Kelas Sosial Pengarang Hubungan Antara Latar Belakang Sosiologis Pengarang dan Trilogi Darah

6.1.2 Kelas Sosial Pengarang

Kelas sosial pengarang menyangkut kedudukan pengarang dalam masyarakatnya; apakah berasal dari kelas atas, menengah, atau bawah. Hal ini berkaitan dengan teori yang dinyatakan Marx dan Engels dalam Damono, 2002 yang menyatakan bahwa posisi kelas pengarang ada hubungannya dengan pembagian kerja. Pembagian kerja ini berhubungan dengan keadaan sosial ideologi yang berpengaruh terhadap keadaan sosial. Hubungan ini bisa berupa kesejajaran, bisa juga hubungan kebalikan. Apabila ditinjau dari segi pendidikan formal yang pernah ditempuh, MKT dapat dikatakan berasal dari kelas sosial menengah. Dia pernah bersekolah di TK Rumpun Tani, SDN 139IV, SMP dan SMA di Xaverius 1 Kota Jambi. Pengalamannya bersekolah di sekolah negeri dan swasta menunjukkan ia mampu berbaur dan bergaul dengan berbagai golongan dan etnis yang berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui trilogi novelnya yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang berasal dari beragam status sosial. Kehidupan wanita karir yang mandiri dan sukses tercermin dalam kebiasaan Rigel yang berolahraga dengan menggunakan treadmill dan sarapan dengan minuman dan makanan bergizi, seperti sari buah, susu tinggi kalsium, dan roti panggang GBTET: 82. Berbeda dengan rutinitas Cen Cu yang berasal dari keluarga petani. Dia selalu bangun pukul empat pagi dan melakukan olahraga yang sama sekali berbeda dengan Rigel. Dia mulai dengan merendam pakaian kotor, lalu ke dapur untuk mencuci piring sambil menanak nasi. Selesai dari situ dia kembali ke sumur untuk mencuci pakaian dan menjemur, baru ke dapur lagi untuk memasak air dan membuat sarapan MN: 119. Dia meletakkan bihun goreng yang dibuatnya untuk sarapan di atas meja makan lalu menutupinya dengan tudung saji MN: 120. Universitas Sumatera Utara Rutinitas Cen Cu dapat disejajarkan dengan MKT yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Dalam wawancara dengan Jambi Independen 25 November 2009, MKT mengatakan bahwa aktivitas hariannya diawali dengan mencuci pakaian, memasak, membereskan rumah, dan mengurus anak, sambil terus mengembangkan ide di sela-sela pekerjaannya itu. MKT selalu membekali dirinya dengan kertas dan pena sehingga apabila inspirasi datang, dia segera mencatatnya ke dalam buku saku. Model manuskrip seperti itu memang menjadi andalan MKT dalam menghasilkan novel- novelnya. Dia hanya bisa mengetik idenya ke dalam komputer apabila ada waktu senggang. Di samping itu, kelas sosial MKT yang berasal dari golongan menengah juga tampak pada kesenangannya bermain piano dan mendengarkan musik klasik –dua kegiatan yang biasanya digandrungi oleh orang-orang dari kalangan tertentu. Kesenangan bermain piano dituangkan MKT ke dalam salah satu novelnya, Konser, yang mengangkat cerita mengenai kehidupan seorang pianis dan memamerkan pengetahuan musik klasiknya melalui novel itu. Dalam trilogi DE, MKT juga menyelipkan perihal piano dan musik klasik, seperti yang tampak dalam kutipan berikut ini. Restoran itu tenang dan temaram. Piano secara live memainkan lagu-lagu klasik lembut GBTET: 113. Rigel masih asyik menunggu sambil menikmati Etude 4 gubahan Chopin ketika Maitre d’ datang dengan baki berisi setangkai Rosa galica GBTET: 114.

6.1.3 Jenis Kelamin Pengarang