pada siswa yang mengalami kesulitan tersebut, serta menyusun rencana atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa.
2. Alat Diagnosis
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan diagnosis dapat berupa tes seperti tes diagnostik dan non tes seperti observasi dan
wawancara . Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan tersebut dapat dilakukan perlakuan yang tepat Arikunto, 2009 : 34 . Fungsi dari tes diagnostik ini adalah untuk
mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa serta untuk merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan
sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi. Tes diagnostik ini dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-
sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah pada siswa. Soal-soal yang disajikan dalam tes
diagnostik ini berbentuk uraian sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Menurut Nana Sudjana 1989;35 secara
umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Adapun kelebihan dari tes uraian yang meliputi :
a
Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;
b
Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan , dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa;
c
Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis;
d
Mengembangkan ketrampilan
pemecahan masalah
problem solving; Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan
tes diagnostik diknas, 2007:5 adalah:
a
Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya.
b
Menentukan kemungkinan sumber masalah
c
Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
d
Menyusun kisi-kisi soal
e
Menulis soal
f
Mereview soal
g
Menyusun kriteria penilaian
Tes diagnostik ini dapat dilaksanakan pada beberapa waktu sebelum proses pembelajaran, pada saat proses
pembelajaran dan pada saat akan mengakhiri pembelajaran.
E. Jenis Kesalahan
Menurut Widdiharto 2008, pada langkah-langkah pemecahan masalah soal matematika yang berbentuk uraian, siswa melakukan
kegiatan intelektual yang dituangkan pada kertas pekerjaan. Dari kertas ini dapat dilihat jenis kesulitan yang dilakukan siswa. Kesulitan tersebut
tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal- soal matematika dengan melihat letak dan bentuk-bentuk kesalahan yang
dilakukan siswa. Bentuk-bentuk kesalahan tersebut dapat diambil sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran. Di samping itu,
deskripsi kesalahan juga dapat bermanfaat memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, analisis kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu
dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Davis berpendapat bahwa kesalahan dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah sumber utama
untuk mengetahui kesulitan siswa. Menurut Polya, kesalahan dalam mengerjakan soal dapat terjadi
pada aspek : 1.
Pemahaman soal, apakah peserta didik dapat memahami soal dilihat dari bagaimana peserta didik menuangkan dari bahasa
matematika yang ada pada soal.