1. Komponen kognitif komponen perseptual
Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang
mempersepsi terhadap objek sikap. 2.
Komponen afektif komponen emosional Yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang
terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen konatif komponen perilaku
Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
2.2 Kerangka Pemikiran
Konservasi adalah salah satu upaya atau tindakan yang ditujukan untuk melindungi ekosistem dan sumberdaya hayati. Penetapan suatu wilayah untuk
menjadi Daerah Perlindungan Laut DPL dilandasi dua faktor pendorong. Pertama, adanya kerusakan ekosistem pesisir dan laut seperti kerusakan terumbu
karang, erosi pantai, kerusakan ekosistem mangrove, dan lain-lain. Menurunnya keanekaragaman hayati pesisir dan laut dapat mengancam keberlanjutan
sumberdaya di masa depan sehingga dibutuhkan upaya untuk menetapkan kawasan konservasi guna melindungi keanekaragaman hayati serta struktur fungsi
dan integrasi ekosistem Agardy dan Barr et al. 1997 dikutip Bengen 2001. Faktor kedua yang menjadi pendorong penetapan DPL adalah sumberdaya alam
yang melimpah. Kekayaan laut Indonesia telah diakui, khususnya di daerah Timur Indonesia, oleh karena itu untuk menjamin keberlanjutan kelimpahan sumberdaya
tersebut, konservasi diyakini sebagai upaya yang efektif. Selain tujuan konservasi laut untuk melindungi ekosistem sumberdaya
pesisir dan laut, tujuan lainnya adalah memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir atau nelayan Agardy dan Barr et al. 1997 dalam Bengen
2001. Kawasan konservasi dapat membantu masyarakat lokal dalam
mempertahankan basis ekonominya melalui pemanfaatan sumberdaya dan jasa lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. Hal ini juga dipertegas dalam
Undang-undang Konservasi Hayati UUKH pasal 3 Tahun 1990 tentang tujuan dari penetapan kawasan konservasi adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian
sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia. Namun bagaimana kenyataan di lapangan, itulah yang menjadi fokus penelitian ini khususnya dampak penetapan DPL terhadap kondisi sosial ekonomi
nelayan sebagai pihak yang telah turun temurun bergantung pada sumberdaya tersebut.
Nelayan sebagai bagian dari Daerah Perlindungan Laut tentu saja memiliki hak-hak untuk memasuki kawasan, mengambil, mengolah, menjaga, dan
mendapatkan hasil dari sumberdaya yang ada di dalam DPL. Seperangkat hak nelayan meliputi hak akses access right, hak pemanfaatan withdrawal right,
hak pengelolaan management right, dan hak ekslusi exclusion right. Hak-hak tersebut telah dimiliki sejak sebelum wilayah pesisir dan laut ditetapkan sebagai
kawasan konservasi. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seperangkat hak tersebut setelah ditetapkan DPL, apakah mengalami perubahan
atau tidak. Respon masyarakat mengenai keberadaan DPL dan sistem zonasi, dampak bagi seperangkat hak nelayan dan keuntungan yang didapatkan akan
menjadi pengukuran bagaimana pengaruh penetapan DPL terhadap seperangkat hak yang dimiliki mereka.
Penetapan DPL tentu saja membentuk sistem zonasi pengelolaan sumberdaya laut dan akan mempengaruhi hak nelayan dalam memanfaatkan
sumberdaya yang ada. Ketika sistem zonasi ditentukan, maka akan terjadi perubahan seperangkat hak tersebut, dan akan berpengaruh terhadap hasil
tangkapan dan pendapatan nelayan. Bagaimanakah respon nelayan terhadap keberadaan DPL dan perubahan sistem zonasi akan menjadi salah satu fokus dari
penelitian ini. Secara umum keterkaitan antar variabel-variabel dapat digambarkan
dalam kerangka pemikiran sebagai berikut :
20
Keterangan : Hubungan Pengaruh Fokus aspek yang dikaji
Gambar 3 . Kerangka Pemikiran
Faktor pendorong penetapan kawasan konservasi Penurunan kuantitas dan
kualitas sumberdaya pesisir dan laut
Kekayaan sumberdaya pesisir dan laut
Kondisi sosial ekonomi nelayan Sebelum
Sebelum Sesudah
Sesudah Kondisi ekonomi
Tingkat Pendapatan Nelayan
Kondisi Sosial Seperangkat hak nelayan
bundles Of right Hak akses access right
Hak pemanfaatan withdrawal right
Hak pengelolaan management right
Hak ekslusi exclusion right Respon nelayan
Tingkat pengetahuan nelayan terhadap DPL dan perubahan zonasi
Tingkat afeksi nelayan terhadap DPL dan perubahan zonasi
Penetapan Daerah Perlindungan Laut
DPL Perubahan Zonasi
21
2.3 Hipotesis