adalah semua hal yang ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan, sedangkan jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Kotler dan Amstrong, 2008.
2.3. Pengertian Merek
Aaker 1997 menyatakan bahwa merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap, atau kemasan dengan
maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-
barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor. Menurut Durianto 2001 merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol
disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produkjasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi
untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang
terwakili dalam sebuah trademark merek dagang yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek
sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis. Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang
tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak
mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
2.4. Brand Equity Ekuitas Merek
Merurut Durianto, dkk 2001 brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.
Menurut Kotler 2007 ekuitas merek brand equity adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara
konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan
asset tak berwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan.
Menurut Aaker dalam Durianto 2004 brand equity ten dapat dikelompokan ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Kategori Awareness Measures pengukuran kesadaran merek
Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
ketegori produk tersebut. 2.
Kategori Association Measures pengukuran asosiasi merek Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan persepsi nilai perceived value, kepribadian merek brand personality, dan asosiasi organisasi organizational
associations. 3.
Kategori Perceived Quality dan Leadership persepsi kualitas dan kepemimpinan
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud
yang diharapkan, sedangkan kepemimpinan sangat terkait erat dengan popularitas.
4. Kategori Loyalty Measures pengukuran loyalitas merek
Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk, yang terkait dengan harga optimum price premium dan
loyalitaskepuasan loyaltysatisfaction. 5.
Kategori Market Behaviour Measures pengukuran perilaku pasar Kategori ini meliputi pengukuran dua jenis perilaku pasar yang
mewakil informasi yang diperoleh berdasarkan pasar dan bukan langsung dari konsumen.
2.5. Kategori Awareness Measure s Pengukuran Kesadaran Merek