Nilai Ekonomi Ekosistem Terumbu Karang

Dari tabel dapat dilihat pandangan ecological-economics, nilai tidak hanya dilihat dari tujuan maksimalisasi prefrensi individu, seperti yang dikemukakan oleh pandangan neoklasik E-value, melainkan ada nilai-nilai lain, yaitu keadilan F-value yang berbasis pada nilai-nilai komunitas, bukan bukan individu. Dalam konteks F-value ini, nilai sebua ekosistem ditentukan berdasarkan tujuan umum yang biasanya dihasilkan dari sebuah konsensis atau kesepakatan antar anggota komunitas homo communicus Adrianto 2006. Selanjutnya dijelaskan oleh Rawls 1971 in Adrianto 2006 metode evaluasi yang tepat untuk tujuan ini adalah veil of ignorance, dimana responden memberikan penilain tanpa memandang status dirinya dalam komunitas. Sementara S-value yang bertujuan untuk unuk mempertahankan tingkat keberlanjutan ekosistem yang dititip beratkan pada kehidupan manusia. Secara empiris, valuasi ekosistem berbsis pada dua nilai terakhir F-value dan S-value relatif masih sedikit di lakukan. Namun demikian, hal ini tidak mengurangi semangat dari pandangan ecologocal economics bahwa perlu adanya penyusunan format nilai ekosistem yang lebih komprehensif, tidak hanya berbasis pada preferensi individu, seperti metode standar yang ada.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di lakukan di ekosistem terumbu karang perairan Pulau Liwutongkidi, sebuah pulau kecil yang terbentang di antara Pulau Kadatua dan Pulau Siompu, Kecamatan Kadatua dan Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton dengan batas wilayah sebagai berikut; sebelah barat berbatasan dengan Selat Sulawesi, sebelah utara berbatasan dengan Pulau Kadatua, sebelah timur berbatasan dengan Pulau Buton, dan sebelah selatan berbatasan dengan Pulau Siompu Gambar 2. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Secara temporal, penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan April 2010. Sumber : Peta CRITC-LIPI 2007 Gambar 2. Peta lokasi penelitian Lokasi Penelitian PETA LOKSI SIOMPU LIWUTONGKIDI KADATUA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA LOKASI PENELITIAN

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei untuk melihat keberadaan kualitas ekosistem terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal terhadap berbagai kriteria suatu model pengelolaan perikanan berbasis ekosistem perikanan karang dengan menggunakan pendekatan ekologi dan pendekata ekonomi. Dalam upaya menghindari bertambahnya kerusakan ekosistem perikanan karang di perairan Pulau Liwotongkidi maka perlu pengkajian secara seksama baik dari segi ekologis maupun sosial ekonomis.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam pengambilan data substrat dasar dan ikan karang dan parameter fisik perairan dilapangan digunakan beberapa peralatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Peralatan yang digunkan dalam penelitian ini adalah: peta dasar untuk lokasi penelitian, perahu motor , pita berskala roll meter ukuran 100 m, peralatan SCUBA Self Containing Underwater Breathing Aparratus diving, camera dan video under water , Global Positioning System GPS merk magellang triton 2000, alat tulis bawah air dengan kertas tahan air sabak dan Pensil, buku identifikasi karang Suharsono 2008, buku identifikasi Ikan, paku beton ukuran besar dan Palu martil. Selain ikan dan karang juga digunakan alat bantu kuisioner untuk data social ekonomi perikanan karang.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Secara garis besar jenis dan sumber data yang di kumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu : data primer dan data sekunder. Untuk lebih jelas jenis data dan metode pengumpulannya dapat diuraikan sebagai berikut :

3.4.1. Data primer

Data primer untuk komponen biofisik terdiri dari jenis data fisika, kimia dan biologi yang meliputi 3 lokasi di perairan Kadatua, Perairan, Siompu dan perairan Liwutongkidi sedangkan data sosial ekonomi diperoleh dari hasil wawancara langsung di lapangan dengan berpedoman pada kuisioner yang telah dirancang. Secara jelas data primer yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 2.