43
terampil baik dalam prosedur pelaksanaan eksperimen maupun terampil dalam menyusun laporannya, sehingga dapat menciptakan kreatifitas, tidak gampang
lupa, mampu mencocokannya dan menerapkannya dengan rumus-rumus, dan tumbuh sikap-sikap ilmiah, sehingga mata pelajaran fisika tidak lagi sulit dan
tidak disukai siswa seperti yang ditemukan dalam penelitian ini. Data tentang kategori dan tingkat persepsi dari ke-4 subaspek lain dari
persepsi seperti emosi, perasaan, pandangan, dan penilaian tampak pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Kategori dan tingkat persepsi subaspek emosi, perasaan, pandangan, dan penilaian per SMA.
No. Nama SMA
Emosi Perasaan
Pandangan Penilaian
Kate- T P
Kate- T P
Kate- T P
Kate- T P
gori gori
gori gori
1 SMAN 1 Langke Rembong
B 0.73
B 1.06
BS 2.29
B 1.12
2 SMAN 2 Langke Rembong
BS 0.57
B 0.75
BS 1.56
B 0.88
3 Setia Bhakti
B 0.41
BS 0.56
BS 1.18
B 0.60
4 St. Thomas Aquinas
B 0.69
B 0.95
BS 1.99
B 1.11
5 St. Fransiskus X.
B 0.51
BS 0.72
B 1.66
B 0.88
6 Widya Bhakti
B 0.15
B 0.23
B 0.48
B 0.24
7 Karya
B 0.21
BS 0.29
B 0.62
B 0.31
8 Bintang Timur
B 0.17
B 0.23
B 0.50
B 0.26
9 SMAN 1 Ruteng
B 0.26
B 0.33
B 0.79
B 0.40
10 St. Klaus
B 0.39
B 0.51
BS 1.12
B 0.55
11 Budi Dharma
B 0.15
B 0.22
B 0.48
B 0.23
12 SMAN 1 Satar Mese
BS 0.24
B 0.33
B 0.67
B 0.35
13 SMAN 2 Satar Mese
B 0.17
BS 0.22
B 0.46
B 0.22
14 SMAN 3 Satar Mese
BS 0.19
B 0.26
BS 0.53
B 0.27
15 SMAN 1 Lelak
B 0.20
BS 0.25
B 0.58
B 0.30
16 SMAN 1 Cibal
B 0.33
B 0.45
B 0.97
B 0.46
17 SMAN 2 Cibal
B 0.13
B 0.18
B 0.38
B 0.22
18 MAN Reok
B 0.31
B 0.45
B 1.03
B 0.49
19 St. Gregorius
B 0.33
B 0.42
BS 0.98
B 0.50
Total 6.16
8.42 18.28
9.40
Rerata B
0.32 B
0.44 B
0.96 B
0.49
Keterangan : BS = Baik Sekali ; B = Baik; KB = Kurang Baik ; TP = Tingkat Persepsi; Rerata jumlah skor kategori dan perhitungan TP dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.
44
Data tabel 14 di atas dapat dibahas per subaspek seperti berikut ini.
1.4. Subaspek emosi
Data tabel 14 di atas menunjukkan bahwa subaspek emosi berada pada kategori B dengan TP 6,16 bandingkan dengan data lampiran 5 dan 6.
Subaspek ini justru memiliki 3 SMA 15,79 yang berkategori BS dan 16 SMA 84,21 yang berkategori B. Hal ini menunjukkan bahwa dari subaspek emosi
pada umumnya semua siswa SMA berpandangan positif terhadap pelajaran fisika. Tingkat persepsi dari subaspek ini bervariasi antara SMA dengan rerata TP 0,32
. Dengan demikian, masih terdapat 11 SMA 57,89 yang TP-nya 0,32 . Ke-11 SMA tersebut adalah mulai dari SMA dengan TP terendah yaitu
SMAN 2 Cibal 0,13 , diikuti Widya Bhakti 0,15 , Bintang Timur dan SMAN 2 Satar Mese masing-masing 0,17 , SMAN 3 Satar Mese 0,19 ,
SMAN 1 Lelak 0,20 , Karya 0,21 , SMAN 1 Satar Mese 0,24 , SMAN 1 Ruteng 0,26 , dan MAN Reok 0,31 . SMA yang memperoleh TP
tertinggi adalah SMAN 1 Langke Rembong 0,73 . Rendahnya TP pada 11 SMA ini terkait dengan 3 nomor pernyataan
kuesioner. Ke-3 pernyataan kuesioner tentang subaspek emosi di bawah ini merupakan pernyataan negatif, yang seharusnya ditolak oleh Siswa dengan STS
atau TS. Ketiga pernyatan tersebut sbb: “Pelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan; Soal fisika yang sulit membuat saya malas belajar; Pada saat
akan belajar fisika saya merasa cemas khawatir”. Rendahnya persepsi siswa terhadap pelajaran fisika di atas tampaknya sesuai
dengan pendapat Peter dan Olson 1999 bahwa “emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu khusus dan cendrung terjadi dalam kaitannya
dengan perilaku mengarah approach atau menyingkir avoidance terhadap sesuatu”. Dengan mengacu kepada pendapat ini, maka rendahnya TP subaspek
emosi merupakan akibat dari proses belajar yang tidak menyenangkan karena guru tidak ramah dan tidak demokratis. Oleh karena itu, perlu menggunakan
metode belajar diskusi dengan membentuk kelompok untuk berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang sulit. Selain itu, guru fisika
45
perlu mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan seperti itu untuk dibimbing secara khusus.
Biasanya pembelajaran sains dengan menggunakan metode eksperimen dan dilakukan dalam bentuk kelompok menyebabkan siswa selalu bersemangat karena
sering berlomba-lomba dalam menyelesaikan eksperimen atau penyelesaian soal- soal fisika.
1.5. Subaspek perasaan