BAB II. KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Proses Belajar
Menurut Hamalik 2003, p. 27, kegiatan mengajar akan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar mengajar dengan murid. Guru dan murid
saling belajar di dalam suatu ruangan untuk membahas topik tertentu berproses menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar yang sangat penting adalah proses belajar itu sendiri dan tidak hanya mengutamakan hasil.
Menurut Hamalik 2003, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman-pengalaman. Pengalaman
tersebut didapatkan melalui proses melakukan, mengerjakan, dan ikut terlibat di dalamnya. Sehingga belajar tidak hanya sekedar mengingat
atau menghafal tetapi mengalami. Yang harapannya hasil belajar tersebut dapat mengubah kelakuan murid dan tidak sekedar menguasai bahan ajar.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar
merupakan sumber bahan belajar yang paling efektif untuk mengajak murid terlibat, menemukan dan memecahkan masalah.
Belajar dengan jalan mengalami, dimana pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, satu kesatuan
12
disekitar tujuan, dan pengalaman pendidikan bersifat continue atau proses pembelajaran yang berkelanjutan. Kita mengenal dengan
pendidikan sepanjang hayat. Proses belajar yang melibatkan murid dan guru berusaha untuk
menemukan pengalaman-pengalamannya masing masing. Guru sebagai mediator dalam mengarahkan murid, dan murid berusaha terlibat aktif
dalam membentuk pengalaman mereka. Ada dua pengalaman dalam belajar yaitu pengalaman langsung dan pengalaman pengganti.
Pengalaman langsung adalah partisipasi sesungguhnya, berbuat dan sebagainya. Sedangkan pengalaman pengganti adalah pengalaman-
pengalaman melalui proses observasi langsung, melalui gambar, melalui grafis, melalui kata-kata membaca dan mendengar dan melalui simbol-
simbol. Keberhasilan belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku baik
dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut teori belajar Psikologi Field dalam bukunya Hamalik 2003 menyatakan beberapa
teori belajar yaitu, belajar dimulai dari suatu keseluruhan menuju ke bagian-bagian atau dari umum ke khusus sederhana, keseluruhan
memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian terdiri dari keseluruhan, individualisasi bagian-bagian dari suatu keseluruhan
deduktif, siswa belajar dengan menggunakan pemahaman-pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan antara berbagai faktor
misalnya dalam situasi problematis.
Penekanan belajar untuk mengalami akan menuntut para murid untuk memiliki keterampilan tertentu. Menurut Semiawan 1984,
kemampuan-kemampuan atau keterampilan mendasar yang dimiliki siswa adalah kemampuan untuk mengobservasi atau mengamati,
menghitung, mengukur, mengklarifikasi, mencari hubungan ruangwaktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel,
menginterpretasikan data,
menyusun kesimpulan
sementara, memprediksi,
menerapkan dan
mengkomunikasikan. Dengan
mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuh kembangkan sikap dan nilai yang dituntut. William Burton menyimpulkan urainnya mengenai ciri-ciri belajar
dalam bukunya Hamalik 2003, p. 31 sebagai berikut: a.
Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui under going.
b. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid. c.
Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang berkelanjutan.
d. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan belajarnya.
e. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara terpisah. f.
Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
Proses belajar tidak lepas dari peran aktif siswa dalam menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh guru. Siswa memerlukan proses
berpikir agar dapat memahami setiap pelajaran tersebut. Menurut Hamalik 2003, pp. 16-19 terdapat bermacam-macam metode berpikir
diantaranya: a.
Metode berpikir induksi b.
Metode berpikir deduktif c.
Metode berpikir generalisasi d.
Metode berpikir kausalitas e.
Metode berpikir pemecahan masalah problem solving f.
Metode berpikir logis sistematis Pada umumnya metode berpikir yang lebih banyak digunakan
adalah metode berpikir pemecahan masalah dan metode berpikir logis sistematis Hamalik, 2003, p. 18. Metode berpikir pemecahan masalah
dewasa ini sangat diperlukan karena tuntutan jaman untuk berpikir kritis dan unsur pemahaman lebih diutamakan. Sedangkan metode berpikir
logis sistematis sering disebut berpikir ilmiah dan umumnya ilmu pengetahuan dewasa ini menggunakan prosedur berpikir demikian.
2. Keaktifan Siswa