Umur Pengarang Hubungan Antara Latar Belakang Sosiologis Pengarang dan Trilogi Darah

tidaknya garis darah tersebut. Kedudukan laki-laki tidak berpengaruh dalam klan darah emas karena hanya Naga yang berhak menduduki peran tersebut. ”Aku mendampingi mereka melalui seorang perempuan yang lahir dari benihku, yang dilahirkan seorang perempuan terpilih. Dia akan membawa darahku dalam tubuhnya, yang akan diwariskannya pada semua perempuan keturunannya. Jika mereka mati tanpa memiliki anak perempuan, garis darah itu akan terputus. Dan aku akan mencari seorang pengganti. Seorang perempuan yang akan melahirkan anak perempuan untuk mewarisi darahku” MN: 41. ”Darah emas? Perempuan-perempuan ini adalah orang-orang istimewa yang mengerjakan tugas-tugas Naga di tengah manusia. Mereka adalah penemu, pencipta, penggagas, atau perempuan-perempuan yang melahirkan, membantu, atau mendampingi orang-orang besar di seluruh dunia”.... ”Semua perempuan ini? Bukankah para laki-laki...” Moore menggeleng. ”Hanya perempuan yang membawa darah emas, untuk mereka wariskan pada semua perempuan keturunan mereka. Kalau mereka mati tanpa memiliki anak perempuan, garis darah itu akan terputus, dan Naga akan memilih seorang perempuan untuk meneruskannya” Sbr: 66. Melalui kutipan tersebut, MKT seolah-olah ingin menyuarakan suara perempuan. Perempuan adalah makhluk super dan serba bisa. Perempuan dapat berperan di sektor publik dan domestik sekaligus. Perempuan dapat meningkatkan sekaligus menurunkan derajat seorang laki-laki. Karena berpengaruhnya peran perempuan, sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa wanita adalah tiang negara.

6.1.4 Umur Pengarang

Umur pengarang diduga berpengaruh terhadap karyanya. Hal ini dicontohkan Siswanto 2008: 9 melalui penyair-penyair seperti Taufiq Ismail dan Rendra. Ketika masih muda, puisi-puisi kedua penyair ini berisi protes sosial, setelah dewasa, mereka lebih suka melakukan perenungan dalam bait-bait puisinya. Universitas Sumatera Utara MKT, lahir 37 tahun yang lalu. Sebuah usia yang cukup matang dalam mengecap pengalaman kehidupan. Dia telah menikah dan memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahannya tersebut. Sebagai perempuan dewasa, MKT tentu paham betul naluri dasar manusia yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan seksual. Oleh karena itu, dalam triloginya, dia memasukkan naluri alamiah itu tanpa terjebak ke dalam kalimat-kalimat yang mengarah kepada tindakan pornografi. Contohnya, pada saat Cen Cu berhubungan dengan Naga. MKT menggambarkan proses persetubuhan itu dengan bahasa yang indah dan menggugah. Cen Cu, yang baru pertama sekali melakukan hubungan badan, merasakan sakit dan senang secara bersamaan. Dia merasakan ”perihnya sayatan rasa lapar dan haus bagi mereka yang tidak selalu bisa mendapatkan penawarnya” sekaligus ”membangkitkan semua kenangan dan perasaan indah dalam dirinya” MN: 143. Sampai pada akhirnya, MKT menggambarkan perasaan Cen Cu sebagai berikut. Cen Cu tertawa. Dia sedang berenang dalam sungai yang bening dan sejuk, hanya ada perasaan tanpa bobot yang menyenangkan, dan air sungai yang terus mengalir MN: 143. MKT juga menggambarkan kondisi batin perempuan yang sudah menikah tetapi sudah lama tidak melakukan hubungan biologis melalui tokoh Guat Kim, ibu tiri Cen Cu. Guat Kim sudah lama menjanda dan hidup kesepian. Akibatnya, ia selalu berteriak saat berbicara dan mudah sekali naik darah. Sikap seperti ini, menurut MKT, merupakan perwujudan rasa tertekan seksual seorang janda sehingga ia seperti ”kelebihan adrenalin” atau memiliki ”bendungan testosteron yang hampir jebol” MN: 17. Universitas Sumatera Utara Kedewasaan MKT juga tampak pada kemampuannya memberikan kritik terhadap oknum-oknum yang mengatasnamakan sesuatu untuk kepentingan pribadi. Kritik tersebut, antara lain, ”Pejabat berwenang hanya berpikir untuk memihak siapa yang bakal lebih menguntungkan pemerintah daerah –dan dirinya sendiri” MN: 42; ”seorang teman yang diketahuinya membayar suap untuk menjadi pegawai negeri sipil, yang sampai saat ini masih harus merelakan sebagian gajinya sebagai ”uang jasa” untuk si perantara” MN: 80; ”PNS Kota yang biasanya berpengetahuan pas-pasan” Sbr: 25; ”dikandangkan atas nama pelestarian hanya karena manusia tidak mampu menahan dirinya” Sbr: 35. MKT juga mengangkat kearifan lokal yang ada di Jambi dengan memberikan gambaran tentang pelestarian warisan budaya Jambi, perlindungan satwa langka, mitos manusia harimau cindaku, dan perilaku Orang Rimba suku terasing di Provinsi Jambi.

6.1.5 Pendidikan Pengarang