mendapatkan hasil tangkapan ikan lebih banyak dibanding mereka, hal ini disebabkan karena nelayan andon menggunakan alat bantu rumpon untuk
mengumpulkan ikan. Akibat dari konflik tersebut nelayan andon lebih sering menjual hasil tangkapan mereka keluar wilayah Prigi.
Pemerintah mengadakan penyuluhan terhadap neleyan Prigi dengan tujuan agar mereka mengerti dan memahami mengapa nelayan andon dapat lebih
berhasil, dengan menggunakan alat bantu rumpon ternyata menghasilkan tangkapan ikan yang lebih menjanjikan. Awal tahun 2004 penggunaan rumpon
oleh nelayan Prigi mulai marak digunakan, yang mana hal ini berakibat langsung terhadap produksi hasil tangkapan khususnya untuk jenis ikan pelagis besar tuna
dan cakalang.
4.3.4.1 Konstruksi rumpon
Bahan dasar rumpon yang digunakan nelayan Prigi sebagai alat bantu terdiri dari ponton besi sebagai pelampung, tali temali, daun kelapa sebagai
atraktor tempat ikan berkumpul, dan semen cor sebagai pemberat Gambar 23.
Gambar 23 Kontruksi rumpon nelayan Prigi.
Keterangan : 1. Pelampung.
3. Tali rumpon 2. Atraktor.
4. Pemberat
1
2
3
4
1 2
3A
3B
3C
4 3D
Bahan yang digunakan untuk pembuatan satu unit rumpon sebagian besar menggunakan buatan manusia bukan alami, mudah didapat, dengan daya tahan
pakai lebih lama dibandingkan dengan bahan alami Tabel 10. Tabel 10. Ukuran dan bahan rumpon di Prigi
No Komponen
Bahan Ukuran
Jumlah Keterangan
1 2
3 4
Pelampung Atraktor
Jenis Tali
Pemberat Tali rumpon
A B
C D
Segel Kili-kili
Pemberat Tali
Besi Daun kelapa
Polyethylene Semen cor
Polyethylene Polyethylene
Polyethylene Polyethylene
Besi Besi
Ban bekas Semen cor
Polyethylene TL = 2 -2,5 m
BL = 1,6 – 2 m D = 1 m
- Ø = 20 cm
50 kg Ø 40 mm
Ø 40 mm Ø 40 mm
Ø 40 mm Ø 2,2 cm
Ø 2 cm -
120 kg Ø 40 mm
1 unit 40 – 60 buah
30 – 50 mtr 1 unit
4 unit 2 unit
4 unit 2 unit
5 unit 5 unit
6 unit
21 unit 21 unit
Ponton Jarak antar
daun: 50 – 100 cm.
1.000 m 2.000 m
500 m 100 m
Ban mobil 15 meter
4.3.4.2 Penyebaran rumpon
Penempatan rumpon di laut oleh nelayan Prigi hanya berdasarkan pengalaman dan naluri dengan menggunakan bantuan alat pendeteksi posisi rupa
bumi atau yang biasa disebut Global Positioning System GPS agar saat akan melakukan operasi penangkapan ikan rumpon dengan mudah dapat ditemukan.
Rumpon yang berhasil dicatat selama penelitian berjumlah 55 unit, tetapi tidak menutup kemungkinan masih terdapat rumpon lain yang belum tercatat. Hal
ini disebabkan tidak adanya pendataan jumlah rumpon yang akurat oleh aparat setempat yang berwenang. Penempatan posisi rumpon nelayan Prigi dapat dilihat
pada Gambar 24.
Gambar 24 Posisi rumpon nelayan Prigi. Posisi rumpon nelayan Prigi dari fishing base PPN Prigi tercatat sebelah
paling barat hingga ke lokasi selatan Yogyakarta pada posisi 08º44 24 LS, 110º40 39 BT, sedangkan yang terjauh ke arah selatan hingga 09º20 12 LS,
110º55 29 BT, dan rumpon terdekat pada posisi 08º34 09 LS, 111º42 04 BT. Berdasarkan strata kedalaman perairan, jumlah rumpon pada kedalaman
0 – 500 meter sebanyak 7 unit, 500 – 1000 meter sebanyak 20 unit, 1000 – 3000 sebanyak 24 unit dan 3000 – 4000 meter sebanyak 4 unit Gambar 24.
Penempatan rumpon terdekat oleh nelayan Prigi berjarak sekitar 16 mil-laut dari fishing base
PPN Prigi. Hasil perhitungan menunjukkan jarak terdekat antar rumpon berjarak 1,80 mil-laut dan jarak terjauh antar rumpon berjarak 12,88 mil-
laut, dengan rata-rata antar rumpon berjarak 5,16 mil-laut Lampiran 1. Keputusan Menteri Pertanian nomor: 51Kptsik.250197, rumpon
dipasang dengan jarak antar rumpon minimal 10 mil laut. Berdasarkan peraturan
tersebut untuk wilayah luas perairan tempat penyebaran rumpon yang berhasil didata sebesar 8.940 km² jumlah rumpon yang layak pada wilayah tersebut
berjumlah 33 unit, sedangkan berdasarkan otonomi daerah luas perairan laut Kabupaten Trenggalek yang berpusat di PPN Prigi pada perairan 12 mil sebesar
2.133 km² DKP, 2006 jumlah rumpon yang baik ditanam pada lokasi tersebut berjumlah 8 unit. Hasil penelitian Kleiber and Hampton 1994, Dagorn et al.
2000a menyatakan bahwa pengaruh rumpon yang baik pada radius 9 km 5nmil, dengan asumsi jarak antar rumpon 18 km 10 nmil,.
4.4 Aspek Bioekologis Perikanan
Pengukuran biologi dilakukan terhadap jenis ikan hasil tangkapan utama di sekitar rumpon yang didaratkan di PPN Prigi. Sampel ikan yang diukur tidak
membedakan jenis kelamin dan sangat minim, hal ini dikarenakan kondisi perairan yang kurang baik yang menyebabkan banyak nelayan tidak turun melaut
dan menurut informasi yang didapat hal ini dapat dikatakan terjadi sepanjang tahun 2010. Kejadian serupa juga banyak terjadi pada nelayan-nelayan dari
daaerah lain di Indonesia karena kondisi alam yang kurang baik untuk operasional penangkapan ikan.
Pengukuran kondisi fisika kimia perairan dilakukan pada akhir Oktober 2010 secara langsung pada tiga titik rumpon milik nelayan. Data yang diambil
berupa data profil perairan secara vertikal hingga kedalaman 60 meter berupa kecerahan, salinitas, suhu, arah arus dan kecepatan arus.
4.4.1 Distribusi ukuran ikan hasil tangkapan
Hasil pengukuran panjang FL fork length cakalang pada bulan Juli 2010 sebanyak 48 ekor dengan dominasi pada kisaran 32 – 36 cm, Desember 2010
sebanyak 32 ekor dengan dominasi pada kisaran 40 – 44 cm, Januari 2011 diukur sebanyak 35 ekor dengan dominasi pada kisaran 32 – 36 cm. Tuna mata besar
pada bulan Juli 2010 sebanyak 23 ekor dengan dominasi pada kisaran 44 – 48 cm, Desember 2010 sebanyak 55 ekor dengan dominasi pada kisaran 40 – 44 cm,
Januari 2011 sebanyak 36 ekor dengan dominasi pada kisaran 36 – 40. Tuna sirip kuning pada bulan Juli 2010 sebanyak 52 ekor dengan dominasi pada kisaran