Jenis biaya variabel terdiri dari lima kategori yaitu BBM, rokok, makanbiskuit, es, dan oli mesin. Perhitungan biaya ini berdasarkan pengeluaran
individu setiap satu bulan. Diantara kelima jenis biaya, proporsi biaya untuk pembelian BBM bensin lebih besar daripada biaya yang lain. Kemudian diikuti
oleh pengeluaran untuk pembelian es, dimana responden biasanya menggunakan 10-20 es balok per hari. Sedangkan biaya untuk rokok dan makan berkisar pada
rataan dua ratus ribu, dan biaya untuk pembelian oli adalah Rp. 36.500. Penggunaan oli adalah satu liter per satu bulan. Setiap jenis variabel dikonversi ke
dalam hitungan biaya per satu bulan, misalnya biaya rokok dan makan setiap hari dikalikan dengan waktu melaut dalam satu bulan biaya perhari x waktu tangkap
dalam satu bulan. Setelah itu dikalkulasikan untuk mendapat total pengeluaran biaya variabel setiap responden.
7.5 Pendapatan dan karakteristik usaha
Perhitungan pendapatan kegiatan usaha penangkapan dilakukan dengan mengkombinasikan hasil wawancara dan hasil tangkapan yang peneliti temukan di
lapangan selama sebulan, kemudian dikonversi dan disesuaikan dengan data hasil wawancara. Berdasarkan metode tersebut diperoleh kesamaan antara tingkat
pendapatan berdasarkan wawancara dan hasil konversi pendapatan nelayan selama di lapangan hasil tangkapan x harga.
Berdasarkan hasil di lapangan dimana peneliti mendatangi responden yang habis melaut dan melihat hasil tangkapan diperoleh hasil bahwa rata-rata tingkat
pendapatan bersih yang diterima oleh nelayan Saporkren dalam satu bulan adalah Rp. 896.800. Saat perhitungan pendapatan ini dilakukan, nelayan menghadapi
musim sedang atau pancaroba yang berada diantara bulan Maret sampai dengan bulan Juni. Perhitungan biaya dilakukan dengan menggunakan rumus total
penerimaan dikurangi total biaya pengeluaran.
Keterangan : µ = Keuntungan Rp TR = Total biaya penerimaan Rp
TC = Total biaya pengeluaran Rp
µ = TR-TC
Perhitungan pendapatan bersih nelayan dari kegiatan penangkapan ikan
diperoleh dari pengurangan hasil biaya penerimaan responden dalam satu bulan maret-april 2011 terhadap total biaya pengeluaran responden dalam satu bulan.
Tabel 23. Pendapatan Rata-rata Nelayan Per Bulan
Rata-rata per individu Rp Total Reveneu TR
3.045.400
Total Cost TC 2.148.600
Profit µ 896.800
Tabel 23 menunjukkan data rata-rata biaya penerimaan, biaya pengeluaran, dan biaya bersih dari aktivitas nelayan dalam satu bulan. Data tersebut adalah data
yang diperoleh dari penghasilan 39 responden. Secara keseluruhan biaya total penerimaan bersih dari aktivitas per individu adalah Rp.896.800 per satu bulan.
Biaya yang diterima nelayan dari aktivitas melaut dalam satu bulan adalah Rp. 3.045.400, sedangkan biaya pengeluaran yang mencakup total biaya tetap dan
biaya variabel dalam satu bulan adalah Rp. 2.148.600. Perhitungan tersebut berlaku saat musim pancaroba di bulan Maret hingga bulan April Tahun 2011.
Keuntungan responden dari kegiatan penangkapan ikan diperoleh dari pengurangan biaya penerimaan jumlah tangkapan x harga jual terhadap biaya
pengeluaran untuk proses operasional saat menangkap ikan yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan biaya investasi tidak dimasukkan dalam total
biaya pengeluaran karena sifatnya yang dikeluarkan tidak dalam hitungan perbulan. Melalui perhitungan tersebut diperoleh pendapatan bersih dari kegiatan
menangkap ikan untuk setiap individu adalah Rp.896,800. Perolehan rataan biaya keuntungan masing-masing responden kemudian
digolongan berdasarkan struktur pendapatan. Struktur pendapatan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua kategori yaitu, rendah rata-rata dan
tinggi rata-rata. Data pada gambar 16 menunjukkan penggolongan responden berdasarkan pendapatan per bulan.
Gambar 14. Penggolongan Responden menurut Tingkat Pendapatan Rata-rata
Kampung Saporkren Gambar 14 menunjukkan penggolongan hasil pendapatan responden, dimana
sebanyak 7 orang tergolong pada kategori rendah dengan jumlah pendapatan bersih dari kegiatan melaut kurang dari pendapatan rata-rata Rp. 896.800.
Sedangkan sebanyak 32 orang termasuk dalam kategori tinggi yang memiliki pendapatan lebih dari rata-rata pendapatan kegiatan melaut Rp.896.800.
7.6 Hubungan Penetapan DPL Terhadap Pendapatan Nelayan