Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data merupakan penyusunan informasi yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data ini dalam prakteknya dapat berbentuk teks naratif ataupun matriks, grafik, jaringan dan bagan. Penarikan kesimpulan berbentuk
pencatatan keteraturan pola-pola yang terjadi, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proporsi. Ketiga kegiatan analisis dan
pengumpulan data ini merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data dilakukan secara berlanjut, berulang, dan terus menerus.
Analisis data kuantitatif dilakukan melalui proses pemeriksaan data yang terkumpul editing kemudian dilakukan pengkodean coding dengan tujuan
untuk menyeragamkan data. Setelah pengkodean, tahap berikut adalah perhitungan Persentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabulasi
deskriptif dengan menggunakan perangkat lunak yaitu SPSS Statistic versi 16.
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis 4.1.1 Konteks Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat terletak pada posisi di bawah garis khatulistiwa, antara 0” 14’ s dan 130” 31’ e. Dengan posisi di bawah garis khatulistiwa, suhu
udara minimum sekitar 24°C, dan suhu udara maksimum sekitar 32,4°C catatan Badan Meteorologi dan Geofisika stasion DEO Raja Ampat dikutip BPS Raja
Ampat 2010. Sedangkan kelembaban udara rata-rata tercatat 85 persen dengan curah hujan tercatat 2458,9 milimeter dan cukup merata sepanjang tahun.
Kepulauan ini berada dibagian paling barat pulau induk Papua, Indonesia dan membentang di area seluas kurang lebih 4,6 juta ha. Batas-batas geografis
Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut :
Sebelah barat : Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara Sebelah utara : Republik Federal Palau, Samudra Pasifik
Sebelah timur : Kota Sorong, Kabupaten Sorong Sebelah selatan : Kabupaten Seram Utara, Provinsi Maluku
Raja Ampat dideklarasikan sebagai Kabupaten baru pada tanggal 3 Mei Tahun 2002 berdasarkan UU No. 26 tentang pembentukan Kabupaten Sarmi,
Kabupaten Kerom, Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Raja Ampat. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong dan termasuk
salah satu dari 14 kabupaten baru di tanah Papua. Kabupaten Raja Ampat terdiri dari empat pulau besar yaitu Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta, serta 600
pulau-pulau kecil. Selain itu, Kabupaten ini terbagi menjadi 17 distrik dengan total luas wilayah adalah 6.084,50 km persegi
1
. Pusat pemerintahan berada di Waisai, Distrik Waigeo Selatan, sekitar 36 mil dari kota Sorong, dan baru
berlangsung efektif pada tanggal 16 September 2005 Pemda Raja Ampat 2009.
1
Data statistik Raja Ampat Tahun 2009 dalam Kabupaten Raja Ampat dalam angka 2009
Tabel 4 dibawah ini menggambarkan luas wilayah Kabupaten Raja Ampat menurut distrik.
Tabel 4. Luas dan Persentase Wilayah Kabupaten Raja Ampat menurut Distrik
Distrik Luas area km²
Persentase
Misool 318, 71
5,24 Kofiau
639,97 10,52
Misool Timur 403,14
6,63 Kep. Sembilan
123,95 2,04
Waigeo Selatan 275,87
4,55 Teluk Mayalibit
207,40 3,41
Waigeo Timur 122,19
2,01 Meosmansar
169,70 2,79
Waigeo Barat 1264,58
20,78 Waigeo Barat
Kepulauan 711,32
11,69 Waigeo Utara
120,10 1,97
Warwabomi 46,70
0,77 Kepulauan Ayau
256,75 4,22
Misool Selatan 469,11
7,71 Misool Barat
203,11 3,34
Salawati Utara 405,49
6,66 Selat Sangawin
345,41 5,68
Jumlahtotal 6.084,50
100,00
Sumber : BPS Kabupaten Raja Ampat 2010
4.1.2 Konteks Kampung
Kampung Saporkren merupakan salah satu kampung yang terletak di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat dengan luas
wilayah ± 32 Ha. Bentuk topografi daratan pulau berbukit dengan ketinggian 20m hingga 30m dari permukaan laut sedangkan tekstur pulaunya berpasir. Kampung
Saporkren dapat dijangkau dari pusat pemerintahan yaitu Waisai dengan perahu bermotor tempel 15 pk selama satu jam dengan jarak enam mil, dan jika dijangkau