Karakteristik Siswa Kelas V SD

40 karakteristiknya. Serta segala masalah yang timbul dadam proses pendidikan dapat dicegah dan diminimalisirkan, dikarenakan siswa merupakan subjek penting dalam pendidikan itu sendiri.

a. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Peserta didik di bangku sekolah dasar berada pada usia 6 atau 7 tahun hingga 12 atau 13 tahun, yang terbagi ke dalam kelas awal dan kelas tinggi. Melalui observasinya, Piaget Santrock, 2008: 47 meyakini bahwa perkembangan kognitif manusia terjadi dalam empat tahapan, yaitu: 1 Tahap sensorimotor, berlangsung dari umur 0 sampai 2 tahun, bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman indra dengan gerakan motor. 2 Tahap pra-operasional, dari usia 2 sampai 7 tahun, pemikiran simbolis meningkat tetapi pemikiran operasional belum ada. Dalam tahap ini anak lebih bersifat egosentris dan intuitif daripada logis. 3 Tahap operasional konkret, dari usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret, kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bisa memahami masalah abstrak. 4 Tahap operasional formal, dari usia 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis. 41 Selain itu, menurut Usman Samatowa 2006: 8 ciri –ciri anak pada masa kelas tinggi adalah sebagai berikut: 1 adanya minat terhadap terhadap kehidupan praktis sehari–hari yang konkret 2 ingin tahu dan ingin belajar. 3 minat terhadap hal–hal atau mata pelajaran khusus. 4 membutuhkan guru atau orang–orang di sekelilingnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. 5 memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. 6 gemar membentuk kelompok–kelompok sebaya. 7 peran manusia idola sangat penting. Sumadi Suryobroto 1984: 120 menambahkan bahwa terdapat beberapa sifat khas pada anak kelas tinggi di sekolah dasar, yakni: 1 Adanya perhatian terhadap praktik sehari-hari yang konkret. 2 Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. 3 Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran yang khusus. 4 Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. 5 Anak memandang nilai angka rapor adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolahnya 42 6 Anak gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka disimpulkan bahwa siswa SD kelas V berada pada tahap berpikir operasional konkret, dimana anak berpikir dalam situasi yang konkret, realistik, rasa ingin tahu anak cukup tinggi, mempunyai keinginan belajar yang tinggi, dan juga membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, anak kelas V sekolah dasar juga sangat suka membentuk kelompok-kelompok sebaya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru harus merancang pembelajaran yang dapat membantu siswa memenuhi rasa ingin belajar dan keingintahuannya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah “Upaya meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN Kedunglo Purworejo Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT” yang disusun oleh Novi Anggrarini Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNY tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pendekatan TGT lebih efektif bagi siswa kelas II di Kedunglo Purworejo kecamatan Purworejo dalam peningkatan hasil belajar kognitif. Penelitian kedua adalah peneliti an dengan judul “Upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui model Pembelajaran Team Group Tournament TGT Pada Kelas VI Semester 1 SD Negeri Kleco 1

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara Tahu

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournaments) Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN PAKEM 1 PAKEM SLEMAN.

0 0 183

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG

0 0 7

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202