yang baik. Secara lengkap hasil mengenai uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2
b. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis profil responden dan juga kategori awareness measures dan kategori market
behavior measures. Profil responden dibagi berdasarkan beberapa
karakteristik, yaitu jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhiryang sedang dijalani, pendapatan dan pengeluaran
dalam satu bulan. Sedangkan pada kategori awareness measures, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya masing-masing tingkatan
di dalam brand awareness, yaitu top of mind, brand recall, brand recognition
dan unaware brand dan pada market behavior measures analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasikan pangsa pasar dan
harga pasarjangkauan distribusi.
c. Analisis Uji Cohran
Uji cohran digunakan untuk mengetahui elemn-elemen kesan yang berasosiasi dalam membentuk brand image dari masing-masing merek
tabungan.
d. Analisis Estimasi Market Share
Estimasi market share merupakan hasil perkalian antara Awareness x Product attractiveness x Willingness to pay x Availability. Awareness
dilihat dari hasil survey yang telah diperoleh, yaitu dari unaided brand awareness
yang merupakan penjumlahan Top of Mind dan Brand Recall. Product attractiveness
di dapat atas penilaian responden terhadap suatu merek yang menjadi objek penelitian relative terhadap merek-merek
lainnya dengan menanyakan ketertarikan responden terhadap suatu merek.Willingness to pay dilakukan melalui pendekatan dari tingkat
kepuasan responden terhadap performance pada atribut harga yang sesuai dengan kualitas. Availability diukur berdasarkan pendekatan kemudahan
responden dalam mendapatkan objekproduk.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia BRI
Bank Rakyat Indonesia BRI pada mulanya bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden
didirikan oleh Raden Aria Wiriatmadja pada 16 Desember 1895 di Purwokerto
Jawa Tengah, berawal dari lembaga yang mengelola dana masjid dan kemudian disalurkan kepada masyarakat dengan system dan skema yang
sederhana. Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga yang didirikan oleh beliau semakin berkembang dan dibutuhkan masyarakat.
Sepanjang perkembangannya, lembaga ini mengalami beberapa kali pergantian nama. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan
Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia kembali mengubah nama lembaga tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia BRI pada 22 Februari
1946. Dengan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946, BRI menjadi bank pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia.
Sebagai bank milik pemerintah, BRI banyak berperan mewujudkan visi pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada tahun
1960, pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN. Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 1968
pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum dan status badan hukumnya menjadi PT. Bank Rakyat
Indonesia persero. Dengan fokus bisnis pada usaha mikro, kecil dan menengah UMKM, BRI telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih
mendayagunakan sector UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Pada tanggal 10 November 2003, BRI go public dan pemerintah melepas 30 kepemilikan sahamnya kepada publik. Dengan komposisi
saham public yang mencapai 43 persen, saham BRI aktif diperdagangkan di pasar modal. Kini, BRI semakin kokoh berdiri di tengah-tengah
perekonomian Indonesia dari desa sampai ke kota.