mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan memberikan yang diinginkan oleh konsumen, seperti kejujuran, perhatian, dapat
dipercaya, dan rasa hormat. e.
Keberadaan dan keberhasilan Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang
mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman. Sukses, yang diindikasikan dengan penjualan
dan atau pertumbuhan penjualan, juga menciptakan rasa percaya diri bagi konsumen yang telah memilih merek tersebut.
f. Lokal vs Global
Menjadi lokal Satu pilihan strategi diferensiasi adalah membuat satu merek
dipersepsikan sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Menjadi lokal terutama efektif bila program pemasaran pesaing global tidak
peka atau tidak sejalan dengan selera lokal. Usaha yang serius untuk berlaku lokal juga dapat menghasilkan pengertian yang lebih baik
mengenai kebutuhan dan kebiasaan lokal. Menjadi global
Pilihan identitas lain adalah menjadi global. Sebuah merek global memberikan sinyal umur panjang, sumber daya untuk investasi merek,
dan komitmen terhadap masa depan merek. Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu mampu berinvestasi
di RD dan mendatangkan kemajuan di Negara dimana mereka berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise karena ia
mampu berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda.
2.7. Kategori Perceived Quality dan Leadership Kategori Kualitas Merek
dan Kepemimpinan Kualitas Merek Perceived Quality
Menurut Durianto 2001 brand perceived quality persepsi kualitas merek adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk.
Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Karena perceived
quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak
dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan
yang diukur secara relatif yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.
Kepemimpinan Leadership
Kepemimpinan mempunyai tiga dimensi Durianto, et.al, 2004, yaitu: a.
Menggambarkan bagian dari sindrom “nomor satu” Artinya, jika cukup banyak konsumen ikut berperan dalam konsep
merek dan membuatnya menjadi sales leader, merek tersebut pasti memiliki suatu kelebihan.
b. Kepemimpinan menarik dinamika customer acceptance, yaitu fakta
bahwa setiap orang selalu ingin popular dan tidak ingin melawan arus. c.
Kepemimpinan menimbulkan inovasi di dalam kelas produk, dimana sebuah merek bergerak mendahului teknologi.
2.8. Kategori Loyalty Measures Pengukuran Loyalitas Merek
Brand loyalty loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lainnya Durianto, 2001. Rangkuti 2002 menyatakan bahwa loyalitas adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini merupakan suatu
ukuran keterkaitan pelanggan terhadap suatu merek. Apabila brand loyalty meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing
dapat dikurangi.
Harga Optimum Price Premium
Menurut Durianto 2004 indikator dasar loyalitas adalah jumlah konsumen yang bersedia membayar untuk sebuah merek lain yang
menawarkan manfaat yang sama atau sedikit lebih rendah. Dalam menentukan harga produk, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai
faktor seperti pengaruh elemen bauran pemasaran, kebijakan penetapan harga perusahaan, dampak harga pada pihak-pihak lain, termasuk penetapan harga
psikologis.
KepuasanLoyalitas SatisfactionLoyalty
Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal kepada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis
jasa. Sementara itu, loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk.
Tingkatan brand loyalty terdiri dari Aaker, 1997: a.
Switcher berpindah-pindah Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek
ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada
tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
b. Habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan
Pembeli yang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsikannya atau
setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Pembeli membeli suatu merek didasarkan atas
kebiasaan mereka selama ini. c.
Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila
mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung
switching cost biaya peralihan yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
d. Likes the brand menyukai merek
Pembeli yang masuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai
perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol, rangkaian pengalaman
dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
e. Committed buyer pembeli yang komit
Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan
merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya
mereka. Aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak
lain.
Gambar 2. Piramida brand loyalty Durianto, et.al, 2001
2.9. Kategori Market Behaviour Measures Pengukuran Perilaku Pasar Pangsa Pasar Market Share