22
5. Seperangkat hak nelayan bundles of right adalah hak-hak nelayan yang
meliputi hak akses access right, hak pemanfaatan withdrawal right, hak pengelolaan management right, dan hak ekslusi exclusion right.
2.5 Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi
batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu:
1. Seperangkat hak nelayan bundles of right adalah hak-hak nelayan yang
meliputi hak akses access right, hak pemanfaatan withdrawal right, hak pengelolaan management right, dan hak ekslusi exclusion right.
a.
Hak akses access right adalah hak untuk memasuki wilayah sumberdaya yang memiliki batas-batas yang jelas dan untuk menikmati manfaat non
ekstraktif. Pengukuran hak pemanfaatan melalui kegiatan : Nelayan tidak dapat melintas di lokasi DPL = skor 1= rendah
Nelayan dapat melintas di lokasi DPL = skor 2 = tinggi
b.
Hak pemanfaatan withdrawal right adalah hak untuk memanfaatkan sumberdaya. Pengukuran hak pemanfaatan melalui kegiatan:
Nelayan tidak dapat mengambil sumberdaya di DPL = skor 1 = rendah Nelayan dapat mengambil sumberdaya secara bebas = skor 2 = tinggi
c.
Hak pengelolaan management right adalah hak untuk turut serta dalam pengelolaan sumberdaya. Hak pengelolaan dapat diukur dari keterlibatan
masyarakat sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring, serta mendapatkan hasil. Pengukuran :
Nelayan tidak terlibat dalam penjagaan DPL dan tidak berhak melarang siapapun untuk melakukan kegiatan apapun di DPL = skor 1 = rendah
Nelayan terlibat dalam penjagaan DPL dan berhak melarang siapapun untuk melakukan kegiatan apapun di DPL = skor 2 = tinggi
23
d.
Hak ekslusi exclusion right adalah hak untuk menentukan siapa yang boleh memiliki hak akses dan bagaimana hak tersebut dialihkan ke pihak lain.
Pengukurannya: Tidak ada = skor 1
Ada = skor 2
2. Respons nelayan adalah tanggapan nelayan atas penetapan DPL dan sistem
zonasi yang dibuat. Pengukurannya melalui aspek kognitif pengetahuan dan aspek afektif nelayan akan keberadaan DPL dan sistem zonasi yang
dibentuk. a.
Tingkat pengetahuan nelayan terhadap DPL adalah pemahaman nelayan akan keberadaan Daerah Perlindungan Laut dan sistem zonasi. Tingkat
pengetahun nelayan dapat diukur dengan pertanyaan : i
Nelayan tahu pengertian DPL ii
Nelayan tahu manfaat dan tujuan DPL iii
Nelayan tahu aturan dan larangan yang dibuat terkait DPL iv
Nelayan tahu sanksi-sanksi yang diberikan bagi yang melanggar aturan-aturan di DPL
Pengukurannya : Tidak = skor 1
Iya = skor 2 b.
Aspek afeksi nelayan terhadap DPL dan perubahan zonasi adalah respon nelayan yang berhubungan dengan rasa setuju atau tidak setuju terhadap
penetapan DPL dan sistem zonasi yang dibentuk. Tingkat afeksi nelayan terhadap penetapan DPL dan sistem zonasi dapat diukur dengan pernyataan :
i Penetapan DPL penting untuk keberlanjutan sumberdaya laut
ii Penetapan DPL tidak membuat nelayan terbatas untuk masuk keluar
kawasan iii
Penetapan DPL tidak membuat jumlah tangkapan nelayan berkurang iv
Penetapan DPL tidak membuat perubahan sistem zonasi nelayan Pengukurannya:
Tidak= skor 1 Iya = skor 2
24
Pengukuran tingkat respons nelayan adalah skor total dari aspek kognitif dan aspek afeksi responden :
Skor di bawah skor rata-rata = Respons nelayan negatif terhadap penetapan DPL
Skor di atas skor rata-rata = Respons nelayan positif terhadap penetapan DPL
3. Pendapatan TI nelayan adalah total penerimaan nelayan TR dari sektor
perikanan dikurangi total pengeluaran TC untuk menunjang kegiatan perikanan. Ukuran pendapatan ditentukan berdasarkan rata-rata pendapatan
responden dari sektor perikanan di tempat penelitian. Pendapatan rata-rata pendapatan = skor 1 = rendah
Pendapatan rata-rata pendapatan = skor 2 = tinggi
4. Tingkat penerimaan TR nelayan adalah jumlah penghasilan secara
keseluruhan yang diperoleh dari kegiatan menangkap ikan di laut. Skala pengukuran :
Dibawah rata-rata = skor 1 = rendah Di atas rata-rata = skor 2 = tinggi
5. Tingkat pengeluaran nelayan adalah jumlah pengeluaran secara keseluruhan
untuk kegiatan melaut. Skala pengukuran : Dibawah rata-rata = skor 1 = rendah
Di atas rata-rata = skor 2 = tinggi
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat lampiran satu. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa 1 lokasi ini merupakan salah satu lokasi yang menjadi kawasan konservasi laut
yakni DPL dengan potensi terumbu karang kampung dal am kategori “sedang”, 2
kampung ini merupakan kampung penyuplai iklan terbanyak ke daerah pusat administrasi Raja Ampat yaitu Waisai. Penelitian dilakukan pada bulan Maret
sampai dengan April 2011. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal dan instrumen penelitian, kolokium, pengumpulan data di lapangan, pengolahan dan
analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi. Adapun rangkaian kegiatan penelitian tertera pada lampiran tiga.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan metode survai dengan instrumen kuesioner
untuk mengumpulkan data penelitian dari sejumlah sampel dalam sebuah populasi Singarimbun 2006 terkait pengaruh penetapan Daerah Perlindungan Laut DPL
terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan dan respon masyarakat terhadap keberadaan DPL. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi atau
data kualitatif dari subyek penelitian berdasarkan pengalaman sosial mereka terkait keberadaan DPL. Data deskripif yang berupa kata-kata dari subyek
penelitian dikumpukan dan kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif ataupun bagan dan grafik. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan dengan pengamatan
langsung, wawancara mendalam, dan menggunakan dokumen tertulis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner