16
ukuran penilaian yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang-orang lain.
B. Motivasi Kerja
Motivasi adalah dorongan di dalam batin seseorang untuk mencapai tujuan. Dorongan ini timbul dari kebutuhan orang akan sesuatu. Dan
kebutuhan manusia tidak terhingga banyaknya. Begitu kebutuhan yang satu terpenuhi, timbullah kebutuhan yang lain.
Menurut Abraham H. Maslow kebutuhan yang bermacam-macam ini dapat dikelompokkan dalam lima hirarki kebutuhan, yakni kelompok
kebutuhan yang disusun berdasarkan urutan mendesaknya untuk dipenuhi. 1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan manusia yang paling utama dinamakan kebutuhan fisiologis yaitu berupa kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal.
Selama kebutuhan ini belum dipenuhi, maka manusia merasa tidak tenang dan manusia akan berusaha keras memenuhinya. Manusia sanggup bekerja kerasa
asal imbalannya dapat memenuhi kebutuhan primernya. Dalam tingkatan ini kebutuhan fisiologis merupakan motivasi yang
kuat bagi perilaku manusia. Supervisor perlu memperhatikan bawahannya yang masih ada di tingkat ini. Supervisor dapat memotivasi mereka dengan
memperhatikan kebutuhan fisiologis bawahannya.
17
Namun setelah kebutuhan fisiologis dipenuhi, maka kebutuhan ini tidak mempunyai daya motivasi lagi. Tetapi kemudian timbullah
perkembangan yang menarik. Manusia tidak merasa puas dengan dipenuhinya kebutuhan fisiologis ini. Bahkan kebutuhan ini menimbulkan kebutuhan lain
yang lebih tinggi tingkatannya. 2. Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa aman menempati tingkat kedua dalam hirarki kebutuhan. Karyawan membutuhkan rasa aman terhadap ancaman dan bahaya
kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Sehubungan dengan kebutuhan ini perusahaan mengadakan peraturan yang melindungi karyawan terhadap
ancaman dan bahaya tersebut berupa peraturan tentang : a. Pensiun
b. Tunjangan hari tua c. Asuransi jiwa
d. Asuransi kesehatan e. Asuransi kecelakaan
Adanya serikat buruh menunjukkan juga ussaha melindungi kenamanan \ buruh.
3. Kebutuhan kasih sayang Diterimanya karyawan menjadi anggota kelompok informal,
pergaulan yang menyenangkan dan kerjasama yang baik dalam kelompok dapat dimasukkan dalam kebutuhan akan kasih sayang. Beberapa ahli
18
menamakan kebutuhan ini kebutuhan sosial dan ada lagi yang menamakannya kebutuhan afiliasi, artinya kebutuhan diterima menjadi anggota.
Dalam tingkat kebutuhan ini karyawan sangat menginginkan diterima oleh orang-orang lain menjadi anggota kelompok mereka. Jika karyawan tidak
diterima menjadi anggota kelompok informal, maka karyawan akan terpencil dan merasa tidak senang seperti orang yang terhukum. Dalam keadaan
semacam ini karyawan tidak dapat bekerja baik dan prestasinya menjadi rendah.
Sebagai seorang supervisor harus dapat mengatasi hal ini dengan menciptakan suasana kerja yang memudahkan hubungan dan kerjasama antar
para karyawan. Dengan membentuk kelompok kerja, supervisor dapat mengusahakan karyawan merasa diterima menjadi anggota kelompok. Dengan
perkataan lain, supervisor dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang, yang disebut juga kebutuhan sosial atua kebutuhan afiliasi karyawan yang terisolasi.
4. Kebutuhan egoistisKebutuhan akan Penghargaan Setelah kebutuhan akan kasih sayang dipenuhi, maka timbullah
kebutuhan baru setingkat diatasnya, yaitu kebutuhan akan penghargaan, dinamakan juga kebutuhan egoistis.
Karyawan yang bekerja dengan baik ingin mendapat penghargaan dari atasannya maupun dari teman sejawatnya. Kebutuhan penghargaan yang
sangat kuat terlihat pada karyawan yang bersedia melaksanakan tugas yang berat, sukar dan penuh resiko. Karyawan mengharapkan penghargaan atas
berhasilnya tugas tersebut.
19
Maka sebagai supervisor tidak boleh segan memuji karyawan yang menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini merupakan motivator yang
sangat kuat bagi perilaku karyawan. 5. Kebutuhan realisasi diri
Setelah kebutuhan penghargaan atau kebutuhan egoistis dipenuhi maka kebutuhan ini tidak merupakan motivator lagi. Timbullah kebutuhan
baru yang dinamakan kebutuhan realisasi diri atau penampilan diri, dalam bahasa inggris disebut self-actualization atau self-fulfillment, atau self-
realization. Menurut para ahli ilmu jiwa kebutuhan realisasi diri ini termasuk
kebutuhan yang tertinggi. Setelah keempat macam kebutuhan dipenuhi, maka timbul kebutuhan realisasi dir. Kita ingin merasa bahwa kita telah berhasil
menyelesaikan pekerjaan dengan segala kecakapan dan kemampuan sampai batas maksimum. Kita berkata pada diri ki
ta sendiri : “inilah hasil kreativitas saya, dengan segala kemampuan saya”.
Tidak banyak di antara para karyawan yang dapat mencapai tingkat ini, karena kebanyakan dari karyawan sibuk berusaha memenuhi kebutuhan
sosial dan penghargaan. Perlu ditegaskan bahwa kelima kebutuhan tersebut tidak terpisahkan satu dengan lainnya, seperti tersimpul dari uraian diatas.
Lima kebutuhan tersebut berbeda-beda, tetapi semuanya sedikit-banyak tersasa sepanjang waktu, misalnya karyawan tidak menunggu terpenuhinya
kebutuhan sosial dulu lalu baru menuju kebutuhan penghargaan. Tetapi dalam
20
praktek kita berusaha memenuhi dua kebutuhan itu bersamaan sambil memenuhi juga kebutuhan fisiologis dan keamanan.
C. Disiplin Kerja