4.4.2 Hubungan panjang dan berat ikan hasil tangkapan
Hubungan panjang-berat untuk tuna mata besar diperoleh persamaan y = 0,014x
3.096
, tuna sirip kuning mempunyai persamaan y = 0,0006x
3.960
dan ikan cakalang mempunyai persamaan y = 0,055x
2.733
, dimana y adalah berat gram dan x adalah panjang cagak cm. Hasil persamaan regresi linear setelah
dilakukan transformasi Ln untuk tuna mata besar y = 3,096x – 4,249 dengan nilai R² = 0,868, tuna sirip kuning y = 3,960x – 7,396 dengan nilai R² = 0,919,
sedangkan untuk jenis ikan cakalang diperoleh persamaan y = 2,733x – 2,896 dengan nilai R² = 0,890. Nilai b koefisien regresi dari hubungan panjang dan
berat, untuk tuna mata besar 3,096, tuna sirip kuning 3,960, sedangkan ikan cakalang adalah 2,733 Gambar 28.
Gambar 28 Hubungan panjang dan berat ikan dominan.
Berasarkan hasil uji-t yang dilakukan terhadap ke-tiga jenis ikan tersebut pada tingkat kepercayaan 95 = 0,05 diketahui nilai b berbeda nyata dengan
nilai 3 t-
hitung
t-
tabel
Tabel 11. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ikan cakalang b3 bersifat alometrik negatif dimana pertambahan berat lebih
lambat dari pertambahan panjang, sedangkan untuk jenis tuna mata besar dan tuna sirip kuning b3 bersifat allometrik positif dimana pertambahan berat lebih
cepat dari pertambahan panjang. Tabel 11 Gambaran statistik parameter hubungan panjang dan berat hasil
tangkapan utama di rumpon
Jenis ikan R²
a b
T-
hitung
T-
tabel
Hasil Keterangan
Cakalang 0,890
0,055 2,733
24,542 1,981
T-
hitung
T-
tabel
Alometrik - Tuna mata besar
0,869 0,014
3,096 22,551
1,986 T-
hitung
T-
tabel
Alometrik + Tuna sirip kuning
0,919 0,0006
3,960 14,317
1,983 T-
hitung
T-
tabel
Alometrik +
Effendie 1997 menyatakan bahwa faktor kondisi merupakan derivat dari pertumbuhan. Faktor kondisi bisa disebut faktor K. Faktor kondisi ini
menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari kapasitas fisik survival dan reproduksi. Secara komersial kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas
daging yang tersedia. Nilai K berkisar 2 – 4 bila badan ikan pipih, dan 1 – 3 bila badan ikan tidak pipih fusiform. Variasi nilai K tergantung pada ketersediaan
makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonad. Hasil pengamatan untuk jenis ikan cakalang diperoleh nilai rata-rata faktor
kondisi K adalah 2,1 dan nilai rata-rata faktor kondisi relatif Kn sebesar 1,0. Untuk tuna mata besar diperoleh nilai rata-rata faktor kondisi adalah 2,1 dan nilai
rata-rata faktor kondisi relatif sebesar 1,0. Tuna sirip kuning diperoleh nilai rata- rata faktor kondisi 2,0 dan nilai rata-rata faktor kondisi relatif sebesar 1,0
Tabel 12. Tabel 12 Faktor kondisi dan kondisi relatif hasil tangkapan utama di rumpon
Cakalang n=115
Tuna mata besar n=95
Tuna sirip kuning n=107
FL cm
W gram
K Kn
FL cm
W gram
K Kn
FL cm
W gram
K Kn
Rata-rata 40,5
1451,7 2,1
1,0 42,5
1687,4 2,1
1,0 36,8
1188,0 2,0
1,0 St Dev
6,3 622,6
0,3 0,1
6,0 716,45
0,4 0,2
7,2 838,7
0,5 0,2
Max 60,0
3500,0 2.7
1,3 58,0
3700,0 3,0
1,5 58,0
3700,0 2,8
1,5 Min
30,0 500,0
1.4 0,7
28,0 350,0
1,4 0,7
27,0 250,0
1,1 0,6
Keterangan : FL panjang cagak, W berat, K faktor kondisi, Kn faktor kondisi relatif
Hubungan panjang dan berat berdasarkan musim Gambar 29 setelah dilakukan transformasi Ln diperoleh untuk cakalang pada musim timur
y = 2,731x – 2,818 dengan nilai R² = 0,960, dan pada musim barat y = 2,705x – 2,843 dengan nilai R² = 0,850. Untuk tuna mata besar pada musim
timur y = 2,150x – 0,526 dengan nilai R² = 0,861, dan pada musim barat y = 3,142x – 4,481 dengan nilai R² = 0,876. Sedangkan Untuk tuna sirip kuning
pada musim timur y = 2,914x – 3,435 dengan nilai R² = 0,934, dan pada musim barat y = 3,882x – 7,240 dengan nilai R² = 0,950.
Gambar 29 Hubungan panjang dan berat ikan dominan berdasarkan musim. Hasil regresi linear Tabel 13 setelah dilakukan transformasi Ln,
hubungan panjang dan berat bila dilihat berdasarkan musim, pola pertumbuhan ikan cakalang baik musim timur dan barat bersifat alometrik negatif dengan nilai
b = 2,732 pada musim timur dan 2,705 pada musim barat. Sedangkan untuk ikan tuna mata besar terdapat perbedaan pola pertumbuhan, pada musim timur bersifat
alometrik negatif dengan nilai b = 2,150 dan pada musim barat bersifat alometrik positif dengan nilai b = 3,142. Begitu pula dengan ikan tuna sirip kuning terdapat
perbedaan pola pertumbuhan, pada musim timur bersifat alometrik negatif dengan nilai b = 2,914 dan pada musim barat bersifat alometrik positif dengan
nilai b = 3,882. Tabel 13 Gambaran statistik parameter hubungan panjang dan berat hasil
tangkapan utama di rumpon berdasarkan musim
Jenis ikan Musim timur Juli
Musim barat Des-Jan Persamaan
Nilai-b R²
Keterangan
Persamaan Nilai-b R²
Keterangan
Cakalang y = 2,731x - 2,818 2,732 0,959 A -
y = 2,705x - 2,843 2,705 0,850 A -
T. mata besar
y = 2,150x - 0,526 2,150 0,861 A -
y = 3,142x - 4,481 3,142 0,876 A +
T. sirip kuning
y = 2,914x - 3,435 2,914 0,934 A -
y = 3,882x - 7,240 3,882 0,950 A
+
Keterangan: A- Alometrik negatif, A+ Alometrik positif, T Tuna
Hasil pengamatan berdasarkan musim, untuk jenis ikan cakalang diperoleh nilai rata-rata faktor kondisi K pada musim timur adalah 2,22 dengan nilai rata-
rata faktor kondisi relatif Kn sebesar 1,02 dan pada musim barat nilai rata-rata faktor kondisi K adalah 2,00 dengan nilai rata-rata faktor kondisi relatif Kn
sebesar 1,02. Untuk ikan tuna mata besar diperoleh nilai rata-rata faktor kondisi K pada musim timur adalah 2,29 dengan nilai rata-rata faktor kondisi relatif
Kn sebesar 1,09 dan pada musim barat nilai rata-rata faktor kondisi K adalah 1,95 dengan nilai rata-rata faktor kondisi relatif Kn sebesar 1,05. Untuk ikan
tuna sirip kuning diperoleh nilai rata-rata faktor kondisi K pada musim timur adalah 2,36 dengan nilai rata-rata faktor kondisi relatif Kn sebesar 1,01 dan pada
musim barat nilai rata-rata faktor kondisi K adalah 1,67 dengan nilai rata-rata faktor kondisi relatif Kn sebesar 1,04 Tabel 14.
Tabel 14 Faktor kondisi dan kondisi relatif hasil tangkapan utama di rumpon
berdasarkan musim
+, +,
-. +,
+,
, 0 1
2
4.4.3 Kondisi fisika kimia perairan