Model Penelitian KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,

2.4 Model Penelitian

TRILOGI DARAH EMAS Intrinsik Ekstrinsik Alur Karakter Latar Tema Sosiologi Sastra Sosiologi Karya Sosiologi Pengarang Interaksi Sosial Media Representasi Latar Belakang Sosiologis Karya Sastra sebagai Cermin Masyarakat Pedoman Hidup Bermasyarakat Bagan 2.4 Model Aplikasi Pendekatan Sosiologis terhadap Trilogi Darah Emas Universitas Sumatera Utara Keterangan: = hubungan langsung = hubungan timbal balik Trilogi Darah Emas DE, yang berkedudukan sebagai objek penelitian, dianalisis peneliti melalui dua pendekatan, intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bersumber pada teks sastra, yakni meneliti unsur-unsur yang membangun struktur sebuah cerita. Menurut Stanton 2007: 7, struktur sebuah cerita dibangun oleh beberapa unsur, diantaranya adalah fakta dan makna cerita. Fakta cerita terdiri atas 1 alur, 2 karakter, dan 3 latar; sedangkan makna cerita merupakan tema yang terkandung dalam cerita. Setelah menganalisis fakta dan makna cerita, peneliti menganalisis trilogi DE melalui pendekatan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik adalah penelitian unsur-unsur di luar karya sastra, yakni mengkaji konteks karya sastra. Unsur-unsur ekstrinsik yang ditemukan dalam trilogi DE adalah 1 interaksi sosial yang dilakukan para tokoh; 2 trilogi DE sebagai media representasi masyarakat, khususnya masyarakat Tionghoa- Jambi; dan 3 terdapat hubungan antara trilogi DE dan latar belakang sosiologis pengarang. Ketiga unsur ini tidak bisa dilepaskan dari fakta dan makna cerita karena semuanya saling melengkapi dalam pemaknaan teks sastra. Oleh karena itu, sesuai dengan bagan di atas, terlihat bahwa hubungan antarunsur bersifat timbal balik . Dengan kata lain, pemahaman terhadap karya sastra, yang memiliki otonomi tersendiri, hanya mungkin dilakukan secara lebih lengkap apabila karya itu tidak dipisahkan dari lingkungan, kebudayaan, atau peradaban yang menghasilkannya. Universitas Sumatera Utara Sebagai karya yang sarat dengan muatan sosial, unsur-unsur ekstrinsik yang ditemukan dalam trilogi DE dianalisis melalui teori sosiologi sastra Wellek dan Austin teori trilogi pengarang-karya-pembaca. Namun demikian, analisis terhadap trilogi DE dibatasi pada sosiologi karya dan sosiologi pengarang. Sosiologi karya berfungsi untuk menganalisis interaksi sosial antartokoh dan mendeskripsikan trilogi DE sebagai media representasi masyarakat Tionghoa-Jambi. Sosiologi pengarang berfungsi untuk mendeskripsikan latar belakang sosiologis pengarang yang terdiri atas enam faktor, yaitu 1 asal sosial pengarang, 2 kelas sosial pengarang, 3 umur pengarang, 4 jenis kelamin pengarang, 5 pendidikan pengarang, dan 6 pekerjaan pengarang. Hubungan antara sosiologi karya dan pengarang merupakan hubungan timbal balik. Hal ini menyiratkan bahwa sosiologi sastra tidak akan terlepas dari fakta-fakta sastra, antara lain, karya dan pengarang. Melalui hasil analisis yang dilakukan terhadap sosiologi karya dan pengarang, ditemukan bahwa trilogi DE merepresentasikan kehidupan masyarakat Tionghoa-Jambi sehingga terminologi karya sastra sebagai cermin masyarakat dapat diberlakukan – meskipun cermin masyarakat yang dimaksud di sini adalah potret kehidupan yang sudah direka pengarang melalui medium bahasa. Oleh karena itu, sebagai suatu cermin, trilogi DE juga memiliki nilai-nilai positif yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bermasyarakat, antara lain, keharmonisan interaksi antaretnis serta pelestarian warisan budaya dan lingkungan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian terhadap trilogi Darah Emas dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pemilihan metode ini didasarkan kepada perspektif filosofi penelitian kualitatif, yakni fenomenologi yang menekankan kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia Moleong, 2006: 15. Fenomenologi di dalam karya sastra terbentuk dari kesadaran pengarang menciptakan dunia yang dialami orang-orang di sekitarnya. Pemilihan metode kualitatif dalam penelitian ini juga disesuaikan dengan pandangan Moleong 2006: 5 yang mengatakan bahwa metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Hal ini bersesuaian dengan pandangan Muhadjir 2002:19 yang mengatakan bahwa metode kualitatif yang berlandaskan fenomenologi, secara epistemologis, menuntut bersatunya subjek peneliti dengan subjek pendukung objek penelitian. Di samping itu, dasar pemilihan metode ini disesuaikan dengan ciri-ciri penelitian kualitatif dalam kajian sastra, sebagaimana yang dikemukakan Endraswara 2008:5, yaitu: 1 peneliti merupakan instrumen kunci yang akan membaca secara cermat sebuah karya sastra; 2 penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka; 3 lebih mengutamakan proses daripada hasil karena karya sastra merupakan fenomena yang banyak mengandung penafsiran; 4 analisis secara induktif; dan 5 makna merupakan andalan utama Universitas Sumatera Utara