Pemanfaatan Terumbu Karang TINJAUAN PUSTAKA
1. Tahap 1. Persiapan : adalah tahap awal untuk dilakukan pengembangan pengelolaan pesisir terpadu meliputi : i menyusun mekanisme program; ii
mengidentifikasi lokal inisiator yaitu pihak yang melaksanakan program pengelolaan pesisir terpadu; iii menyiapkan rencana kerja bagi
pengembangan program pengelolaan pesisir terpadu; iv melaksanakan pelatihan yang diperlukan bagi segenap stakeholder yang terkait dengan
pengelolaan pesisir terpadu; v menyusun sistem monitoring dan evaluasi dan; vi mempersiapkan penyusunan status pesisir state of the coasts yang akan
menjadi obyek pengelolaan terpadu. 2. Tahap 2. Inisiasi, pada tahap ini dibagi 5 jenis kegiatan yaitu : 1 menyusun
perencanaan sistem komunikasi dengan stakeholder yang bertujuan untuk meningkatakan kesadaran stakeholder terhadap pentingnya pengelolaan pesisir
dan laut; 2 menyusun rencana partisipatif sistem dan menajemen informasi terkait dengan inisiasi pengelolaan pesisir; 3 menyiapkan status pesisir State
of the Coast yaitu dokumen yang berisis status eksisting dari pesisir yang menjadi obyek pengelolaan; 4 apabila memungkinkan menyusun kajian awal
tentang resiko lingkungan pesisir Itial Risk Assessment; IRA yang bermanfaat untuk menentukan basis bagi prioritas penyelesaian masalahlingkungan pesisir
dan; 5 menyusun rencana pengelolaan pesisir coastal strategy. 3. Tahap 3. Pengembangan Development stage dalam kegiatan ini ada beberapa
tahapan penting yang dilihat adalah sebagai berikut : i mempersiapkan rencana implementasi strategi pengelolaan pesisir; ii menyusun rencana
monitoring lingkungan; iii mengatur mekanisme kelembagaan yang terkait dengan implementasi strategi pengelolaan yaitu meningkatkan komunikasi dan
koordinasi antar institusi; iv merancang mekanisme tata ruang di kawasan pesisir; v menyusun rancangan sistem pembiayaan yang berkelanjutan
terhadap implementasi program dan; vi melanjutkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
4. Tahap 4. Tahap Adopsi Adoption Stage adalah adopsi dari rencana implementasi strategi pengelolaan pesisir Coastal Starategy Implementation
Plan ; CISP . Dengan demikian proses adopsi tidak hanya melibatkan
eksekutif dalam pemerintah, tatapi juga institusi legislatif karena hasil akhir dari adopsi adalah peraturan daerah atau surat kepuusan eksekutif yang
disahkan Bupati atau Gubernur tentang rencana implementasi strategi pengelolaan pesisir.
5. Tahap 5. Tahap Implementasi Implementation Stage adalah imlementasi dari segenap rencana yang sudah disusun hingga tahap adopsi. Hal ini
mencakup implementasi dari CISP dengan menggunakan sistem pembiayaan yang sudah ditetapkan dan secara kontinyu melakukan proses monitoring
sesuai dengan tahapan setiap strategi yang telah dituangkan dalam rencana implementasi strategi pengelolaan pesisir.
6. Tahap 6. Perbaikan dan Konsolidasi Raffinement and Consolidation Stage tahap ini mencakup beberapa kegiatan penting mencakup i melakukan kajian
terhadap pencapaian hasil implementsi strategi, termasuk didalamnya output dan outcome, relatif terhadap tujuan pengelolaan ; ii melakukan proses
update terhadap status pesisir State of the Coast ; iii Apabila diperlukan melakukan perbaikan terhadap dokumen strategi pengeloaaan pesisir coastal
starategy , termasuk Coastal Starategy Implementation Plan CSIP ; iv
melakukan kajian terhadap hal-hal penting untuk siklus pengelolaan pesisir berikutnya.
Dalam pandangan ecoligical economics, tujuan valuation tidak semata terkait dengan maksimasi kesejahteraan individu atau perorangan, melainkan juga
terkait dengan tujuan keberlanjutan ecological dan keadilan distribusi. Selanjutnya Constanza 2001 in Adrianto 2006 menyatakan bahwa valuation
berbasis pada kesejahteraan individu semata tidak menjamin tercapainya tujuan ekologi dan keadilan tersebut. Dalam konteks ini, valuasi ecological economics
dapat di nilai dengan tiga tujuan dari penilaian itu sendiri, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Valuasi ekosistem berdasarkan tiga tujuan utama efisiensi, keadilan dan berkelanjutan
TujuaDasar Nilai
Kelompok Responden
Dasar Preferensi
Tingkat Diskusi yang
Diperlukan Tingkat Input
Ilmiah yang Diperlukan
Metode Spesifik
Efisiensi E- value
Homo Economicus
Preferensi individu
Rendah Rendah
Willingnes s to pay
Keadilan F- falue
Homo Communicus
Preverensi komunitas
Tinggi Menengah
Veil of ignorance
Keberlanjutan S-value
Homo Naturalis
Preverensi keseluruhan
sistem Medium
Tinggi Modeling
Sumber : Constanza and Folk 1997 in Adrianto 2006
Dari tabel dapat dilihat pandangan ecological-economics, nilai tidak hanya dilihat dari tujuan maksimalisasi prefrensi individu, seperti yang dikemukakan
oleh pandangan neoklasik E-value, melainkan ada nilai-nilai lain, yaitu keadilan F-value yang berbasis pada nilai-nilai komunitas, bukan bukan individu. Dalam
konteks F-value ini, nilai sebua ekosistem ditentukan berdasarkan tujuan umum yang biasanya dihasilkan dari sebuah konsensis atau kesepakatan antar anggota
komunitas homo communicus Adrianto 2006. Selanjutnya dijelaskan oleh Rawls 1971 in Adrianto 2006 metode evaluasi yang tepat untuk tujuan ini
adalah veil of ignorance, dimana responden memberikan penilain tanpa memandang status dirinya dalam komunitas. Sementara S-value yang bertujuan
untuk unuk mempertahankan tingkat keberlanjutan ekosistem yang dititip beratkan pada kehidupan manusia.
Secara empiris, valuasi ekosistem berbsis pada dua nilai terakhir F-value dan S-value relatif masih sedikit di lakukan. Namun demikian, hal ini tidak
mengurangi semangat dari pandangan ecologocal economics bahwa perlu adanya penyusunan format nilai ekosistem yang lebih komprehensif, tidak hanya berbasis
pada preferensi individu, seperti metode standar yang ada.