Kooperasi antara Cen Cu dan Naga Kooperasi antara Hartanto dan Datuk Itam

Di samping kooperasi antarmanusia, TDE juga menceritakan kooperasi yang terjadi antara tokoh manusia dan hewan, yaitu antara: a Leng Cu dan tikus jadi-jadian Mnem, Noakh, dan Akyg; b Teddy Kho mahasiswa dan tikus jadi-jadian Mnem, Noakh, dan Akyg, serta kuda penarik andong Sembrani; dan c Sakim penjaga kebun binatang dan harimau Sumatera Sultan dan Raja. Interaksi antara tokoh manusia dan hewan ini tidak sepenuhnya berlangsung dalam komunikasi verbal karena tokoh hewan berbicara dalam bahasanya sendiri dan diterjemahkan oleh tokoh manusia berdasarkan interpretasi sendiri pula.

A. Kooperasi antara Cen Cu dan Naga

Cen Cu adalah seorang perempuan petani miskin yang dipilih Naga, roh langit dan bumi yang berwujud sebagai lelaki tampan, menjadi mempelainya. Cen Cu menjadi perempuan pilihan karena sifatnya yang ikhlas dalam melakukan apapun sehingga Naga menilainya sebagai perempuan yang bermartabat. Cen Cu bersedia melakukan kerja sama dengan Naga karena mereka mempunyai keinginan dan tujuan yang sama: menyelamatkan istana Kemingking dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, Cen Cu harus melahirkan anak perempuan dari benih Naga. Anak perempuan ini kelak akan menobatkan raja di Kemingking dan menjadikan raja itu sebagai sekutunya dalam menumpas musuh-musuh Naga. ”Anak perempuan yang akan lahir darimu adalah orang yang akan mengambil mahkota itu. Dia akan menobatkan raja dan raja akan menghancurkan kaum keluarga jahat yang telah menyerbu dan menimbun kerajaan itu di bawah mesin- mesin...” MN: 41. Universitas Sumatera Utara ”Terhadap kejahatan-kejahatan inilah anak itu kelak akan melakukan perhitungan.” ”Perhitungan? Aku tidak mengerti maksud Tuanku.” ”Rumah mesin-mesin itu adalah taruhan besar bagi keluarga pemiliknya yang jahat. Kalau benda itu hancur, akan hancur juga seluruh keluarga itu, bersama seluruh kerabat mereka, dan orang-orang jahat lainnya. Sedangkan mereka yang tertinggal, selamat, bisa memulai sebuah masyarakat baru yang bersih dan lebih baik” MN: 80. Interaksi yang dilakukan Cen Cu dan N

B. Kooperasi antara Hartanto dan Datuk Itam

Kerja sama yang dilakukan Hartanto dan Datuk Itam adalah membunuh Naga dan keturunannya, termasuk membunuh Cen Cu, perempuan petani yang dipilih Naga menjadi mempelainya. Kerja sama berawal saat Datuk Itam memperoleh penglihatan Naga akan membasmi musuh-musuhnya melalui anak perempuan yang kelak dilahirkan mempelainya. Musuh-musuh Naga adalah orang-orang yang telah merusak keseimbangan alam, seperti orang-orang yang melakukan penebangan ilegal, perburuan liar, dan pemusnahan aset budaya. Hartanto dan Datuk Itam termasuk di dalamnya karena mereka terlibat dalam pendirian pabrik kayu lapis di atas sebuah lahan bekas reruntuhan kerajaan kuno milik keturunan Naga. Pendirian pabrik itu telah mengorbankan banyak hal, seperti terpendamnya sebuah peninggalan budaya, penebangan pohon, dan perburuan terhadap satwa langka. Sebagai roh langit dan bumi, Naga tidak ingin melihat bumi kehilangan keseimbangannya. Atas dasar itulah, Naga berkeinginan melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang telah merusak alam. Akan tetapi, Hartanto dan Datuk Itam tidak tinggal diam. Mereka melakukan tindakan terlebih dahulu sebelum mempelai Naga sempat melahirkan bayinya. Mereka bekerja sama untuk membunuh Naga, mempelai, dan keturunan Naga. Interaksi yang menunjukkan kerja sama antara kedua tokoh itu terlihat dalam kutipan berikut. Universitas Sumatera Utara Usahawan kaya itu tertawa lebar sambil menepuk bahu Datuk Itam. ”Kita adalah keturunan burung Hong yang telah merebut mustika Naga. Aku ikut atau tidak, Naga akan tetap membasmi kita semua. Tetapi setidaknya, bergabung akan memberi kita kesempatan lebih besar,” katanya MN: 45. Hartanto mengerutkan kening. ”Memangnya bisa menangkap Naga dengan duri—apa itu?” ”Tunas alang-alang emas, Hartanto. Di tangan yang tepat, benda ini bisa menjadi ular hidup. Orang mengenalnya sebagai ular lalang emas. Dan ini senjata yang mematikan. Bagi raga Naga sekalipun.” MN: 118. ”Mempelai Naga sedang menderita sakit bersalin. Sudah saatnya kita bertindak,” katanya. Hartanto mengangguk. ”Akan kusuruh orangku mengikuti perempuan petani itu. Kukabari segera.” MN: 225. Hartanto dan Datuk Itam berhasil membunuh Cen Cu, sesuai dengan rencana mereka. Tetapi mereka tidak berhasil membunuh Naga karena ketika mengetahui mempelainya terbunuh, Naga segera melesat ke udara sambil membawa jasad Cen Cu. Sementara itu, bayi Cen Cu, yang lahir sebelum Cen Cu menghembuskan nafas terakhir, diselamatkan oleh Rombeng, seorang pemulung tua yang termasuk dalam klan Naga.

C. Kooperasi antara Leng Cu dan Rombeng