4. Menjalankan dan menegakkan hukum dan perundang-undangan yang
berlaku
Dalam rangka penerapan pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkelanjutan sangat diperlukan instrument hukum dan perundang-undangan
yang memadai. Selama ini implementasi dan penegakkan hukum masih sangat rendah. Sangsi hukum bagi perusak terumbu karang dan sumberdaya perikanan
selama ini belum setimpal dengan perbuatannya bahkan tidak ada sama sekali.. Peningkatan efektifitas upaya penegakkan hukum melibatkan masyarakat dalam
hal ini perlu dibentuk kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai pengawas.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis karang yang paling banyak dijumpai dari seluruh stasiun pengamatan
adalah Acropora sp., sedangkan ikan karang adalah kerapu karang Chepalopholis sp.. Persentase tutupan karang hidup secara umum dalam
kondisi sedang. 2.
Berdasarkan kondisi terumbu karang, ikan karang, dan biota lainnya serta hasil analisis kesesuain dan daya dukung kawasan, ekosistem terumbu karang yang
ada di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya khususnya pada lokasi penelitian dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata bahari kategori selam dengan
tetap menjaga kelestariannya. 3.
Arahan strategi pengelolaan kawasan pengembangan ekowisata di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai berikut:
- Pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai kawasan wisata
bahari secara optimal -
Pengelolaan kawasan wisata dengan berbagai upaya pencegahan kerusakan ekosistem terumbu karang
- Mengembangkan sistem informasi dan kelembagaan serta meningkatkan
sarana dan prasarana pengelolaan wisata bahari -
Menjalankan dan menegakkan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan hasil penelitian dalam rangka pengembangan wisata bahari kategori selam, yaitu:
1. Berdasarkan daya dukung kawasan perairan Pulau Biawak dan sekitarnya
diperlukan pengaturan jumlah orang yang akan melakukan penyelaman agar tidak melebihi daya dukung kawasan.
2. Perlu ditetapkan secara formal kawasan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai
daerah tujuan wisata bahari, serta melakukan pemetaan potensi karakteristik serta biota-biota yang menarik pada masing-masing kawasan
3. Terumbu karang di perairan Pulau Biawak karena kondisinya mendekati
kerusakan sehingga diperlukan upaya-upaya konservasi, disamping itu juga potensi tersebut harus dikembangkan untuk tujuan wisata dengan konsep
wisata yang ramah lingkungan ekowisata yang melibatkan peran aktif masyarakat yang hidupnya bergantung pada ekosistem yang ada di Pulau
Biawak dan sekitarnya.