Dimana : H’
= Indeks keanekaragaman s = jumlah spesies ikan karang atau jumlah lifeform biota habitat dasar
pi = proporsi jumlah individu pada spesies ikan karang atau proporsi
persentase penutupan lifeform biota habitat dasar Kriteria Indeks keanekaragaman menurut Brower dan Zar 1977 :
H ≤ 2.30
: keanekaragaman kecil, tekanan lingkungan sangat kuat 2.3 H
≤ 3.30 : keanekaragaman sedang, tekanan lingkungan sedang H 3.30
: keanekaragaman tinggi, terjadi keseimbangan ekosistem
3.6.1.4. Indeks Keseragaman E
Indeks keseragaman adalah untuk mengukur keseimbangan komunitas. Hal ini didasarkan pada ukuran kesamaan jumlah individu antar spesies dalam
suatu komunitas dihitung berdasarkan persamaan : .................................................................. 5
Dimana : E
: Indeks keseragaman H
: Indeks keanekaragaman Hmax
: keseimbangan spesies dalam keseimbangan maksimum = log
2
S S
: Jumlah biotataksa bentuk pertumbuhan karang atau jumlah jenis spesies Kriteria indeks keseragaman berkisar 0 – 1 menurut Brower dan Zar 1977 :
E ≤ 0.4
: keseragaman kecil, komunitas tertekan 0.4 E
≤ 0.6 : keseragaman sedang, komunitas labil E 0.6
: keseragaman tinggi, komunitas stabil
3.6.1.5. Indeks Dominasi C :
Indeks dominansi C digunakan untuk menghitung kedominanan suatu spesies. Indeks ini dihitung dengan melalui indeks dominansi Simpson Simpson
in Odum 1971 dihitung berdasarkan rumus persamaan :
Hmaks H
E
................................................................. 6 Dimana :
C : Indeks dominasi
Pi : Proposi jumlah ke- i terhadap jumlah total
s : jumlah spesies ikan karang Nilai indeks dominasi berkisar 1 – 0 yang artinya apabila nilai mendekati nilai 1
maka ada kecenderungan satu individu mendominasi yang lainnya.
3.6.2. Analisis Data Ekonomi
Untuk mengetahui seberapa besar manfaat suatu barang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diperoleh dari keberadaan ekosistem terumbu karang,
maka digunakan beberapa analisis yaitu :
3.6.2.1. Kerangka Pendekatan Penilaian Valuasi Ekonomi
Penilaian valuasi ekonomi potensi sumberdaya terumbu karang di kawasan konservasi pulau Liwutongkidi kabupaten Buton ini didekati dengan
menggunakan pendekatan change in productivity atau yang lebih dikenal dengan sebutan Effect on Production EOP sesuai yang dilakukan oleh Cesar 1996 dan
Molberg Folke 1999. Pendekatan penilaian dengan teknik EOP ini dilakukan untuk mengetahui nilai ekosistem pesisir berdasarkan fungsinya terhadap
produktifitas perikanan karang.
3.6.2.2. Pendugaan Fungsi Permintaan terhadap Sumberdaya Perikanan Karang
Pengukuran nilai ekonomi langsung dilakukan dengan beberapa langkah – langkah yang dikembangkan Adrianto 2006 sebagai berikut:
a Menentukan fungsi penggunaan produktivitas sumberdaya hasil tangkapan ikan yang menjadi produk akhir bagi masyarakat. Pendugaan fungsi
permintaan Direc Uses ValueDUV terhadap pemanfaatan langsung dari sumberdaya ekosistem terumbu karang .
n n
X X
X X
Q
...
3 3
2 2
1 1
…........................…………………. 7
2 1
n i
i
p C