Kebutuhan akan Dukungan Sosial

seperti apa... selain itu tahu tentang KB kali ya... jadi kalau nggak mau hamil ya harus KB.... Informan 8 saya pikir sekarang ini mestinya perempuan memiliki banyak pengetahuan terutama yang berhubungan dengan dirinya dan tubuhnya. Terus terang saya merasa pemahaman saya tentang kesehatan sangat minim apalagi tentang kehamilan dan aborsi.. makanya ketika mengalami masalah ini saya bingung dan bertindak sendiri menurut pemikiran saya. Perempuan harus tahulah kapan dia haid.. bagaimana kalau perempuan itu hamil, jadi dia cepat tahu kalau di hamil dan tidak menginginkan kehamilan itu dia bisa atasi dengan cepat, karena kalau hamil sudah besar, selain dosa kan sulit juga yang menggugurkannya, katanya resikonya lebih besar.

4.5.3. Kebutuhan akan Dukungan Sosial

Matriks di bawah ini menggambarkan adanya kebutuhan akan dukungan informan dari keluarga, teman dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah kehamilan yang tidak diinginkan, pandangan informan terhadap penilaian buruk masyarakat tentang perilaku aborsi. Matriks 4.5.3.1 Teman Diskusi Ketika Memutuskan untuk Menghentikan Kehamilan Informan Pernyataan Informan 1 Pada awalnya saya nggak cerita kesiapa-siapa bu.. tapi saya pikir kalau dibiarin lama-lama nanti saya juga yang susah. Ya.. saya ceritakan kepada suami saya kalau saya hamil. Mulanya suami saya marah kenapa saya nggak jaga supaya nggak hamil.. dia bilang ya sudah kalau sudah jadi mau diapain, teruskan saja. ih... saya nggak mu lah... berat buat saya saya berkeras nggak mau hamil lagi 4 anak saja sudah buat saya repot. saya bilang saya nggak sanggup hamil lagi suami saya menyerahkan keputusan kepada saya, dan dia juga menyetujui karena melihat saya sudah minum obat dan jamu macam-macam. Suami saya bilang.. terserah mama.. kalau itu yang terbaik buat mama.. tetapi harus cari klinik yang bagus, bersih dan aman supaya nggak ada resiko dibelakang hari.. . ya itulah. Universitas Sumatera Utara Informan 2 Saya cerita ke temen-temen saya tentang kondisi saya yang hamil dan saya ingin menghentikan kehamilan ini, saya tanya ke mereka bagaimana caranya supaya saya bisa keguguran. Saya juga cerita sama suami saya tentang kehamilan ini dan rencana saya untuk menggugurkannya, ya suami saya nggak marah tapi juga nggak nyuruh, saya fikir dia setuju aja, buktinya dia mau menemani saya ke klinik Informan 3 Aku cerita sama temen dekat ku yang juga pernah mengalami hal sama dengan aku. Dia juga tahu aku pernah punya masalah dengan kehamilanku sebelumnya. Selain itu aku juga cerita kepada suamiku dan diskusi bagaimana jalan keluarnya. Aku tidak mau hamil.. jadi aku harus cari cara untuk menghentikan kehamilanku sebelum terlambat. Informan 4 Saya cerita keteman-teman saya di kantor soal kehamilan saya dan rencana saya ini... mereka bilang coba aja dulu jamu-jamuan.. kan biaya lebih murah. Saya cerita juga ke suami, tapi saya nggak cerita kalau sudah minum jamu nanti dia marah. Informan 5 saya nggak cerita kesiapa-siapa selain ke suami. malu kan cerita sama orang lain sudah tua kok hamil Informan 6 Pertama-tama saya cerita sama suami saya.. terus saya juga cerita sama 2 anak saya yang sudah besar.. ya itu mereka bilang aduh mak udah tua kok hamil lagi, malu lah... masak harus ada adik bayi lagi. Anak-anak saya sudah lajang dan sudah punya pacar lagi... kayaknya dia minder kalau pacarnya tahu.. Informan 7 Awalnya saya takut cerita sama suami.. masa saya mengalami hal ini sampai 3 kali.. tapi mau tidak mau bu.. saya harus ceritakan hal ini. Tapi saya tidak cerita dulu ke suami saya, saya cerita sama kakak ipar saya, istri dari abang suami saya tentang masalah saya ini. Saya juga cerita sama teman-teman saya di kantor, banyak teman-teman saya juga pernah mengalami masalah seperti saya ini. ya mereka memberikan saran-saran berdasarkan pengalaman mereka. Informan 8 begitu tahu saya hamil saya cerita pertama dengan suami tentunya, kemudian kami konsultasi ke dokter kandungan, dan menceritakan riwayat penyakit saya dan keinginan saya untuk menghentikan kehamilan ini. dari dokter ini kami dapat informasi dan di rujuk ke klinik ini bu.. katanya klinik ini akan membantu kami menyelesaikan persoalan kami. Universitas Sumatera Utara Matriks 4.5.3.2 Tanggapan terhadap Penilaian Buruk Masyarakat kepada Perempuan yang Melakukan Aborsi Informan Pernyataan Informan 1 memang beda-beda pendapat setiap orang.. tapi mau gimana lagi kan harus dilihat situasinya, kan banyak orang yang susah, jadi kalau punya anak lagi ya tambah susah.. makanya kalau perempuan merasa perlu bantuan mengatasi masalah ini ya maunya masyarakat juga harus bisa lihat situasinya. jadi kalau perempuan merasa perlu bantuan ya boleh donk kita menghentikan kehamilan kita. Informan 2 ya memang ada juga sih masyarakat yang melihat perempuan menggugurkan itu jelek.. tapi ada juga kok yang bisa mengerti.. ya maunya semuanya masyarakat bisa mengerti apa alasan kita menggugurkan... kan mereka tidak tahu bagaimana kesulitan kita.. kalau kita sulit belum tentunya juga mereka mau bantu.. jadi jangan ngomong aja.. kasih tahu juga apa jalan kelurnya. Informan 3 masyarakat kita sudah salah persepsi, karena masyarakat kita sudah menjatuhkan vonis kalau aborsi itu jelek, dan perempuan yang melakukan aborsi itu jelek atau karena perbuatan atau hubunmgan yang nggak benar. Pola berfikir masyarakat ini sudah terbentuk yang negatifnya saja. Harusnya masyarakat bisa melihat dari sisi lain, dan memahami kenapa perempuan melakukan aborsi apa alasannya. Informan 4 mungkin ada ya masyarakat yang ekstrim dan melihat masalah aborsi dengan cara hitam putih...tapi kan masyarakat juga harus lihat banyak fakta yang menceritakan permasalahan aborsi yang tidak aman justru memberi dampak yang tidak baik pada perempuan. Tapi kalau ada masyarakat yang tetap memandang aborsi negatif ya.. mau dibilang.. mereka juga gak bisa memaksa kita untuk hamil kalau kita nggak mau. Informan 5 Itu kan karena mereka nggak mengalami masalah seperti saya ini, coba kalau mereka berada diposisi saya belum tentu juga. tapi kalaupun begitu biarkan sajalah. mereka kan tidak tahu apa yang kita rasakan, apa masalah kita dan bagaimana beratnya hamil di usia tua dengan anak sudah banyak. Informan 6 ya mungkin ada juga ya.. masyarakat yang kurang setuju dengan aborsi,, tapi saya pikir ada juga kok yang menanggapi biasa-biasa aja.. buktinya kalau dengar cerita ibu-ibu tentang terlambat haid Universitas Sumatera Utara mereka cerita minum apa saja untuk bisa haid... ya itu terserah masyarakatnya sajalah... Informan 7 Mungkin ada ya masyarakat yang tidak mendukung dan melihat jelek perempuan yang mau menggugurkan, tetapi kebetulan dilingkungan dimana saya cerita saya tidak mengalami itu... pada umumnya mereka mengerti dan buktinya mereka juga cerita tentang pengalaman mereka dan memberikan saran kepada saya. Berarti banyak juga kok perempuan yang mengalami dan melakukan hal sama seperti saya ini,, makanya saya jadi tidak malu untuk ceritakan masalah saya sama mereka. Informan 8 sebetulnya masyarakat ini kan tergantung juga sama pemerintah.. kalau pemerintah bisa menjelaskan kepada masyarakat kenapa perlu adanya bantuan kepada perempuan yang punya masalah seperti ini.. ya untuk itu lah.. menghindari usaha-usaha yang gak bener... perempuan kan kalau sudah mentok suka ambil jalan pintas.. yang penting masalah bisa diselesaikan. Kalau masyarakat menilai buruk itukan karena pemerintah buat undang-undang yang melarang aborsi jadi kan kalau dilakukan sudah melanggar undang-undang, dan orang yang melanggar undang-undang kan dilihat jelek. Matriks 4.5.3.3 Kebutuhan akan Dukungan Masyarakat pada Perempuan yang Mengalami KTD Informan Pernyataan Informan 1 maunya masyarakat sudah harus berfikir juga, permasalahan seperti saya ini kan banyak dan sudah terjadi sejak lama. Itu artinya memang ada masalah bagi perempuan yang berhubungan dengan kahamilannya. ya maunya masyarakat bisa memahami ini dan jangan memaksakan pemikirannya sendiri. ya harus empati jugalah.. sebetulnya dibilang menggugurkan bagi saya juga tidak enak,. karena kan saya membuang calon anak saya... tapi saya berfikir lebih jauh lagi, saya memikirkan anak-anak saya yang lebih membutuhkan saya. kalau masyarakat bisa melihat ini ya maunya jangan mengecam kalau perempuan yang menggugurkan terus dibilang perempuan tidak baik. ya.. dimengerti dan dimaklumi lah.. Informan 2 Maunya masyarakat itu kalau tidak bisa membantu yang nggak usah komentar yang nggak-nggak tentang orang yang aborsi, sebetulnya kita kan butuh dukungan, menghadapi masalah seperti ini kan nggak Universitas Sumatera Utara enak,, coba bayangin gimana bingungnya kita sudah punya banyak anak ada lagi yang masih kecil, uang nggak ada.. ya maunya mengertilah.. dan bisa merasakan dari perasaan perempuan. Informan 3 ya untuk merubah pandangan negatif masyarakat, maka masyarakat juga harus memiliki wawasan tentang permasalahan kehamilan yang tidak diinginkan ini yang membuat banyak perempuan banyak banyak mengalami masalah karena aborsi yang tidak aman. Jika pengetahuannya ada masyarakat juga tidak tabu lagi membicarakan masalah aborsi sehingga masyarakat bisa memberikan support, dukungan kepada perempuan agar tidak salah langkah. Masyarakat juga maunya bisa mengerti kalau perempuan kemudian memutuskan untuk menghentikan kehamilannnya. Masyarakat maunya bisa memahami apa masalah yang berkembang terkait dengan tidak adanya pelayanan yang membuat perempuan mencari jalan yang tidak aman. selain mendapatkan dukungan dari masyarakat, perempuan juga butuh dukungan dari keluarga terutama suami. Suami juga maunya mengerti kalau istrinya tidak ingin hamil lagi, jadi tidak memaksa jika itu beresiko bagi si istri Informan 4 pengertian aja lah kalau kitya tidak ingin meneruskan kehamilan kita.. coba dipahami apa latar belakangnya kenapa kita tidak bisa teruskan. kan resiko dan dampak hamil itu kita yang merasakan. Informan 5 ya kalau saya memutuskan untuk menghentikan kehamilan ya mereka maunya mengerti dan tidak memberikan penilaian negatif.. coba kalau mereka di posisi saya mungkin mereka bisa faham.. ya ada empatilah sedikit. Informan 6 ya itu tadi... masyarakat harus paham juga tentang adanya hak-hak perempuan yang berkaitan dengan kehamilannya.. jadi ketika perempuan memutuskan untuk aborsi yang masyarakat bisa mengerti dan tidak menyalahkan. Informan 7 Sebetulnya mengalami masalah seperti ini itu enggak enak, coba bayangin kita harus menggugurkan janin kita sendiri.. kan tidak enak.. memangnya kita tidak sedih. tapi kita kan punya alasan juga kalau diteruskan dan saya tidak sanggup kan kasihan dengan janinnya juga kalau nanti perkembangannya justru tidak bagus kalau ibunya stress. Masyarakat yang melihat masalah ini secara negatif maunya membuka mata dan pikiran mereka., kenyatakaannya kan Universitas Sumatera Utara dimasyarakat kita sudah banyak kasus yang terjadi.. tapi kalau masyarakat mengerti dan terbuka membicarakan masalah aborsi kita juga kan merasa nyaman untuk cerita.. siapa tahu kita mendapat masukan yang baik dari cerita-cerita itu. Informan 8 masyarakat jangan berfikiran sempit lah... kan kita menggugurkan bukan karena kita perempuan jahat.. kita kan sakit ya mestinya bisa dipahami... kalau yang dinilai jelek ityu mungkin perempuan nakal yang hamil diluar nikah terus minta di gugurkan ya itu baru jelek.. kita kan kasusnya beda. jadi kalau sudah paham masalah kita apa kan bisa empati gitu sama kita... apalagi sesama perempuan kan mereka juga pernah merasakan bagaimana tidak enaknya hamil, bagaimana cemasnya melahirkan di usia yang sudah tua. ya gitulah masyarakat maunya jangan cuma mencela... dengerin dulu dan jangan menutup mata dengan kasus seperti ini karena ini juga bisa kok menimpa siapa saja. kebetulan saat ini saya yang kena.. siapa tahu nanti mereka juga bisa mengalaminya... apa kemudian mereka akan berfikir kalau itu jelek. belum tentu kan... 4.5.4. Pandangan dan Kebutuhan akan Kebijakan dan Layanan Pada aspek ini diperoleh matriks yang menggambarkan tanggapan informan tentang Undang-Undang dan Kebijakan tentang larangan aborsi. Matriks dibawah ini juga menggambarkan adanya kebutuhan akan adanya perubahan kebijakan pemerintah serta penyediaan layanan bagi perempuan yang mengalami masalah KTD. Matriks 4.5.4.1 Pendapat tentang Undang-Undang dan Kebijakan Pemerintah yang melarang aborsi Informan Pernyataan Informan 1 Gimana ya... sebetulnya kasus seperti saya ini kan sudah banyak.. harusnya pemerintah memperhatikan ini. seharusnya menyediakan pelayanan bagi perempuan yang mengalami masalah seperti saya ini, ya diaturlah bagaimana baiknya agar perempuan tidak melakukan usaha yang tidak aman. saya rasa ini dibutuhkan kok. Informasi tentang KB kurang. terus ketika perempuan mengalami kehamilan dan dia tidak mau melanjutkannya, mestinya pemerintah Universitas Sumatera Utara membantu juga memberikan pelayanan yang aman. ya.. karena gak ada pelayanan yang disediakan jadinya saya kan harus nyoba-nyoba cara yang nggak baik... kalau saya sudah sakit kan akhirnya harus ditolong juga. Informan 2 wah.. saya nggak ngerti soal undang-undang. tapi maunya orang- orang seperti saya yang sudah susah dan butuh bantuan ya di bantu gitu.. kalau memang perlu ada undang-undang kan pemerintah bisa bikin undang-undangnya. Karena sudah mengalaminya dan sulit untuk mencari pertolongan saya mendukung supaya ada aturan yang bisa menolong perempuan seperti saya ini. Informan 3 Aku ini mewakili orang-orang awam ya... aku maunya tolonglah untuk mengerti kondisi dan nasib wanita, wanita sekarang sudahlah capek karena harus bekerja juga membantu suami mencari makan, keadaan ekonomi susah soalnya, jadi banyak yang harus dipikirkan perempuan. Jadi harus dibuat suatu peraturan yang jelas ketika ada wanita yang tidak mau hamil misalnya karena alasan-alasan tersebut harusnya mendapat pertolongan, Undang-undang kita belum berpihak pada perempuan, rasanya aku fikir pemerintah perlu membuat dan mengkaji ulang lagi lah masalah aborsi ini untuk bisa menolong perempuan dari cara-cara yang tidak aman. Informan 4 Memang undang-undang kita belum mengatur masalah aborsi diluar indikasi medis ya.. tapi kalau perempuan sudah tidak ingin hamil dan dia nyoba cara-cara yang nggak aman kan justru bisa menimbulkan masalah medis yang lebih berat, ya.. kenapa nggak diatur aja lagi undang-undang tersebut dengan memasukan masalah lain misalnya, masalah mental yang tidak siap, ekonomi misalnya. Informan 5 Pemerintah maunya merubah undang-undang itu dengan memperhatikan juga perempuan yang mengalami masalah seperti saya ini.. saya pikir banyak juga ibu-ibu yang mengalami masalah ini.. ini maunya jadi perhatian pemerintah. Informan 6 ya gimana ya... memang betul aborsi itu tidak baik.. tapi kalau kita sudah nggak sanggup untuk hamil terus gimana... mestinya kan ada dispensasi untuk masalah seperti saya ini.. masak pemerintah nggak mau perhatian. Universitas Sumatera Utara Informan 7 La terus bagaimana dengan ibu-ibu yang butuh pertolongan seperti saya ini, kalau undang-undangnya nggak membolehkan. maunya undang-undang jangan kaku lah yang dimaksud dengan indikasi medis seperti apa, sebetulnya seperti saya ini kan juga bisa dibilang beresiko, punya penyakit tumor, sudah tua.. apa itu tidak bisa menimbulkan indikasi medis. mestinya undang-undang perlu mengkaji lagi yang seperti apa yang boleh dan tidak boleh, yang beresiko dan tidak beresiko., terus adalah jalan keluarnya untuk kasus-kasus seperti saya ini.. dalam undang-undang itu dia masuk dimana. Informan 8 Gimana ya... sebetulnya di awal saya juga takut, takut dosa karena saya sudah membuang anak saya... apalagi waktu proses ditolong saya juga dijelaskan kalau undang-undangnya melarang.. tapi saya pikir kasus saya ini kan sudah masuk dalam kategori indikasi medis juga ya bu... DM saya sudah tinggi kalau saya hami kan beresiko juga sama saya. sebetulnya saya tidak tahu soal undang-undang itu bu, tapi kalau ada undang-undang ya paling nggak tidak terlalu kaku, maunya ada lah perhatiannya sama perempuan yang mengalami masalah dengan kehamilannya. Indikasi kan tidak hanya dilihat dari sisi medis aja.. kalau mental dan jiwa tidak siap kan perlu juga dipertimbangkan. Matriks 4.5.4.2 Kebutuhan akan Dukungan Kebijakan dan Pelayanan dari Pemerintah dalam Menangani Masalah KTD Informan Pernyataan Informan 1 Menurut saya maunya ada kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah perempuan yang tidak mau hamil tapi terpaksa harus menggugurkan. kan sudah banyak masalah dan kasus yang menyebabkan kematian pada perempuan tapi kayaknya pemerintah tidak sensitive dan tidak tegas, harus pemerintah memberikan perhatian dengan menyediakan pelayanan, kan nggak harus di legalkan tapi di buat aja kebijakannya, misalnya ditunjuk satu atau dua rumah sakit atau klinik untuk menangani masalah kehamilan yang tidak diinginkan. Klinik yang ditunjukpun harus diatur cara menanganinya, syarat-syarat yang boleh ditolong, kllinik itu juga harus bagus pelayanannya, bersih steril dan tidak jorok. kan banyak Universitas Sumatera Utara juga rumah sakit yang jorok. ya... kalau ditunggu semua masyarakat setuju dengan aborsi yang susah.. akan makin banyak perempuan yang jadi korban. Cara yang tidak aman kan resikonya bukan saat ini saja.. bisa juga bersifat jangka panjang. misalnya gara-gara tidak bersih bisa jadi kanker kan bahaya. belum lagi di media kita dengar banyak perempuan yang datang ketempat yang tidak aman, kasihankan mereka mati sia-sia. Padahal kalau ada wadah yang bisa menolong perempuan kan bisa ditolong jiwanya, dia tidak sakit dan tidak mati. jadi menurut saya perlulah pemerintah membuat kebijakan yang menolong perempuan, coba kita lihat sekarang ini banyak orang yang susah justru banyak anaknya, udahlah hidup susah tambah anak lagi... pemerintah juga maunya memberikan informasi tentang keluarga berencana kepada masyarakat. Informan 2 ya.. itu pemerintah menyediakan klinik yang khusus membantu perempuan seperti saya ini, hamil tapi tidak mau hamil... dan masyarakat juga harusnya tahu kalau ada tempat yang aman seperti klinik jadi kayak saya nggak sempat nyoba yang macam-macam,,., kalau dari awal saya tahu bisa dibantu diklinik ini saya nggak mau minum jamu-jamuan yang bikin saya panas. saya langsung aja datang kesini. nah... pemerintah tunjuk aja klinik yang bisa memberikan bantuan. di kilinik itu ada dokternya yang sudah terampil supaya kita nggak merasa sakit.. ada juga petugas yang bisa mendengarkan kita, sebetulnya awalnya saya juga nggak tahu apa yang akan dibuat kepada saya, tapi karena ada konselornya yang memberikan penjelasan saya jadi mengerti dan lebih siap. konseling itu bikin saya lebih relaks dan tenang.. saya betul-betul tidak ngerasa apa-apa. Informan 3 ya.. adanya aturan dan kejelasan yang dibuat oleh pemerintah mana aborsi yang boleh dan mana yang tidak boleh., dan untuk perempuan yang ingin mendapatkan pelayanan juga ada aturannya, harus ada syarat-sayaratnya, ada kriterianya, misalnya yang tidak boleh aborsi uintuk perempuan yang nakal. Bisa juga diatur sebelum membantu perempuan harus melewati beberapa proses terlebih dahulu, misalnya ada pemeriksaan medis, dan konselingnya supaya perempuan merasa aman. Pemerintah juga maunya menyediakan pelayanan tersebut, supaya tidak loose control ya ditunjuk aja satu atau dua rumah sakit atau klinik yang bisa memberikan pelayanan, sehingga pemerintah bisa fokus mengawasi rumah sakit yang ditunjuk. jadi nggak semua rumah sakit mendapatkan izin. Wadah yang dibuat untuk memberikan pelayanan aborsi yang aman Universitas Sumatera Utara juga maunya dilengkapi dengan program-program penyuluhan kepada perempuan supaya perempuan faham tentang masalah ini. maunya ditangai oleh dokter dan perawat yang sudah terlatih dan ahli dalam menangani masalah ini. tidak menutup kemungkinan juga ada psikolog, siapa tahu sesudah konseling justru lebih kuat untuk meneruskan atau kalaupun mau aborsi sudah dengan pertimbangan yang mantap. selain itu ada juga dari rohaniawannya. Pemerintah juga kalau bisa memberikan informasi tentang masalah aborsi yang tidak aman ini kepada masyarakat supaya masyarakat bisa mengubah pandangan negatifnya terhadap aborsi. kalau pemerintah sudah menunjuk tempat pelayanan yang masalah ini, juga diinformasikan kepada masyarakat, sehingga ketika ada perempuan yang memerlukan pertolongan di jadi tahu mau cari informasi kemana, jadi nggak sempat datang ketempat yang tidak baik. Informan 4 Maunya ada perubahan aturan yang dibuat oleh pemerintah.. ada kebijakan lah untuk membantu perempuan yang sedang mengalami masalah dengan kehamilannya dan ia tidak ingin. Bagus kalau ada perubahan hukum, wah saya mendukung.. kan masih banyak juga perempuan yang seperti saya tapi dia tidak tahu harus kemana . Informan 5 gini.. kan masih banyak juga ibu-ibu yang senasib dengan saya, asal alasannya jelas misalnya karena sakit, sudah tua dan nggak mungkin untuk hahamil kan harusnya bisa ditolong, yang penting hamil bukan karena perilaku yang buruk, kayak selingkuh gitu he.he.he. Jadi diatur saja sama pemerintah bagaimana sebaiknya menolong perempuan supaya tidak melakukan cara-cara yang beresiko itu. Informan 6 Ya itu lah... kalau undang-undangnya tidak boleh yang harus dibuat lagi... mungkin boleh untuk kasus-kasus tertentu.. ya kan ada batas- batas usia yang boleh dan tidak boleh untuk hamil... kan pemerintah juga sering kasi penyuluhan tentang ini. katanya kalau bisa jangan melahirkan di usia terlalu tua atau terlalu muda. nah.. saya kan sudah termasuk tua... yang mau bisa la.. lagipula saya kan sudah berusaha untuk mencegah hamil.. saya KB lho.. dengan KB suntik.. tapi ya namanya naas, saya hamil juga kan. Nah maunya untuk masalah seperti ini adalah kebijaksanaan dari pemerintah. Bikinlah ada klinik yang khusus menangani persoalan aborsi yang bisa dibantu dengan cara yang baik, jadi nggak perlu coba-coba berbagai cara yang tidak baik. Sudah itu supaya perempuan tidak datang ketempat- tempat yang tidak baik.. maunya adalah tempat pelayanan kayak klinik yang khusus menangani masalah ini, disitu selain ada dokter ahlinya ada perawat, ada juga itu tempat kita bisa curhat.. kalau mau curhat di klinik seperti ini kita kan nggak perlu malu dan masyarakat juga Universitas Sumatera Utara nggak perlu tahu kan masalah kita. Informan 7 seperti yang saya bilang bukan cuma saya yang pernah mengalami masalah ini, banyak teman-teman kantor saya juga pernah punya pengalaman. kebetulan aja mereka berhasil dengan cara-cara yang mereka buat. tapi saya juga pernah nyaris bermasalah padahal itu datang ke klinik, bayangin kalau datang ke dukun, Maunya pemerintah melihat masalah ini... harus ada satu unit pelayanan yang disediakan untuk menolong perempuan dan unit harus terbuka dan mudah di akses perempuan, jadi kalau-kalau perempuan mengalami masalah dia bisa langsung berkonsultasi ke klinik ini. Ya nggak harus semua rumah sakit dan klinik yang punya izin untuk memberikan pelayanan khusus ini buat perempuan... karena kalau banyak rumah sakit pun tidak di kontrol dengan baik... tetap aja punya resiko... saya yang pertama kan di tolong di klinik.. harus ada aturan juga.. penanganan dan pelayanannya harus bagus. menggugurkan ini juga kan punya masalah psikologis dengan perempuan.. ya ada lah konselornya jadi sebelum diberi pelayanan bisa curhat-curhat dulu jadi gak tambah stress gitu. Informan 8 ya maunya kalau undang-undangnya gak bisa dirubah, tapi adalah kebijaksan untuk menangani kasus seperti ini... mungkin pemerintah bisa saja kan menunjuk satu tempat sebagai tempat rujukan untuk masalah seperti ini... jadi kalau ditangani sama yang profesional kan perempuan tidak harus kemana-mana lagi... dia sudah tahu mau datang kemana kalau butuh pertolongan. selain itu kalau pemerintah sudah membentuk satu wadah, pemerintah kan bisa mengawasi wadah itu.. meskipun pemerintah tidak menyediakan wadah saya dengar banyak kok tempat praktek aborsi... ya yang seperti ini justru tidak bisa diawasi dan tidak tahu apa standar pelayanannya bagus atau tidak. Pemerintah lebih peduli saja sama perempuan, supaya perempuan indonesia ini tidak mengalami masalah karena aborsi yang tidak aman itu. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN