Biologi tuna sirip kuning yellowfin tuna

Papua. Semua jenis tuna terdapat di Indonesia kecuali tuna sirip biru utara dan tuna sirip hitam, karena tuna sirip biru utara menghuni Samudera Pasifik dan Atlantik, sedangkan tuna sirip hitam hanya terdapat di Samudera Atlantik Uktolseja, 1988. Sumber : FAO 2005, www.figisfao.org Gambar 3 Peta penyebaran tuna mata besar di dunia. Klasifikasi tuna mata besar Saanin, 1986 : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces Sub Class : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub ordo : Scombroidae Family : Scombridae Genus : Thunnus Species : Thunnus obesus

2.1.2 Biologi tuna sirip kuning yellowfin tuna

Tuna sirip kuning kuning adalah spesies oseanik yang ditemui dibawah dan diatas termoklin, pada suhu 18-31°C. Distribusi vertikal mereka nampak dipengaruhi oleh struktur panas dari kolom air, seperti yang ditunjukkan pada korelasi antara mudah tertangkapnya ikan oleh purse seine, kedalaman dari mixed layer , dan kekuatan dari gradien suhu pada termoklin. Banyak dari mereka umumnya ditemui di bagian atas dari kedalaman 100 meter pada kolom air di area dimana cukup oksigen. Dibawah termoklin kandungan oksigen sangat rendah biasanya dibawah 2 mll sehingga ikan perenang cepat ini jarang ditemukan. Mereka biasanya bergerombol sesuai ukuran baik bersama spesies sejenis maupun dengan spesies lain. Terdapat beberapa hasil penelitian tentang ukuran pertama kali matang gonad Lm ikan tuna sirip kuning dengan hasil yang bervariasi. Menurut Mardlijah 2008 bahwa ukuran Lm tuna sirip kuning di Perairan Marisa Sulawesi Utara untuk ikan betina 94,8 cm dengan kisaran 89,2 – 100,9 cm. Zubaidi 1994 di Perairan Maluku untuk Lm jantan 118,7 cm dan betina 113 cm. Sedangkan pada Fish base ukuran Lm berkisar 107,5 cm. Fukofuka dan Itano 2006 menyatakan ciri-ciri morfologi tuna sirip kuning adalah sebagai berikut : Morfologi badan • Badan memanjang dengan ekor panjang. • Garis besar badan datar antara sirip punggung kedua dengan sirip ekor, dan antara sirip anal dengan sirip ekor. Tanda-tanda Badan • Pola chevron yang mencolok dari garis-garis yang berwarna keperakan yang jaraknya berdekatan. • Garis-garis penuh yang diselang-selingi dengan baris-baris dari titik-titik. • Pola garis meluas dari ekor, ke arah depan sampai di bawah sirip dada dan ke atas garis tengah sisi. Badan bagian anterior di bawah dada tuna sirip kuning • Pita-pita mencolok berselang-seling mengarah ke depan dan bawah sirip dada. • Batas pemisah antara daerah bertanda dan tidak bertanda sangat jelas. Pewarnaan • Tuna sirip kuning segar memperlihatkan suatu pita pada tengah sisi berwarna kuning terang. • Punggung berwarna hitam gelap, terpisah dari warna emas oleh suatu pita biru tipis. • Sirip-sirip kuning sampai kekuning-kuningan, sirip anal kadang-kadang tersepuh dengan perak. • Bagian sisi dan perut putih keperakan. Panjang sirip dada • Sirip dada pendek, hanya mencapai sirip punggung kedua. • Sirip dada lebih tebal, lebih kaku dan membulat pada ujungnya. Morfologi kepala dan mata • Panjang dan lebar kepala versus panjang cagak lebih pendek dari bigeye • Garis tengah mata lebih kecil dibandingkan dengan tuna mata besar pada panjang cagak yang sama. Sirip ekor • Bagian pusat dari tepi ”trailing” membentuk lekukan yang nyata. • Ada dua punggung menonjol yang membentuk lekukan V atau M. Pewarnaan pada finlet • Kuning terang tidak ada warna hitam pada pinggir-pinggirnya. Sumber : FAO 2005, www.figisfao.org Gambar 4 Tuna sirip kuning Thunnus albacares. Kedalaman renang tuna sirip kuning bervariasi tergantung jenisnya. Umumnya tuna dan cakalang dapat tertangkap di kedalaman 0-400 meter. Salinitas perairan yang disukai berkisar 32-35 ppt atau di perairan oseanik. Suhu perairan berkisar 17-31 o C. Tuna sirip kuning Thunnus albacares tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Panjang dapat mencapai lebih dari 2 meter Uktolseja et al., 1991. Jenis ini menyebar di perairan dengan suhu yang berkisar antara 17-31 o C dengan suhu optimum yang berkisar antara 19-23 o C Nontji, 1987, sedangkan suhu yang baik untuk kegiatan penangkapan berkisar antara 20- 28 o C Uda, 1952 dalam Laevastu dan Hela, 1970. Pergerakan migrasi kelompok ikan sirip kuning di wilayah perairan Indonesia mencakup wilayah perairan pantai, teritorial dan Zona Ekonomi Eklusif ZEE Indonesia. Keberadaan mereka di suatu perairan sangat bergantung pada beberapa hal yaitu kondisi hidro-oseanografi perairan. Pada wilayah perairan ZEE Indonesia, migrasi jenis ekor kuning di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur migrasi tuna dunia karena wilayah Indonesia terletak pada lintasan perbatasan perairan antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Spesies sirip kuning yang berukuran besar biasanya bergerombol dengan lumba-lumba. Ikan ini mendiami perairan yang hangat di Atlantik, Pasifik, dan Laut Indian. Di Atlantik Barat spesies ini ditemukan dari Massechusetts sampai Brazil, termasuk Teluk Meksiko dan Caribean. Migrasi tuna sirip kuning di Pasifik terjadi terus menerus antara Pasifik Timur dan Barat maupun Pasifik Utara dan Selatan. Sumber : FAO 2005, www.figisfao.org Gambar 5 Peta penyebaran tuna sirip kuning di dunia. Klasifikasi tuna sirip kuning Collete and Nauen, 1983 : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces Sub Class : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub ordo : Scombroidae Family : Scombridae Genus : Thunnus Species : Thunnus albacores

2.1.3 Biologi cakalang Katsuwonus pelamis