dengan hal tersebut, minat siswa terhadap kewiraswastaan perlu diketahui oleh guru maupun siswa itu sendiri mengingat minat ini dapat
mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan cita- citanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan
dengan prosesjangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan
yang diinginkan. Uraian di atas coba menjelaskan pada kita mengapa nilai prestasi
belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap minat
berwiraswasta.
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Hubungan
Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan prestasi belajar dengan minat
berwiraswasta. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien regresi β
3
sebesar -0,133 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi
ρ = 0,733 lebih besar dari α = 0,05. Deskripsi minat siswa untuk berwiraswasta menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang tinggi 28 siswa atau 41,79. Menurut Syah 1995:151, minat adalah kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai keinginan, perasaan tertarik, dan perasaan suka untuk berwiraswasta.
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang tinggi 44 siswa atau
65,67. Menurut Winkel 1989:100, prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai rapor
dari semester 2 kelas XII. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan antara prestasi belajar siswa SMK
dengan minat berwiraswasta, sehingga tinggi rendahnya prestasi siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan tidak mempengaruhi tinggi
rendahnya minat berwiraswasta. Deskripsi data mengenai tingkat pendidikan orang tua
menunjukkan sebagian besar orang tua siswa baik ayah maupun ibu 78 orang atau 58,65 berpendidikan rendah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa dikategorikan berpendidikan rendah, maka hal itu tidak berdampak memperkuat
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta. Hal ini disebabkan tingkat
pendidikan orang tua yang rendah cenderung memiliki pengetahuan yang terbatas pula dalam usaha menumbuhkan minat serta mengajarkan anak
mereka untuk berwiraswasta. Minat kewiraswastaan, daya kreatifitas,
inovasi, dan berani mengambil risiko sebesar apa pun seharusnya ditumbuhkan dan didorong terus. Keluarga merupakan lingkungan
pertama yang menumbuhkan mental kewiraswastaan anak http:moeziy.blogspot.com20090730kewirausahaan. Mental
merupakan salah satu modal yang dibutuhkan untuk dapat melakukan bisnis atau terjun ke dunia entrepreneur selain skill dan juga pengetahuan
yang luas, serta faktor jejaring bisnis http:
krida85.wordpress.com20090728profesional-menjadi-entrepreneur.
3. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua terhadap Hubungan Prestasi