BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat lampiran satu. Penentuan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa 1 lokasi ini merupakan salah satu lokasi yang menjadi kawasan konservasi laut
yakni DPL dengan potensi terumbu karang kampung dal am kategori “sedang”, 2
kampung ini merupakan kampung penyuplai iklan terbanyak ke daerah pusat administrasi Raja Ampat yaitu Waisai. Penelitian dilakukan pada bulan Maret
sampai dengan April 2011. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal dan instrumen penelitian, kolokium, pengumpulan data di lapangan, pengolahan dan
analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi. Adapun rangkaian kegiatan penelitian tertera pada lampiran tiga.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan metode survai dengan instrumen kuesioner
untuk mengumpulkan data penelitian dari sejumlah sampel dalam sebuah populasi Singarimbun 2006 terkait pengaruh penetapan Daerah Perlindungan Laut DPL
terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan dan respon masyarakat terhadap keberadaan DPL. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi atau
data kualitatif dari subyek penelitian berdasarkan pengalaman sosial mereka terkait keberadaan DPL. Data deskripif yang berupa kata-kata dari subyek
penelitian dikumpukan dan kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif ataupun bagan dan grafik. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan dengan pengamatan
langsung, wawancara mendalam, dan menggunakan dokumen tertulis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner
yang dibagikan kepada respoden dan wawancara kepada informan. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur yang berkaitan dengan tujuan
penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis, dan berbagai karya ilmiah lainnya.
Tabel 3 . Jenis Data Primer dan Sekunder yang dikumpulkan di Lapangan
No. Jenis Data
MetodeSumber Data Data Primer
1. Data sosial dan ekonomi masyarakat
Kuesioner dan wawancara 2.
Data Stakeholder Wawancara
Data Sekunder
3. Data kependudukan : Jumlah penduduk total
dan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Kantor desa
4. Data sosial-ekonomi : jenis mata pencaharian,
sarana dan prasarana desa, kesehatan Kantor desa, Dinas
kelautan dan perikanan, Bappeda
5. Pedomanpanduan dan peraturan tentang
kawasan konservasi laut di Raja Ampat Dinas Kelautan dan
Perikanan Raja Ampat 6.
Keanekaragaman hayati Raja Ampat Dinas Kelautan dan
Perikanan Raja Ampat 7.
Pedoman dan aturan pengelolaan Daerah Perlindungan Laut DPL
Coremap II
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik, diantaranya adalah:
1. Observasi.
2. Studi literatur serta kajian dokumen-dokumen yang dapat menunjukkan
perubahan ekologis sumberdaya hayati laut, kawasan konservasi DPL, model pengelolaan dan dokumen yang menunjukkan kondisi sosial ekonomi
nelayan. 3.
Wawancara mendalam kepada para nelayan dan informan dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Data deskriptif berupa kutipan langsung
kata-kata atau tulisan dari informan juga memungkinkan untuk digunakan.
4. Survai dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Kuesioner ini
memuat pertanyaan terbuka dan tertutup. Data yang diambil dari penelitian ini mencakup respon nelayan terhadap penetapan Daerah Perlindungan Laut
DPL, keterlibatan nelayan dalam perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi program konservasi, serta pengaruh penetapan DPL terhadap kondisi sosial
ekonomi nelayan di Kampung Saporkren. 5.
Diskusi kelompok terarah atau Focussed Group Discussion FGD kepada para nelayan untuk memetakan wilayah penangkapan nelayan sebelum dan
sesudah adanya Daerah Perlindungan Laut DPL.
Populasi dari penelitian ini adalah keluarga nelayan Kampung Saporkren yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan aktif menangkap hasil laut.
Berdasarkan data statistik kampung, jumlah keluarga nelayan yang aktif melaut sebanyak 56 keluarga. Unit analisis dari penelitian ini adalah individu yakni
kepala keluarga nelayan sebagai responden penelitian. Responden adalah nelayan kecil atau nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap sederhana atau
tradisional. Penentuan
responden dalam
penelitian dilakukan
dengan menggunakan simple random sampling. Adapun kerangka sampling dalam
penelitian tertera pada lampiran empat. Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus
Slovin, yaitu :
Keterangan : n : Jumlah sampel
N: Jumlah populasi e : Nilai kritis batas ketelitian yang digunakan 10 persen
n = N 1+ Ne²
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jumlah sampel yang diambil dengan penggunan rumus Slovin sebanyak 36 orang. Agar hasil penelitian dapat lebih
representatif, peneliti menambah tiga responden dengan asumsi menghindarkan ketidaktepatan responden dengan kriteria yang telah dibuat. Informan dipilih
secara sengaja purposive dengan teknik bola salju snowball sampling yang memungkinkan perolehan informasi dari satu informan ke informan lainnya.
Jumlah informan dalam penelitian ini tidak dibatasi, dengan tujuan untuk memperkaya informasi mengenai dampak penetapan DPL terhadap aktivitas
nelayan secara khusus bagi pendapatan nelayan. Adapun informan kunci yang dipilih adalah pihak Pemerintah Desa, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah,
Lembaga Coremap II Raja Ampat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama Kampung Saporkren, serta aktor-aktor yang terlibat dalam proses pengelolaan DPL di
kampung ini.
3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data