4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Pulau Liwutongkidi atau biasa disebut juga oleh masyarakat Buton sebagai
Pulau Ular merupakan sebuah pulau kecil yang terbentang antara Pulau Kadatua dan Pulau Siompu. Ketiga pulau ini memiliki struktur dasar perairan yang tidak
jauh berbeda. Struktur pantai yang terdiri dari pantai dengan dinding berbatu cadas tersebar cukup luas di Pulau Siompu dan Pulau Kadatua. Pantai kecil yang
berpasir putih juga banyak terdapat pada ketiga pulau ini. Pulau Liwutongkidi dengan luas pulau sekitar 101,88 km
2
dan panjang garis pantai sekitar 4,747 m. Secara geografis pulau Liwutongkidi terletak pada
05 35’ 23”LS- 05
35’ 59” LS dan 122 29’ 57”BT- 122
30’51” BT dengan batas wilayah; sebelah barat berbatasan dengan Selat Sulawesi, sebelah Utara
berbatasan dengan pulau Kadatua, sebelah timur berbatasan dengan pulau Buton, dan sebelah selatan berbatasan dengan pulau Siompu. Secara fisik, pulau
Liwutongkidi dikategorikan sebagai pulau kecil dan merupakan pulau tidak berpenghuni, sehingga cakupan wilayah survei untuk data demografi meliputi
Kecamatan Siompu dan Kecamatan Kadatua. Secara Administratif batas-batas wilayah dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Batas wilayah Kecamatan Siompu dan Kecamatan Kadatua No. Kecamatan
Batas Wilayah Sebelah
Utara Sebelah
Selatan Sebelah Timur Sebelah
Barat 1 Siompu
Kec. Kadatua Laut Flores Kec. Batauga Laut Flores
2 Kadatua Selat Buton
Kec. Siompu Kec. Batauga Laut Flores
Sumber : BPPS Buton, 2009
Ekosistem pulau Liwutongkidi memiliki topografi datar sampai curam. Pada bagian datar kondisi substrat pasir bercampur tanah sedangkan pada bagian
curam umumnya berupa batu cadas. Pada topografi datar bagian timur pulau Liwutongkidi umumnya ditemukan vegetasi berupa pandan, berbagai macam
species golongan rumput-rumputan, tumbuhan merambat herba dan kelapa. Pada topografi curam bagian barat Pulau Liwutongkidi umumnya banyak ditumbuhi
berbagai jenis tumbuhan dengan struktur semak. Sedangkan ke arah dalam pulau
tengah pulau ditumbuhi vegetasi dengan komposisi dan struktur yang lebih bervariasi.
Pada pulau Liwutongkidi ditemukan beberapa spesies hewan seperti ketam kenari dan beberapa jenis ular. Sementara di sebelah barat perairan pulau
Liwutongkidi merupakan jalur migrasi lumba-lumba dan penyu. Pada pulau Liwutongkidi juga terdapat sumur air tawar yang merupakan sumber air tawar
bagi masyarakat yang ada di sekitar pulau utamanya masyarakat Desa Kapoa Kecamatan Kadatua.
4.2. Keadaan Fisik
Pulau Kadatua, Pulau Siompu dan Pulau Liwutongkidi beriklim tropis dan terletak di sekitar garis khatulistiwa. Suhu pada siang hari sangat panas dan curah
hujan yang cukup tinggi. Musim hujan dipengaruhi oleh angin Barat yang terjadi pada bulan Desember sampai April, ditandai oleh curah hujan tinggi, ombak besar
dan angin kencang. Pada musim ini angin darat bertiup dari Benua Asia dan Lautan Pasifik. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai
September, angin Timur bertiup dari Benua Australia yang kering. Pada bulan April-Mei arah angin dan curah hujan tidak menentu, dikenal dengan musim
pancaroba. Kedalaman perairan Kadatua, Siompu dan Liwutongkidi bervariasi antara
wilayah yang satu dengan lainnya dengan kedalaman antara 1 – 1000 m. Kondisi perairannya pada musim timur sangat ditentukan oleh pola pergerakan arus dan
gelombang yang bergerak dari Laut Banda memasuki Selat Makassar, sebaliknya pada musim barat terjadi pergerakan arus dari Selat Makassar masuk ke Laut
Flores dan terus ke Laut Banda.
4.3. Kondisi Biofisik 4.3.1. Kondisi Terumbu Karang
Tipe terumbu karang di perairan Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua adalah terumbu karang tepi fringing reef. Bentuk dasar koloni karang lengkap,
yaitu karang masif massive, bercabang branching, mengerak encrusting, dan lembaran foliaceous.
Berdasarkan hasil pengamatan Anonimous 2003 Persen penutupan karang hidup pada daerah rataan terumbu karang pada kedalaman 3 meter