Minat Model Penelitian KAJIAN PUSTAKA

• Hasil dari milik. Misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari menyewakan rumah. Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk Mulyanto, 1982:92 yaitu: ™ Pendapatan berupa uang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang, sifatnya regular dan biasanya diterima sebagai kontra prestasi atau balas jasa. ™ Pendapatan berupa barang Pendapatan berupa barang adalah penghasilan yang bersifat regular yang diterima dalam bentuk barang. ™ Pendapatan berupa uang dan barang

C. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang. Minat juga faktor yang cukup menetukan kemajuan dan keberhasilan seseorang. Orang yang mengerjakan sesuatu dengan diawali minat atas hal itu akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Menurut Masidjo 1995:52 minat adalah suatu kecendrungan yang agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan merasa senang bersama dengan hal tersebut. Minat juga dapat diartikan sebagai perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu Mapiare,1982:82. Menurut Winkel 1983:30-31 minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat, Winkel memberikan urut-urutan sebagai berikut. Perasaan senang Sikap positif Minat Perasaan : Aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai- nilai suatu obyek. Sikap : Kecenderungan dalam subjek menerima atau menolak suatu obyek yang berhargabaik atau tidak berhargatidak baik. Dalam sikap terdapat aspek afektif dan aspek kognitif. Minat : kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan senang rasa puas, simpati, gembira dan lain sebagainya akan memimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan sikap positif. Bila dikaitkan dengan minat berwiraswasta mula-mula seseorang memiliki perasaan senang terhadap wiraswasta, perasan itu muncul karena seseorang sudah mengenal bidang itu. Dia memandang usaha wiraswasta dapat memberikan manfaat bagi dirinya maka timbul sikap positif. Kemudian ia akan mengamati, berusaha mendekati dan menyesuaikan diri dengan sikap kewiraswastaan. Dengan demikian dapat dikatakan minat wiraswasta telah muncul.

D. Wiraswasta

1. Pengertian Wiraswasta

Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” berani, utama, atau perkasa dan “swasta” swa=sendiri dan sta=berdiri. Jadi wiraswasta ialah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri Soemanto,1996:42-43. Sedangkan menurut Sumahamijaya 1979: 117, wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Secara umum wiraswasta adalah orang-orang yang bermental mandiri dan memiliki potensi untuk berprestasi. Menurut Wijandi dalam Erika Ratmiarini, wiraswasta merupakan suatu kepribadian yang unggul yang mencerminkan budi luhur dan suatu sifat yang patut diteladani karena atas dasar kemajuan manusiawi yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan. Seorang wiraswasta hendaknya memiliki kepribadian yang unggul. Orang yang berkepribadian unggul diantaranya memiliki sifat dan ciri- ciri sebagai berikut Hamalik,1990:55: 1. Mempunyai keberanian untuk megambil resiko dalam menjalankan usahanya 2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan keadaan 3. Mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. 4. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh baik untuk usaha yang sudah ada maupun pada usaha- usaha baru. 5. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menilai kesempatan yang ada. Kewiraswastaan bukan hanya sekedar entrepreneure dalam arti pengusaha, akan tetapi titik beratnya terletak pada pembentukan watak dan pembinaan mental maju yang dimulai dari usaha membersihkan diri sikap mental negativemiskin Sumahamijaya, 1979:118. Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis mencoba mengartikan wiraswasta sebagai suatu sikap mental mengedepankan keberanian, optimisme dan mandiri serta berkepribadian unggul sehingga pantas untuk diteladani.

2. Ciri-ciri Wiraswasta

Orang yang kreatif dan inovatif yaitu orang-orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewiraswastaan. Menurut Suryana 2006:3 ciri-ciri wiraswasta antara lain : 1 penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; 2 memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif ; 3 memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; 4 memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak; dan 5 berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan. Sejalan dengan pernyataan di atas Fadel Muhamad 1992:138-142 mengungkapkan untuk menjadi wiraswasta harus memiliki tujuh ciri pokok. Ketujuh ciri pokok tersebut adalah : 1. Kepemimpinan Kepemimpinan berarti memiliki orientasi hubungan personil dan orientasi terhadap tujuan dan sasaran tertinggi. 2. Inovatif Inovatif artinya orang yang kreatif dan selalu yakin ada cara-cara baru yang lebih baik. 3. Pengambil keputusan Seorang wiraswasta harus bisa dan berani mengambil keputusan demi kelangsungan usahanya. 4. Sikap tanggap terhadap perubahan Sikap tanggap terhadap perubahan artinya dapat mengantisipasi perubahan yang akan mempengaruhi sasaran dan tujuan usahanya. 5. Working smart Working smart menandakan kerja yang efektif dan efisien atau bekerja secara ekonomis untuk mencapai hasil yang maksimal. 6. Visi masa depan Visi masa depan artinya orientasi kemasa depan. Visi pada hakekatnya merupakan pencerminan dari komitmen-kompetensi-dan konsistensi. Artinya seorang wiraswasta senantiasa setia dengan komitmennya dengan melakukan kegiatan yang sesuai kompetensi yang terdapat dalam diri. Dengan demikian orang tersebut akan konsisten. 7. Sikap terhadap resiko Ketika seorang wiraswasta menetapkan suatu keputusan telah memahami secara sadar yang bakal ia hadapi,dalam arti resiko telah di ukur dan di batasi.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Menurut Crow and Crow 1982 salah satu faktor timbulnya minat adalah faktor emosional yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. Prestasi seseorang merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam bidang tertentu yang menjadi pilihannya. Menurut Winkel 1983, prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Siswa yang prestasinya baik diduga akan mendorong minatnya berwiraswasta, atau siswa yang berminat terhadap wiraswasta cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga prestasinya menjadi bagus, setelah lulus kemudian mewujudkan cita-citanya berwiraswasta. Tinggirendahnya derajat hubungan prestasi belajar dengan minat berwiraswasta diduga kuat berbeda pada siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Diduga orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki cara pandangan yang berbeda di banding orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap usaha menumbuhkan minat anak terhadap sesuatu. Berdasarkan uraian di atas, ada kemungkinan tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.

2. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Syah, 1995:151. Minat juga diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas Djaali, 2007:121. Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya. Diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Menurut Winkel 1989:100, prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil tes tersebut merupakan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar. Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang dalam menentukan jenis pekerjaannya kelak. Banyak individu sejak dini dididik dan dimotivasi untuk menjadikan karir pendahulu orang tua sebagai karirnya di masa mendatang. Misalnya, anak yang orang tuanya bekerja sebagai wiraswastawan sukses memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik bekerja di bidang wiraswasta. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Robert D. Hisrich…..Having a father or mother who is self- employed provides a strong inspiration for the entrepreneur Robert D. Hisrich,2005:65. Dengan demikian penulis menduga jenis pekerjaan orang tua dapat mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.

3. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua. Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu pilihan pada seorang. Selain itu, minat merupakan salah satu faktor psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan cita- citanya. Orang yang memiliki prestasi yang tinggi akan memiliki kepercayaan yang tinggi sehingga berminat untuk berwiraswasta setelah menyelesaikan sekolahnya. Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha menumbuhkan dan mengembangkan minat anak. Menurut Mulyanto Sumardi dan Dieter Evers 1982:92, pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Terkait dengan minat berwiraswasta pendapatan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan atas minat itu yaitu sebagai sumber modal. Seperti yang diungkapkan oleh Robert D. Hisrich 2005:327…..family and friends are a common source of capital for a new venture. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga pendapatan orang tua akan mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat berwiraswasta.

F. Model Penelitian

Keterangan: X : Prestasi Belajar Siswa SMK Y : Minat Berwiraswasta X1 : Tingkat Pendidikan Orang Tua X2 : Jenis Pekerjaan Orang Tua X3: Pendapatan Orang Tua X Y X1 X2 X3

G. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman.

0 7 146

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.

0 2 145

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus kelas 2 dan 3 jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta.

0 7 141

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Studi Kasus Kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta

0 2 139

Hubungan antara prestasi mata pelajaran kewirausahaan dan minat siswa berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 0 143

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman - USD Repository

0 0 144

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTEK INDUSTRI, PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT PESERTA DIDIK BERWIRAUSAHA

0 3 139