Analisis Deskriptif ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

107

A. Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Responden a. Divisi Pekerjaan Tabel V.1 Deskripsi Responden Mengenai Divisi Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Supermarket 27 28.1 28.1 28.1 Department Store 15 15.6 15.6 43.8 Teknik dan Jasa 8 8.3 8.3 52.1 Satpam 2 2.1 2.1 54.2 Gudang 15 15.6 15.6 69.8 Manajemen Back Office, akuntan dan Checker 16 16.7 16.7 86.5 Kasir 13 13.5 13.5 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Dalam pelaksanaan pengisian kuisioner yang dibagikan kepada 96 karyawan yang dijadikan sebagai responden, dapat diketahui bahwa 27 responden atau sebanyak 28,1 bekerja pada divisi supermarket, 15 responden atau sebanyak 15,6 bekerja pada divisi department store, 8 responden atau sebanyak 8,3 bekerja pada divisi teknik dan jasa, 2 responden atau sebanyak 2,1 bekerja pada divisi satpam, 15 responden atau sebanyak 15,6 bekerja pada divisi gudang, 16 responden atau sebanyak 16,7 bekerja pada divisi manajemen back office, akuntan dan checker, dan 13 responden atau sebanyak 13,5 bekerja di divisi kasir. 108 b. Jenis Kelamin Tabel V.2 Deskripsi Responden Mengenai Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 51 53.1 53.1 53.1 Perempuan 45 46.9 46.9 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Dalam pelaksanaan pengisian kuisioner yang dibagikan kepada 96 karyawan yang dijadikan responden, dapat diketahui bahwa sebanyak 51 responden atau sebanyak 53,1 berjenis kelamin laki-laki, dan 45 responden atau sebanyak 46,9 berjenis kelamin perempuan. c. Masa Kerja Tabel V.3 Deskripsi Responden Mengenai Lama_Bekerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 - 5 Tahun 53 55.2 55.2 55.2 6 - 10 Tahun 7 7.3 7.3 62.5 11 - 15 Tahun 19 19.8 19.8 82.3 16 - 20 Tahun 4 4.2 4.2 86.5 20 Tahun 13 13.5 13.5 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Dalam pelaksanaan pengisian kuisioner yang dibagikan kepada 96 karyawan yang dijadikan responden, dapat diketahui bahwa 53 responden atau sebanyak 55,2 telah bekerja di perusahaan tersebut selama 0 – 5 tahun, 7 responden atau sebanyak 109 7,3 telah bekerja di perusahaan tersebut selama 6 – 10 tahun, 19 responden atau sebanyak 19,8 telah bekerja di perusahaan tersebut selama 11 – 15 tahun, 4 responden atau sebanyak 4,2 telah bekerja di perusahaan tersebut selama 16 – 20 tahun, 13 responden atau sebanyak 13,5 telah bekerja di perusahaan tersebut selama 20 tahun. d. Pendidikan Terakhir Tabel V.4 Deskripsi Responden Mengenai Pendidikan_Terakhir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Lulus SD 1 1.0 1.0 1.0 Lulus SMP 1 1.0 1.0 2.1 Lulus SMA 85 88.5 88.5 90.6 Lulus AkademiPerguruan Tinggi 9 9.4 9.4 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Tabel diatas ingin menunjukkan bahwa 1 responden atau sebesar 1,0 telah menempuh pendidikan akhir di Sekolah Dasar, 1 responden atau sebesar 1,0 telah menempuh pendidikan akhir di Sekolah Menengah Pertama, 85 responden atau sebesar 88,5 telah menempuh pendidikan akhir di SMA, 9 responden atau sebesar 9,4 telah menempuh pendidikan akhir di AkademiPerguruan Tinggi. 110 2. Deskripsi Data Motivasi Kerja Karyawan Tabel V.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 10 10.4 10.4 10.4 Cukup 18 18.8 18.8 29.2 Tinggi 68 70.8 70.8 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Dari tabel V.5 mengenai pengkatagorian variabel motivasi dari 96 responden, 10 responden atau sebanyak 10,4 memiliki motivasi rendah dalam bekerja, 18 respoden atau sebanyak 18,8 memiliki motivasi cukup, dan 68 responden atau sebanyak 70,8 memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Motivasi karyawan tinggi dikarenakan karyawan yang bekerja di PT Mirota Kampus Jalan Solo Babarsari merasa kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan realisasi diri sudah terpenuhi dengan baik, hal tersebut dapat terjadi karena supervisor dan karyawan dapat saling berkolaborasi untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis, selain itu juga karyawan merasa terjamin pada saat bekerja di perusahaan ini. Adanya serikat pekerja yang yang terkoordinasi secara matang merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi kinerja para karyawan di perusahaan tersebut, dalam prakteknya dari segi pemberian reward atau pemenuhan kebutuhan realisasi diri, kebutuhan ini secara nyata terpenuhi. Para karyawan mendapatkan perhatian lebih dengan memberikan pujian atau reward dari supervisor apabila kinerja yang diberikan kepada 111 perusahaan dapat terpenuhi dengan baik, hal tersebut juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan karyawan memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi karyawan cukup dikarenakan karyawan PT tersebut sudah cukup hanya dengan merasakan kebutuhan fisiologis, rasa aman dan kasih sayang ketiga kebutuhan itu semua sudah didapatkan oleh karyawan- karyawan tersebut dengan baik dan mereka tidak merasa perlu untuk memenuhi kebutuhan lainnya yaitu kebutuhan realisasi diri dan kebutuhan akan penghargaan. Motivasi karyawan rendah dikarenakan karyawan PT tersebut baru memenuhi kebutuhan fisiologis saja. Setelah mereview kembali kuisioner yang ada, kebanyakan karyawan yang memiliki motivasi rendah dalam bekerja merasadiri kurang terpuaskan oleh beberapa tingkat pemenuhan kebutuhan, diantaranya yaitu pemenuhan, kebutuhan egoistis, kebutuhan realisasi diri dan terkhusus pemenuhan kebutuhan kasih sayang. Karyawan yang memiliki motivasi rendah cenderung menutup diri dan memungkinkan karyawan tersebut tidak diterima menjadi anggota kelompok informal, dalam keadaan semacam ini karyawan yang memiliki motivasi rendah tidak dapat bekerja dengan baik, untuk dapat mengatasi hal tersebut peran serikat pekerja sangatlah penting. Serikat pekerja harus lebih terbuka untuk dapat merangkul karyawan secara keseluruhan. Apabila hal tersebut dapat dilakukan oleh serikat pekerja diharapkan karyawan secara keseluruhan dapat memiliki motivasi yang tinggi. 112 3. Deskripsi Data Disiplin Kerja Karyawan Tabel V.6 Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 2 2.1 2.1 2.1 Cukup 19 19.8 19.8 21.9 Tinggi 75 78.1 78.1 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Tabel diatas ingin menunjukkan data distribusi frekuensi variabel disiplin kerja dari 96 responden yang ada. Data tersebut ingin menunjukkan sebanyak 75 responden atau sebesar 78,1 memiliki disiplin tinggi dalam bekerja, 19 responden atau sebesar 19,8 memiliki disiplin yang cukup dalam bekerja, 2 responden atau sebesar 2,1 memiliki disiplin yang redah. Sebagian besar karyawan memiliki kesadaran yang tinggi akan suatu sikap saling menghormati, saling menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang berbentuk lisan ataupun tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila karyawan tersebut melanggar tugas dan wewenang yang diberikannya. Dengan adanya tujuan yang jelas prioritas utama untuk mencapai target laba perusahaan serta job description yang jelas, karyawan memiliki kesadaran yang tinggi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh supervisor. 113 Disiplin kerja tinggi dikarenakan karyawan melaksanakan job description dengan baik, karayawan tersebut bekerja secara bersungguh- sungguh, dan mereka cenderung tidak berlama-lama dalam bekerja. Disiplin kerja cukup dikarenakan karyawan tersebut melaksanakan job description dengan baik, karyawan tersebut bekerja secara bersungguh- sungguh, namun karyawan tersebut cenderung berlama-lama dalam melakukan pekerjaan. Disiplin kerja rendah dikarenakan karyawan tersebut baru dapat melaksanakan job description dengan baik, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya: karyawan tersebut adalah karyawan baru, karyawan tersebut belum mengerti betul mengenai peraturan tertulis maupun peraturan lisan yang ada di dalam suatu perusahaan tempat mereka bekerja. Faktor kepemimpinan seorang supervisor terbukti dapat memberikan efek disiplin kerja yang tinggi kepada para karyawannya, hal tersebut terlihat jelas bahwa sebagian besar karyawan dapat melakukan koordinasi secara harmonis dengan supervisor di perusahaan ini. 2 responden atau sebanyak 2,1 cenderung memiliki disiplin yang rendah hal tersebut dikarenakan karyawan tersebut cenderung berlama-lama dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan oleh supervisor. Peran controling dari pihak supervisor sangatlah penting untuk mengatasi hal semacam ini, diharapkan dengan adanya peran controlling yang teratur dan stabil dapat menanggulangi tingkat kedisiplinan yang rendah. 114 4. Deskripsi Data Kompensasi Karyawan a. Data Primer Keadilan Kompensasi Karyawan Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Variabel Keadilan Kompensasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 13 13.5 13.5 13.5 Cukup 17 17.7 17.7 31.3 Tinggi 66 68.8 68.8 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 Tabel data distribusi frekuensi variabel diatas ingin menunjukkan dari 96 responden, 66 responden atau sebanyak 68,8 merasa keadilan kompensasi tinggi, 17 responden atau sebanyak 17,7 merasa keadilan kompensasi berada di taraf cukup, 13 responden atau sebanyak 13,5 merasa keadilan kompensasi rendah. Keadilan Kompensasi karyawan tinggi dikarenakan Sebagian besar tingkat upahgaji terhadap job description karyawan sesuai, karyawan merasa keadilan pemberian upahgaji yang dilakukan oleh perusahaan tinggi, serta karyawan menikmati program pelayanan karyawan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Kompensasi karyawan cukup dikarenakan tingkat upahgaji sesuai terhadap job description yang dikerjakan oleh para karyawan, keadilan pemberian upahgaji yang dilakukan oleh perusahaan tinggi, namun karyawan belum menikmati program pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, kompenssasi karyawan dikatakan rendah karena 115 karyawan hanya merasakan tingkat tingkat upahgaji terhadap job description karyawan sesuai. Sebagian kecil karyawan merasa keadilan kompensasi rendah, hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal seperti : rendahnya tingkat upahgaji terhadap job description karyawan, karyawan merasa perusahaan tidak adil dalam hal pemberian upahgaji yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang ada, tetapi karyawan menikmati program pelayanan karyawan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Atau tingkat upahgaji terhadap job description karyawan sesuai, karyawan menikmati program pelayanan karyawan, tetapi karyawan merasa perusahaan tidak adil dalam hal pemberian upahgaji. Atau bisa jadi tingkat upahgaji terhadap job description karyawan sesuai, karyawan merasa keadilan pemberian upahgaji yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang ada, tetapi karyawan tidak menikmati program pelayanan karyawan yang diberikan oleh pihak perusahaan. 5. Deskripsi Data Prestasi Kerja Karyawan Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Kerja Karyawan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rendah 73 76.0 76.0 76.0 Cukup 21 21.9 21.9 97.9 Tinggi 2 2.1 2.1 100.0 Total 96 100.0 100.0 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013 116 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden termasuk ke dalam kategori yang menunjukkan prestasi kerja karyawan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari jumlah karyawan yang menunjukkan prestasi kerja yang rendah berjumlah 73 karyawan atau sebesar 76,0, Sedangkan karyawan yang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dan cukup masing-masing berjumlah 21 orang dan 2 orang, atau sebesar 21,9 dan 2,1. Sebagian besar responden yang menunjukkan prestasi kerja yang rendah dikarenakan karyawan tersebut sering bergerombol pada saat bekerja, memiliki stamina yang kurang faktor usia, tidak dapat merawat sarana dan prasarana kerja dengan baik, memiliki product knowladge yang kurang, kurang memberikan support dengan bagian lain yang membutuhkan.

B. Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada CV. Tabitha Jaya

0 34 68

PENGARUH PELATIHAN, DISIPLIN KERJA, MOTIVASI, SERTA KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN ( STUDI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA )

4 55 17

DI MIROTA KAMPUS BABARSARI Employee Relations Dalam Persepsi Karyawan Di Mirota Kampus Babarsari.

0 4 15

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMPENSASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMPENSASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 18

Kontribusi motivasi kerja, stres kerja dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawan Hotel Metro Yogyakarta.

0 1 185

PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI, PELATIHAN KARYAWAN DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

0 0 165

KONTRIBUSI KEPUASAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PT MIROTA NAYAN YOGYAKARTA

0 0 224

KONTRIBUSI KEPUASAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PT MIROTA NAYAN YOGYAKARTA

0 1 224

KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN MIROTA KAMPUS JALAN SOLO BABARSARI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ek

0 0 200