Biologi cakalang Katsuwonus pelamis

Sub Class : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub ordo : Scombroidae Family : Scombridae Genus : Thunnus Species : Thunnus albacores

2.1.3 Biologi cakalang Katsuwonus pelamis

Cakalang termasuk jenis ikan tuna dalam famili Scombridae, spesies Katsuwonus pelamis . Collete and Nauen 1983 menjelaskan ciri-ciri cakalang yaitu tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat, tapis insang gill rakes berjumlah 53- 63 pada helai pertama. Mempunyai dua sirip punggung yang terpisah. Pada sirip punggung yang pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, jari-jari lemah pada sirip punggung kedua diikuti oleh 7-9 finlet. Sirip dada pendek, terdapat dua flops diantara sirip perut. Sirip anal diikuti dengan 7-8 finlet. Badan tidak bersisik kecuali pada barut badan corselets dan lateral line terdapat titik-titik kecil. Bagian punggung berwarna biru kehitaman gelap disisi bawah dan perut keperakan, dengan 4-6 buah garis-garis berwarna hitam yang memanjang pada bagian samping badan. Cakalang sering disebut skipjack tuna termasuk ikan perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang rakus, sering bergerombol melakukan ruaya disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus, ikan ini biasa bergerombol diperairan pelagis hingga kedalaman 200 m. Ikan ini mencari makan berdasarkan penglihatan dan rakus terhadap mangsanya. Terdapat beberapa hasil penelitian tentang ukuran pertama kali matang gonad Lm ikan cakalang dengan hasil yang bervariasi. Menurut Nugraha et al. 2010 bahwa ukuran Lm ikan cakalang di Perairan Tulehu Ambon sebesar 40,9 cm. Nikijuluw 2009 menyatakan bahwa di Perairan Samudera Hindia untuk Lm ikan cakalang berkisar antara 41 – 43 cm. Sedangkan pada Fish base ukuran Lm 40 cm dengan kisaran 40 – 45 cm. Sumber : FAO 2005, www.figisfao.org Gambar 6 Cakalang Katsuwonus pelamis. Gunarso 1985 menyatakan bahwa suhu yang ideal untuk ikan cakalang antara 26-32 °C, dan suhu yang ideal untuk melakukan pemijahan 28–29 °C dengan salinitas 33 . Sedangkan menurut Jones dan Silas 1962 cakalang hidup pada temperatur antara 16–30 °C dengan temperatur optimum 28 °C. Karneym 1978 yang diacu dalam Nahib 2008 menyatakan bahwa penyebaran cakalang di Samudera Pasifik terdapat di seluruh daerah tropis, sub tropis dengan batas garis lintang 40° tetapi kepadatan yang memungkinkan diadakan penangkapan dibatasi oleh isotherm 20 °C. Waldron 1962 menyatakan bahwa ikan cakalang masih terdapat pada 40° LS dengan suhu 15 °C, sedangkan penyebaran tropical antara 30° LU sampai 20° LS, akan tetapi fishing ground terbesar berada sepanjang katulistiwa 10° LU dan 10° LS. Cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur longitude tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang latitude Nakamura, 1969. Di Samudera Hindia dan Samudera Atlantik menyebar di antara 40º LU dan 40º LS Collete dan Nauen, 1983. Khususnya di Indonesia, tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Di Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di Perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan Selat Makasar Uktolseja et al. 1991. Sumber : FAO 2005, www.figisfao.org Gambar 7 Peta penyebaran cakalang di dunia. Klasifikasi cakalang Gardieff, 2003 adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Telestoi Subclass : Acctinopterygii Ordo : Perciformes Subordo : Scombroidei Famili : Scombridae Genus : Katsuwonus Species : katsuwonus pelamis

2.2 Alat Penangkapan Ikan di Sekitar Rumpon