istana taman tertata dengan bunga-bunga yang indah disebut Taman Panca Wisada. (c) Bangunan lainnya, Istana Lima, Istana Baroe, Istana Panjang dan gudang. (d) Ubin keraton dibuat dari porselin putih asli Itali, temboknya ukiran Perancis.’

Kalimat topik pada contoh (14) berupa Lemari Misterius Gedhong istana Siak Sri Indrapura dumadi saka rong tingkat ‘Lemari Misterius Gedhong Istana Siak Sri Indrapura. Kalimat topik ini terdiri atas dua tingkat’ yang terdiri atas Lemari Misterius Gedhong istana Siak Sri Indra- pura sebagai topik tak berpenanda yang berstatus sebagai IL dan dumadi saka rong tingkat sebagai komen yang bersifat predikatif. Satuan lingual pengisi komen ini terdiri atas verba berafiks –um- pada kata dumadi ‘terjadi’ sebagai P dan frasa preposisional saka rong tingkat ‘dari dua tingkat’ sebagai Ket (inti). Kehadiran konstituen yang berfungsi sebagai Ket ini diisyaratkan oleh verba pengisi P sehingga terbentuk susunan beruntun yang menjadi komen.

4.2.2.7 Komen dengan P Verba Berafiks –in-

P yang diisi oleh konstituen berkategori verba berafiks -in- mem- punyai perilaku sintaktis menentukan hadirnya konstituen letak kanan sebagai Pel. Berikut ini diutarakan contoh komen yang P-nya diisi oleh verba berafiks -in-.

(15) (a) Ing awak-awak candhi rinengga pepethan kewan kaya dene gajah, katatah mawa cakrik seni stilir. (b) Ing bagiyan payon candhi rinengga pepethan sirah kala, katatah remit njlarit. (c) Banget katon edi.

(Jaya Baya No. 12, Minggu III November 2011:27) ‘(a) Di tubuh candi dihias dengan lukisan hewan seperti gajah, ditatah dengan corak seni stilir. (b) Di bagian atap candi dihias dengan lukisan kepala insekta, ditatah lembut. (c) Kelihatan sangat indah.’

SEMINAR (DISKUSI) ILMIAH KELOMPOK PENELITI KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN

123 Kalimat topik pada contoh (15) berupa Ing awak-awak candhi ri-

nengga pepethan kewan kaya dene gajah ‘Di tubuh candi dihias dengan lukisan hewan seperti gajah’, yang terdiri atas frasa preposisional Ing awak-awak candhi sebagai topik tak berpenanda yang berstatus sebagai IL dan rinengga pepethan kewan kaya dene gajah sebagai komen yang bersifat predikatif. Satuan lingual pengisi komen ini diisi oleh verba berafiks -in- pada kata rinengga ‘dihias’ sebagai P. Perilaku sintaktis verba pengisi P ini menentukan hadirnya konstituen letak kanan, yaitu frasa nominal pepethan kewan kaya dene gajah ‘hiasan hewan seperti gajah’ sebagai Pel, sehingga terbentuk susunan beruntun sebagai komen.