tes yang berupa tes awal, tes diagnostik dan tes remedial serta metode wawancara.
1. Metode Tes
Yang meliputi : a
Tes awal, digunakan untuk memperoleh nilai hasil belajar siswa serta untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aturan sinus kosinus dan luas segitiga.
b Tes diagnostik, digunakan untuk mengetahui letak
kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Kesalahan-kesalahan
tersebut menunjukan
kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh siswa yang kemudian
dikelompokan berdasarkan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti.
c Tes Remedial, digunakan untuk melihat hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran rememdial, apakah mengalami peningkatan atau tidak.
2. Metode Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mencari tahu bagaimana cara berfikir siswa dalam menyelesaikan soal-soal
aturan sinus kosinus dan luas segitiga. Peneliti berusaha untuk mencari tahu secara detail sehingga didapatkan kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa serta faktor penyebab kesalahan dalam
menyelesaikan soal-soal. Wawancara ini ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti
menggunakan media rekorder.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi :
1. Tes Awal
Tes awal merupakan tes hasil belajar siswa. Soal-soal yang dibuat untuk siswa adalah soal-soal yang diambil dari berbagai sumber
dengan materi tentang aturan sinus kosinus serta luas segitiga. Pemilihan soal dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu
pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Tes awal berbentuk soal objektif dengan jumlah soal 18 yang
terdiri dari 10 soal tentang aturan sinus kosinus dan 8 soal tentang luas segitiga. Waktu yang disiapkan dalam pelaksanaan tes awal ini adal
70 menit. Sebelum digunakan tes diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan soal tes tersebut. Adapun kisi-kisi soal uji coba
tes awal adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Kisi-kisi Soal Uji Coba Tes Awal
Kompetensi Indikator
Pencapaian Kompetensi
Indikator Soal Aspek Penilaian
Jumlah Soal
Pengeta- huan
Pemaha- man
Apli- kasi
Merancang model
matema- tika yang
berkaitan dengan
Menyelesaikan perhitungan soal
menggunakan aturan sinus dan
kosinus Siswa
dapat menentukan
unsure-unsur yang
belum diketahui
dalam sebuah
segitiga No soal
1, 2, 3, 4
No soal
3, 4 -
4
perban- dingan
trigono- metri,
aturan sinus,
kosinus. sembarang
menggunakan aturan sinus
Siswa dapat
menentukan unsur-unsur yang
belum diketahui
dalam sebuah
segitiga sembarang
menggunakan aturan kosinus
No soal 5, 6, 7, 8.
9. 10 No soal
7, 8, 9, 10 No soal
10
6
Menghitung luas segitiga
yang komponen-nya
diketahui. Siswa
dapat menentukan luas
segitiga yang
sudah diketahui
komponen- komponennya.
No soal 11,12,13
14,16 No soal
14
-
5
Siswa dapat
menentukan unsur dari segitga
yang sudah
diketahui luasnya dan
komponen lainnya.
No soal 15, 17
No soal 15, 17
-
2
Siswa dapat
menentukan luas segibanyak
dengan menggunakan
pendekatan luas segitiga.
No soal 18
- No soal
18
1
2. Tes diagnostik.
Dalam penelitian ini tes diagnostik yang digunakan berupa tes matematika yang berbentuk uraian sebanyak 10 soal dengan mengambil sub
bab materi aturan sinus kosinus dan luas segitiga. Soal dibuat oleh peneliti sendiri, namun tidak menutup kemungkinan mengadopsi dari berbagai
sumber.
Soal-soal dalam tes diagnostik ini dibuat berdasarkan hasil tes awal yang dimaksudkan untuk mengetahui letak kesulitan siswa yang
diarahkan pada kesalahan menyelesaikan soal-soal
aturan sinus kosinus dan luas segitiga.
Waktu yang disiapkan pada tes diagnostik ini adalah 90 menit dengan jumlah soal 10 butir. Untuk tes diagnostik ini tidak divalidasi
secara empiris karena yang berhak menjawab tes diagnostik ini adalah siswa yang sudah mengerjakan tes awal.
Dalam penyusunan tes diagnostik ini peneliti selalu melibatkan guru bidang studi untuk berkonsultasi mengenai penyusunan tiap butir soal yang
harus disesuaikan dengan indikator yang harus dicapai siswa dalam silabus.
Pada tes diagnostik ini soal-soal yang diberikan berupa soal uraian, yang dimaksudkan agar peneliti dapat menemukan secara tepat apa saja
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal aturan sinus kosinus dan luas segitiga.
3. Wawancara
Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan serta disusun dengan melihat hasil
analisis dari tes diagnostik yang sebelumnya telah dikerjakan siswa. Wawancara ini ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dan
dilakukan secara bergantian. Dalam wawancara ini dibuat transkrip wawancara.
4. Tes Remedial
Tes remedial dilaksanakan setelah pembelajaran remedial dan ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Soal pada tes remedial
ini sama dengan soal yang terdapat pada tes diagnostik. Dengan maksud agar siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan
saat tes diagnostik dan dengan dibekali pembelajaran remedial siswa secara mandiri dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan saat mengerjakan tes diagnostik dengan menjawab soal pada tes remedial secara benar. Namun untuk jumlah soal yang dikerjakan
tiap siswa berbeda, tergantung dengan jumlah soal pada tes diagnostik yang dikerjakan salah oleh tiap siswa.
E. Teknik Analisis Data 1. Tes Awal
Data yang diperoleh pada tes awal ini berupa angka. Dimana untuk jawaban benar mendapatkan skor 1 sedangkan untuk jawaban
yang salah mendapatkan skor 0. Penilaian akhir dihitung dari : Nilai :
� ��� � �
ℎ �
� � � x 10
Siswa dinyatakan mengalami kesulitan belajar jika nilai akhirnya kurang dari batas tuntas yaitu 72. Siswa-siswa yang mengalami
kesulitan kemudian dikelompokan menjadi satu untuk kemudian diberi tes diagnostik untuk mengetahui letak kesulitannya.
2. Tes Diagnostik
Dalam menganalisis tes diagnostik ini yang perlu dilakukan adalah mencari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Kemudian
mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa tersebut berdasarkan kategori yang telah disusun oleh peneliti yang telah dijelaskan pada
Bab II. Setelah mengetahui dan mengelompokkan jenis-jenis kesalahan siswa, kemudian mengelompokkan siswa yang mengalami
kesulitan belajar dengan ketentuan paling banyak melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tes diagnostik.
Hasil analisis tes diagnostik ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pembelajaran remedial. Setelah pembelajaran
remedial akan dilakukan tes remedial, kemudian hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan hasil dari tes diagnostik
3. Wawancara
Data dari hasil rekaman dengan siswa ditranskrip yang kemudian diketik dalam bentuk uraian. Jawaban siswa terhadap soal yang
diberikan saat wawancara dan hasil wawancara dianalisis, kesalahan- kesalahan apakah yang dilakukan siswa, apa penyebabnya untuk
kemudian dicari kesulitan apa saja yang dilakukan siswa sehingga melakukan kesalahan tersebut. Peneliti juga mengajak siswa untuk
bersama-sama menemukan konsep yang salah dan konsep yang benar.
4. Tes Remedial
Hasil dari tes remedial ini dianalisis dengan membandingkan hasil jawaban pada tes diagnostik dengan hasi tes remedial. Jumlah
kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes remedial serta prosentase banyaknya soal yang dijawab benar oleh siswa menjadi
penentu apakah siswa tersebut mengalami kenaikankeberhasilan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Siswa mengalami
keberhasilan dalam tes remedial ini jika mengalami pengurangan jumlah kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan tes remedial
serta memperoleh prosentase ≥60.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data dan kepercayaan data pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengumpulan data secara cermat dan
melakukan pengecekan ulang data beberapa kali. Teknik ini digunakan peneliti agar data yang diperoleh tersebut benar-benar sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan
- Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin melakukan
penelitian di sekolah. -
Menemui guru yang bersangkutan untuk meminta ijin untuk melakukan observasi dan uji coba instrumen penelitian di kelas
yang diampu oleh guru tersebut. -
Menyerahkan surat ijin dari kampus ke sekolah yang bersangkutan, dilampiri proposal penelitian.
- Menyesuaikan jadwal pengambilan data.
- Melaksanakan uji coba instrumen penelitian di kelas yang diampu
oleh guru tersebut.
2. Tahap Observasi
Observasi dilakukan agar peneliti mampu memahami keadaan sekolah, guru, kelas, dan siswa secara menyeluruh. Observasi sekolah
dan observasi siswa di kelas dilaksanakan pada bulan April-Mei.
3. Tahap Pengambilan Data
Tahap pertama yaitu tes awal. Tes dilaksanakan setelah guru menyelesaikan materi ajar trigonometri dengan sub pokok bahasan
aturan sinus dan kosinus. Tahap kedua adalah tes diagnostik. Pada tes kedua ini hanya
siswa yang mengalami kesulitan saja yang melaksanakan tes ini. Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilaksanakan pada
saat jam pelajaran matematika. Siswa yang diwawancarai adalah semua siswa yang mengalami kesulitan dalam mennyelesaikan soal-
soal aturan sinus kosinus dan luas segitiga. Pedoman wawancara berdasarkan atas hasil tes diagnostik yang sebelumnya telah
dikerjakan. Satu per satu siswa tersebut diwawancarai untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengerjakan
soal-soal. Tahap ketiga yaitu pengajaran remedial dan tes remedial
pengajaran dilaksanakan setelah siswa diberikan tes diagnostik. Materi ajar yang diberikan sama dengan yang diberikan oleh guru, namun
lebih memfokuskan pada bagian-bagian yang masih belum dikuasai oleh siswa. Kemudian setelah pengajaran remedial akan dilaksanakan
tes remedial untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa.
54
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan kegiatan observasi. Peneliti melakukan observasi pertama di kelas X3 pada hari Rabu, 8 Mei 2013
pada pukul 10.30 sampai pukul 12.00 saat materi aturan sinus dan kosinus diajarkan. Guru mengajarkan materi aturan sinus dan kosinus dengan
menjelaskan karakteristik di setiap aturan tersebut serta memberikan contoh soal dan dikerjakan secara bersama-sama. Sebagian siswa tampak
kesulitan dalam memahami penjelasan guru, ini terlihat ketika guru mengajak siswa untuk mengerjakan contoh soal bersama-sama siswa
tersebut hanya diam saja dan sering mengeluh karena sulit. Dan di akhir jam pelajaran matematika guru memberikan soal untuk dikerjakan secara
mandiri dan hasilnya dikumpulkan. Beberapa siswa tampak mencontek temannya ketika mengerjakan soal latihan tersebut. Namun ada beberapa
siswa juga yang mengerjakan secara mandiri. Observasi yang kedua dilaksanakan pada Kamis, 9 Mei 2013 pada
pukul 10.30 sampai pukul 12.00 saat materi rumus luas segitiga. Kegiatan pembelajaran pada observasi yang kedua ini sama dengan kegiatan
pembelajaran pada observasi yang kedua, yaitu guru menjelaskan materi
rumus luas segitiga serta menberikan contoh soal untuk dikerjakan bersama-sama, dan pada akhir pelajaran siswa diberikan soal latihan yang
kemudian hasilnya dikumpulkan. Uji coba tes awal dilakukan di kelas X1 pada hari Selasa, 14 Mei
2013 pada pukul 07.00 sampai 18.30 dengan jumlah siswa 18. Tes awal terdiri dari dari 18 soal pilihan ganda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
lampiran A1. Peneliti memilih kelas XA untuk uji coba tes awal karena kelas tersebut terlebih dahulu selesai menerima materi aturan sinus
kosinus dan rumus luas segitiga. Suasana kelas XA saat uji coba tes awal berlangsung cukup tenang, dan terlihat siswa mengerjakan secara mandiri
dan dijaga oleh peneliti dan guru mata pelajaran. Setelah ujicoba tes awal selesai, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dibawa oleh peneliti untuk
dikoreksi. Setelah dikoreksi hasil uji coba tes awal tersebut dianalisis untuk mengetahui apakah soal-soal tes tersebut valid atau tidak untuk
setiap nomor dan bagaimana reliabilitas dari soal tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A4 dan A5
Dari hasil analisis uji coba tes awal diketahui bahwa ada 11 soal yang valid dan 7 soal yang tidak valid. Soal yang tidak valid adalah soal
dengan nomor 1, 5, 7, 8, 10, 13 dan 14. Sebelas soal yang valid tersebut digunakan dalam tes awal dan tetap mempertahankan 7 soal yang tidak
valid dengan merevisi soal tersebut. Berdasarkan uji pakar dengan guru mata pelajaran matematika, soal yang tidak valid tersebut diperbaiki
dengan maksud soal yang sama. Berikut akan ditampilkan perubahan soal tes awal.
Tabel 3
Perubahan Soal Pada Uji Coba Tes Awal dengan Tes Awal
No Soal
Uji Coba Tes awal Tes awal
1. Diketahui segitiga ABC dengan
panjang sisi AC = 5 cm, sudut A = 40
⁰, sudut B = 60
⁰. Panjang sisi BC adalah . . . a.
BC = 5
sin 40 ⁰
sin 60 ⁰
b. BC = 5
sin 60 ⁰
sin 40 ⁰
c. BC = 5
sin 40 ⁰
sin 80 ⁰
d. BC = 5
sin 80 ⁰
sin 40 ⁰
e. BC = 5
sin 80 ⁰
sin 60 ⁰
Pada segitiga ABC diketahui sudut A = 120
⁰, sudut B =30⁰ dan panjang AC = 5cm. Panjang sisi
BC adalah . . . a.
2
1 2
b.
5 2
2 c.
5 2
3 d.
5 2 e.
5 3 5.
Pada segitiga ABC diketahui AB = c, BC = a, AC = b. Jika besar sudut A
adalah α, besar sudut B adalah , dan
besar sudut C adalah , maka panjang sisi a menggunakan aturan
kosinus adalah . . . a.
a² = b² + c² - 2bc cos α b.
a² = b² + c² - 2bc cos c.
a² = b² + c² + 2bc cos d.
a² = b² - c² - 2bc cos e.
a² = b² + c² + 2bc cos α Dalam segitiga PQR diketahui
PQ = 6, QR = 6 2. Jika sudut R
= 30 ⁰, maka besar sudut Q adalah
. . . a.
30⁰ b.
45⁰ c.
60⁰ d.
75⁰ e.
105⁰ 7.
Pada segitiga FGH diketahui sisi g= 5cm dan h = 3 cm. Jika besar sudut F
adalah 120 ⁰, maka panjang sisi f
adalah . . . a.
7 b.
7 c.
6 d.
6 e.
8 Pada segitiga FGH diketahui sisi
f = 2 cm, g= 2
3cm dan h = 4 cm. Besar sudut F adalah . . .
a. 60⁰
b. 150⁰
c. 120⁰
d. 30⁰
e. 90⁰
8. Dalam segitiga ABC berlaku
b
2
= a
2
+ c
2
+ ac 3 maka besar sudut
B adalah . . . a.
30⁰ b.
60⁰ Dalam segitiga sembarang ABC
berlaku b
2
= a
2
+ c
2
- ac 3 maka besar
sudut B adalah . . . a.
30⁰
c. 90⁰
d. 120⁰
e. 150⁰
b. 60⁰
c. 90⁰
d. 120⁰
e. 150⁰
10. Diketahui segitiga PQR dengan sudut
C= 30 ⁰, PR = 2a dan QR = 2a 3.
Maka panjang PQ adalah . . . a.
a b.
2a c.
2a 2 d.
2a 3 e.
2a 6 Diketahui segitiga PQR dengan
sudut R= 60 ⁰, PR = 2a dan QR =
3a Maka panjang PQ adalah . . . a.
a 7 b.
2a c.
2a 7 d.
2a 3 e.
a 6 13.
Pada segitiga ABC diketahui a= 4 cm , b= 6 cm, c= 8 cm. Luas dari segitiga
tersebut adalah ... a.
3 5 cm
2
b. 9 15 cm
2
c. 18 3 cm
2
d. 135 cm
2
e. 3 15 cm
2
Diketahui segitiga XYZ dengan luas = 35
2 cm
2
. Besar sudut Y adalah . . .
a. 15⁰
b. 30⁰
c. 45⁰
d. 60⁰
e. 75⁰
14. Luas segitiga ABC adalah . . .
a. 3 + 9 3 cm
2
b. 9 3 cm
2
c.
3 2
+
9 2
3 cm
2
d.
3 2
cm
2
e.
2 3
+ 9 3 cm
2
Diketahui segitiga ABC dengan a = 2 cm, b = 3 cm, dan c = 4 cm.
Luas segitiga ABC adalah . . . satuan luas
a.
7 8
b.
4 3
c.
3 4
15 d.
6 e.
12
Dalam mencari reliabilitas soal tersebut menggunakan perhitungan KR-20 dan didapat 0,689 sehingga reliabilitas tes soal tersebut dapat
dikategorikan tinggi. Jika dilihat dari indeks kesukaran, terdapat sembilan soal dengan kriteria mudah, yaitu soal nomor 1, 2, 5, 7, 11, 12, 13, 15 ,18.
Enam soal kriteria sedang dengan nomor soal 3, 4, 6, 9, 16, 17. Tiga soal sisanya adalah kriteria sulit. Alokasi waktu yang diberikan saat tes uji coba
hasil belajar siswa adalah cukup yaitu 60 menit. Pelaksanaan tes awal dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mei 2013
pada pukul 10.30 sampai pukul 12.00 di kelas X3. Kemampuan prestasi siswa antara kelas X1 dengan X3 adalah sama, yang berbeda hanyalah
kelas X2 yang mana prestasi siswa dikelas tersebut paling rendah diantara kelas X1 dan X3. Tes awal ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi siswa
yang mengalami kesulitan, yang tampak pada hasil yang diperoleh siswa. Siswa yang mengalami kesulitan adalah siswa yang memperoleh nilai
kurang dari KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 72. Siswa yang nilainya kurang dari KKM terdapat 11 siswa. Namun pada pelaksanaan tes
awal ini terdapat 1 siswa dengan nomor urut 3 yang tidak bisa mengikuti karena sakit, sehingga pada tes ini hanya diikuti oleh 17 siswa. Hasil tes
belajar siswa dapat dilihat pada lampiran A8. Setelah diketahui terdapat 11 siswa yang mengalami kesulitan,
kemudian 11 siswa tersebut diberikan tes diagnostik pada hari Rabu, 22 Mei 2013 pada pukul 10.30 sampai pukul 12.00. Tujuan dari tes diagnostik
ini adalah untuk mengetahui letak kesulitan siswa yang tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal trigonometri
dengan materi aturan sinus kosinus dan rumus luas segitiga.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka dilakukan wawancara pada setiap individu.
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 27 sampai 28 Mei 2013. Setelah
mengetahui kesulitan
siswa, peneliti
melakukan pembelajaran remidial dengan meminta tolong guru mata pelajaran yang
mengajar. Pembelajaran remidial ini dilaksanakan pada 29 Mei 2013 dan dilaksanakan selama 1 jam pelajaran. Pada pembelajaran remidial ini guru
fokus menjelaskan bagian-bagian yang dianggap siswa sulit kemudian guru memberikan contoh soal dan dikerjakan secara bersama-sama.
Kemudian 1 jam berikutnya yaitu adalah tes remidial. Tes remedial ini digunakan oleh peneliti untuk melihat kemajuan siswa dalam memahami
materi sehingga terdapat kemajuan dalam mengerjakan soal aturan sinus kosinus dan rumus luas segitiga.
B. Analisis Data
1. Tes Awal
Dalam menganalisis tes ini, peneliti mengoreksi terlebih dahulu jawaban-jawaban siswa kelas X3. Setiap jawaban yang benar diberi
skor 1 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Kemudian peneliti mengelompokkan siswa mana yang tuntas dan yang tidak tuntas.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4 Halaman 61. 2.
Tes Diagnostik Dalam menganalisis tes diagnostik ini, peneliti memeriksa jawaban
siswa dan mencari nomor soal yang dijawab salah atau tidak dijawab
oleh siswa. Kemudian peneliti mencari kesalahan yang dilakukan siswa sehingga siswa salah dalam menjawab. Setelah diketahui
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal, peneliti mengelompokkan kesalahan-kesalahan tersebut ke dalam
kategori jenis kesalahan, seperti yang ada pada BAB II. Kategori jenis kesalahan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 halaman 24. Setelah
diketahui jenis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, kemudian peneliti menghitung berapa banyak prosentase siswa yang menjawab
kesalahan untuk setiap nomor berdasarkan jenis kesalahan. Prosentase siswa yang melakukan kesalahan dapat dilihat pada tabel 6 halaman 66
3. Wawancara
Untuk menganalisis hasil wawancara, peneliti mentranskrip hasil wawancara kemudian jawaban siswa terhadap soal yang diberikan
pada saat tes diagnostik dan hasil wawancara dianalisis, kesalahan- kesalahan apakah yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal-soal
pada tes diagnostik kemudian dicari faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5
Halaman 64 4.
Tes remediasi Untuk menganalisis tes remediasi, peneliti hanya memeriksa jawaban
siswa dan menganalisis apakah siswa tersebut mengalami peningkatan setelah mengikuti remediasi.
C. Hasil Penelitian
Prosedur yang digunakan peneliti dalam melakukan diagnosis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal aturan sinus kosinus dan
luas segitiga adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar Berdasarkan hasil jawaban siswa dalam tes awal, dari 16 siswa
terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai tertinggi, yakni 89. Dan terdapat 1 siswa yang memperoleh nilai terendah, yakni 39.
Tabel 4
Tabel Skor, Nilai dan Kriteria Ketuntasan Tes awal Kelas X3
No Identitas
Siswa Total
Skor benar
Nilai Kriteria
1 S1
11 61
Tidak Tuntas
2 S2
8 44
Tidak Tuntas
3 S3
- -
-
4 S4
7 39
Tidak Tuntas
5 S5
14 78
Tuntas
6 S6
12 67
Tidak Tuntas
7 S7
8 44
Tidak Tuntas
8 S8
15 83
Tuntas
9 S9
16 89
Tuntas
10 S10
10 56
Tidak Tuntas
11 S11
16 89
Tuntas
12 S12
16 89
Tuntas
13 S13
7 39
Tidak Tuntas
14 S14
8 44
Tidak Tuntas
15 S15
9 50
Tidak Tuntas
16 S16
14 78
Tuntas